16

502 88 9
                                    

Warning : ooc, typo,
bahasa tidak baku

X

Akito menatap Hinata dengan malu-malu, dan bahkan berhenti mengunyah kuenya.

Hinata tahu, Akito adalah anak yang sensitif, dan kata-kata darinya akan menyakiti Akito jika ia tidak berhati-hati.

Meskipun ia juga sangat terkejut bahwa Akito memanggilnya ibu , sebenarnya tidak ada yang perlu disangkal saat ini dan membuat anak manis itu berpikir bahwa dia telah melakukan sebuah kesalahan.

Akito mungkin sudah lama telah menantikan kehadiran sesosok ibu dalam hidupnya. Anak itu pasti mengumpulkan keberanian lebih untuk memanggilnya seperti itu.

Memikirkan kemungkinan ini, Hinata merasa tidak tahan untuk membuka mulut dan mengoreksinya.

Hinata mengerutkan bibirnya, dan berkata kepada Sasuke.

" aku tidak tidak pernah meminta Akito untuk memanggil ku ibu, tetapi, Karena kita telah menikah, aku tidak punya masalah tentang bagaimana cara Akito ingin memanggilku "

Mengikuti pernyataan Hinata, Akito dengan santai memberinya senyum kecil, Senyuman yang begitu lembut. Hinata tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak memberikan kembali senyuman kepada Akito.

Fuu datang kembali dengan secangkir kopi hitam harum, membungkuk dan meletakkannya di atas meja kopi kaca di depan Sasuke, lalu dia bangkit dan hendak berjalan pergi. Sasuke menghentikannya dan meminta untuk membawa Akito pergi mencuci tangannya.

Melihat Fuu yang menghilang di sudut dengan memegang tangan Akito, Sasuke menarik pandangannya dan menatap Hinata lagi.

" Jangan lakukan hal-hal yang tidak perlu "

Meskipun tidak ada perbedaan antara tampilan dan wajahnya, tetapi ekspresi wajah Sasuke terlihat berubah dengan sangat tipis, tetapi perubahan halus ini cukup membuat Hinata gemetar. Bulu mata Hinata bergetar tak terkendali.

senyum kering terlintas di bibir Hinata.

" Maaf ? "

"Mencoba menjadi ibu untuk anakku, itu terlalu berlebihan "

Sasuke bersandar di kursinya dan memperjelas kata-kata nya

" kau lakukan apa yang seharusnya kau lakukan, jangan memberi ku masalah, dan kita bisa hidup berdampingan dengan damai. Kau benar-benar tidak perlu memainkan trik seperti ini.  Aku tidak ingin memainkan permainan keluarga yang bahagia dengan mu "

Hinata merasakan ketidakberdayaan. Didalam hati pria itu, apa yang ia lakukan selau memiliki tujuan dan motif tersembunyi. Hinata juga tidak pernah berpikir atau berinisiatif untuk mendekatinya.

Tetapi, ketika Hinata melakukan sedikit gerakan yang menurut pria itu arogan, dia akan menunjukkan cakarnya yang tajam dan memberi tahunya konsekuensi dari melewati batas

Hinata tidak tahu seperti apa karakter milik ibu Akito, dan seberapa baik dirinya agar bisa memiliki gelar sebagai ibu Akito. tetapi dirinya benar-benar tidak mengajari Akito untuk memanggilnya Ibu , Hinata juga tidak pernah terpikirkan sekalipun untuk menggantikan posisi ibu kandung Akito.

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang