Warning : ooc, typo,
Bahasa tidak baku.X
Hikari tiba-tiba menelepon dan mengatakan ingin bertemu dengannya.
Tempat dan waktu, dia lah yang menentukannya.
Hinata merasa sangat senang akhirnya ia bisa berbicara dengan putra nya, tetapi ibunya itu justru melemparkan ponsel kepadanya dan membiarkannya melihat video di didalamnya.
" Apa maksud nya ini ? "
Hinata bertanya kepada Hikari.
" Bukan kah kita setuju untuk melakukan panggilan video ? "
Hikari memutar-mutar cincin berlian berkilau di tangannya dan berkata dengan acuh.
" Kau lupa, jika kau setuju kau tidak akan bertemu dengan anak itu sebelum setengah tahun berlalu. Kurasa aku telah memberi mu begitu banyak kelonggaran. Jika kau tidak ingin menontonnya nya, tidak masalah "
Hikari hendak mengambil kembali ponsel miliknya.
Melihat postur itu, jika dirinya berani mengatakan satu kata lagi, bukan hanya bertemu, bahkan video ini, wanita itu akan menimbang untuk memberikannya, bukan tidak mungkin bagi wanita untuk bangkit dan pergi dari tempat ini sewaktu-waktu.
" Tunggu ! "
Hinata dengan cepat meraih ujung ponsel yang lain untuk mencegahnya.
Di sini, Hinata tahu bahwa dia benar-benar tersesat di hadapan wanita itu dan kehilangan hak nya untuk berbicara.
Wanita itu seperti pemain catur yang terampil.
Sejak Hinata memutuskan untuk menikahi Sasuke, setiap gerakannya telah diperhitungkan oleh wanita itu dengan sangat mudah.
Ketika Hinata secara sukarela dipaksa olehnha demi anaknya, ia menyalahgunakan kelemahannya sendiri dan memberi pegangan kepada yang lain.
Wanita itu tahu betul bahwa dirinya tidak akan berani menentangnya, dan juga tidak akan keberatan dengan peraturan dan permainanya. Hinata merasa seperti seekor anjing yang dia pelihara, dan selalu harus mematuhi perintah dari majikannya.
Hinata yakin wanita itu bisa melakukan apapun yang keluar dari mulutnya. dia selalu begitu kejam dan tegas.
Di matanya, tidak ada yang lebih penting daripada bisa hidup di kelas atas, bahkan jika harus mengorbankan putri nya.
" Tidak, ini cukup. Aku merasa puas "
Hinata menurunkan nada bicaranya, terdengar seperti hampir memohon kepadanya.
Wanita itu jelas senang dengan kepatuhannya, dengan segera ketidak senangan yang terselubung di matanya menghilang.
" benar, seperti itu. ambillah "
Hikari melepaskan tangannya dan menunjukkan Hinata senyuman yang selalu muncul di wajahnya, seperti topeng.
Hinata memeluk hadiah nya dan tidak sabar untuk memutar video di ponsel yang ada pada genggamannya.
Layar bergoyang sejenak, dan seorang anak kecil dengan Rambut hitam dan sweter abu-abu muda muncul di depannya. Dia berdiri di sana dengan tangan di belakang, menatap kamera dengan malu-malu.
" Ibu, apa kabar ? "
Hinata bisa saja menahannya, tetapi ketika dia mendengar suara anak itu, hidung nya tiba-tiba menjadi sakit dan matanya terasa panas.
Ia tidak pernah merasa memiliki kesadaran yang begitu jelas untuk menyadari bahwa anak itu masih hidup.
tetapi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionRATE : Semi M, T+ Hyuga Hinata, adalah seorang patissier berbakat. daripada memperjuangkan hak nya sebagai seorang patissier terkenal, ia justru mengunci dirinya dan menggantungkan hidupnya kepada siaran langsung dari sebuah platform berbagi video. ...