Don't Leave Me 3

1K 93 29
                                    

Pintunya terkunci saat Tobio hendak keluar. Lelaki manis itu pun berbalik, sedikit terhenyak kala mendapati Atsumu sudah berada di belakangnya persis.

"Atsumu, tolong pintunya." Tobio tersenyum, tanpa menaruh curiga sedikitpun dengan satu tangan Atsumu yang bersembunyi di belakang badan.

"Jangan pergi Tobio.." Netra kuning itu melirik rendah ke bawah, kalimatnya datar namun parau. Sebelah tangannya yang bersembunyi meremat gagang palu.

Tobio mengerjapkan mata, tentu ia tak bisa lama-lama berada di sini karena harus bekerja. "Atsumu.." tangan kanannya terangkat, memegang leher yang lebih tinggi seraya menatap matanya. "Bagaimana kalau setelah jam kerja kita bertemu lagi?"

"Apa jaminannya kau akan kembali?!" tiba-tiba saja Atsumu menyalak dan menjadi agresif. Tobio yang terkejut sampai mundur selangkah.

Bibir pria manis itu terbuka sedikit, ia merogoh tasnya berusaha mencari sesuatu dengan buru-buru. Atsumu di seberang maju selangkah. "Apa yang mau kau lakukan?!"

"I-ini.. Tempatku bekerja. Datang saja kalau kau tidak percaya."

Kening dan alis Atsumu yang menyernyit perlahan luntur saat melihat selebaran kecil, sebuah toko donat. Ia kembali menatap pada Tobio, raut wajahnya terlihat ketakutan dan tak nyaman.

"Aku akan mengajak anjingku berkeliling komplek sepulang kerja nanti.. Kau bisa ikut kalau kau mau, tapi aku harus berangkat kerja sekarang.. Tolong buka pintunya.."

Atsumu masih diam.

"Percaya padaku, aku tidak akan meninggalkanmu.."

.
.
.

Krincing..

"Tobio ada pelanggan."

"Ha'i!" Tobio segera kembali ke kasir usai minum secangkir coklat panas. Ia melayani pembeli yang memesan donat sebelum kembali bediri kosong menatap ke arah pintu.

Dug

"Jadi semalam bagaimana?" Hinata menyenggol pundak kawannya dengan alis naik turun.

Tobio mendengus dengan pipi sedikit merona. "Tidak ada.."

"Ha? Bohong. Kiss mark di lehermu itu sangat kelihatan tahu." kekeh yang lebih pendek.

Mata Tobio melebar dan cepat-cepat ia menutupi lehernya malu. Hinata semakin tertawa dengan tingkah kikuk rekan kerja sekaligus sahabatnya. "Ayolah cerita sedikit.. Aku benar-benar penasaran karena kemarin kau tiba-tiba menghilang."

Si biru menatap pintu sekali lagi, seolah menunggu kedatangan seseorang sebelum kembali menatap Hinata. "Dia.. Pria yang aneh.."

"Aneh? Aneh bagaimana?"

"Aneh dan juga rapuh, seolah-olah sangat takut ditinggalkan.. Aku kasihan dengannya.." Sejenak Tobio berhenti untuk mengingat sempat mencium aroma busuk dari pintu gudang apartemen Atsumu. Tapi, membicarakan tempat tinggal orang lain rasanya agak kurang pantas sehingga ia pendam saja.

Krincing

Keduanya menoleh ke arah pintu bersamaan. Itu dia, pria berambut kuning dengan stelan kaos berkerah layaknya bapak-bapak.

Atsumu tersenyum melihat Tobio, begitu juga sebaliknya.

"Wow itu orangnya? Lumayan lebih tampan dari mantanmu yang sehelumnya—"

Dug

"Hintaaa.." Tobio berbisik sedikit menekan. Takut-takut Atsumu mendengar dan menjadi risih.

"Tobio-kun.."

Atsumu berdiri di depan kasir. Tobio hanya membalas senyum. Seharian pria kuning itu duduk di salah satu meja di dekat jendela menanti shift Tobio selesai.

Mini Book Series (Kageyama Bottom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang