Dancing in The Rain 2

1K 101 5
                                    

15 tahun kemudian.

.

"Tobio-kunn, tinggal terima cintaku apa susahnya sih."

Pemuda bersurai tangerine membuntuti Tobio yang pulang dari ladang. Ia terus ribut mencari perhatian si kembang desa, namanya Hinata Shoyo, putra kepala desa yang manja dan suka pamer kekayaan.

"Nanti kalau jadi istriku semua tanah ini jadi milikmu, bagaimana?"

Tobio melirik pada yang lebih pendek kemudian menggeleng. "Tidak, terima kasih, Hinata-san.."

"Hei sawah orang tuamu juga bisa kubeli loh, ayo ya mau jadi istrikuu, Tobio-kun."

"Tidak terima kasih, Hinata-san.." Tobio menggeleng lagi, sejujurnya ia risih setiap hari terus diganggu oleh Hinata yang pantang menyerah.

"Hmm kalau sapi mau? Aku punya banyak. Kuda? Ayam? Kambing? Katakan saja kau mau apaa?"

"Tidak, Hinata-san.."

Tobio mempercepat langkah. Cebol itu apa maunya sih, ditolak setiap hari bukannya sadar diri malah semakin menjadi-jadi.

Memasuki pekarangan rumah, Tobio seketika membatu kala melihat dua buah mobil terparkir.

Masaka..

Jantungnya berdebar tak karuan sembari tangannya meremat keranjang buah-buahan. Tobio menelan ludah, selangkah demi selangkah, ia terus maju sampai akhirnya melihat sosok yang sudah lama pergi meninggalkannya.

"Oniisan.." netra Tobio melebar, bibirnya yang semerah sakura terbuka, sedikit terangkat menahan bahagia.

Harapan Tobio mmenanti bertahun-tahun hampir pupus lantaran Wakatoshi yang tak pernah memberi kabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harapan Tobio mmenanti bertahun-tahun hampir pupus lantaran Wakatoshi yang tak pernah memberi kabar. Namun sore ini, semua terbayar. Pria itu tumbuh menjadi seorang pemuda gagah nan tampan, pundaknya terlihat kokoh dengan proporsi tubuh bak seorang atlit.

"Tobio.." Netra olive yang berdiri di seberang ikut melebar. Wakatoshi sudah menduga jika saat dewasa nanti Tobionya pasti sangat cantik, hanya saja ini terlalu cantik lebih dari yang dapat ia imajinasikan.

"Dare??" seorang wanita yang sebelumnya tertutup tiba-tiba menyembul dari belakang punggung Wakatoshi. Netra coklatnya mengerjap menatap penampilan Tobio dari ujung kepala ke ujung kaki.

Sekilas, senyuman yang terpatri di wajah Tobio luntur berganti bingung. Pertanyaan yang sama juga terbesit di benaknya. Siapa?

Usashi yang sebelumnya tersenyum jadi memutar jengah bola matanya saat melihat ke arah Tobio. "Dia bukan siapa-siapa, Yumei."

Tuan Ushijima berdeham. "Ah dia adiknya Wakatoshi, kemarilah Tobio." sang kepala keluarnya mengayunkan tangan, mengundang putranya mendekat.

Gemuruh langit mulai terdengar.

"Sekarang memang sedang musim hujan." ujar Usashi di meja makan. Mereka semua berkumpul dengan Tobio yang duduk berseberangan dengan Wakatoshi. Senyumnya masih lesu.

Mini Book Series (Kageyama Bottom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang