Rey drop

10 2 0
                                    

Heyhooo ahhahaha selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Okeh kembali ke apartemen Kaesha, saat ini Rain sedang mendapatkan telfon dari pamannya soal keadaan ibunya

"Iya paman Rain juga lagi nyari info soal keberadaan ibu" ucapnya dan memandangi bulan dari jendela kamarnya

'huhhh masalah lagii' pikir Mahen yang malass hahh kenapa begitu banyak masalah?

'anak yang namanya Ce.. bodolah. Skrng lagi ngapain yah' keponya dan menguping pembicaraan Celia di dapurr

Tidak sopan Skali anda

"Hah udah deh, ntar aja di bicarain. Udh malam juga" ucapnya dan mematikan telfonnya, siapa yang dia telfon?

'nelfon siapa ya? Kepo aq mak' nih setan kepo amat sih

Karena tak tau apa yang ingin dilakukannya, dia pergi menuju tempat Rey berada

'nih anak engga tidur? Kok bangun? Perasaan tadi tidu--' ucapnya terhenti melihat Rey mimisan

Mahen panik, sangat panik. Apa yah harus dia lakukan? Dia memang penjaga Rey, tetapi soal yang begini dia engga bisa turun tangan

'Ahh kenapa harus menjaga anak ini dengan begitu banyak syaratt!!!' kesal Mahen, kenapa banyak sekali syarat yang di berikan oleh orang itu untuk menjaga anak ini?

"Ughh pusing, Sakit, sesakk..." Lirih Rey kesakitan, darah dari hidungnya terus keluar tanpa henti bagaikan air yang mengalir deras

'akhh sial sial sialll!!' Panik Mahen, dia segera pergi menemui Celia. Berusaha membuatnya kembali ke kamar

Berhasil! Celia berjalan menuju kamar, Mahen mendahului Celia untuk melihat keadaan Rey

"Kak Hiro..." Lirih Rey dan jatuh ambruk

Rey pingsan, suara yang cukup keras yang di timbulkan membuat Celia segera membuka pintu dan melihat Rey yang terbaring di lantai dengan penuh darah akibat mimisannya

"Innalilahi REYY!" panik Celia

Rain yang mendengar teriakan Celia segera keluar dari kamar dan mendapati Celia sedang membaringkan Rey di sofa

"Cel-"

"Cepetan telfon ambulans, Rey pingsan. Ntar gw jelasin" pintanya yang membuat Rain segera menghubungi ambulans

Setelah menelfon, mereka menunggu beberapa menit. Tetapi Rey tak kunjung sadar, apa yang terjadi?

"Cel kita bawa Rey ke bawah aja gimana? Skalian biar cepet ambulansnya ngangkut si Rey" saran Rain yang di setujui Celia

Celia pun menggendong Rey ala Piggiback Ride. Tak ingin menaiki lift karena itu mungkin akan membutuhkan waktu yang lama, yah walau sekarang lift sedang kosong

Entahlah, mereka sedang panik jadi engga mikir ke situ...

"Hufftt capek banget hahh" keluh Rain sembari membantu Celia membawa Rey

Ah mereka beruntung, para medis datang dan segera membawa Rey

Kebetulan sekali, Kaesha baru saja datang
'huh? Ada apa?' bingungnya

Baru saja ingin berbicara, dia terhenti kala melihat pasien yang di bawa para medis itu untuk menaiki ambulans ternyata adalah Rey

"Kaeshaa, beruntung Lo di sini. Itu ntar gw jelasin, skrngg ikutin ambulansnya" tarik Celia

Mereka pun mengikuti ambulan itu, uh bagian ini skip aja...

Hanya butuh beberapa menit untuk menunggu dokter keluar dari IGD, dokter pun keluar diikuti oleh susternya

"Gimana dok keadaan teman sy?" Tanya Rain

Sang dokter hanya tersenyum... Apa sih senyam senyum, orang lagi khawatir:)

"Pasien baik baik aja, pasien hanya kecapean. Tolong lain kali diawasi agar tidak terlalu kelelahan, kalau begitu sy permisi" pamitnya meninggalkan sang suster dan mereka bertiga

Setelah perginya sang dokter, mereka saling menatap. Masih sedikit bingung dengan apa yang di katakan dokter tadi

"Sus kita boleh liat temen kita?" Tanya Celia

"Kalian bisa menjenguknya nanti, sy akan memberi tahu kalian jika pasien sudah sadar. Permisi kalau begitu"
Pamitnya pergi meninggalkan mereka bertiga

Karena tak tahu ingin melakukan apa, mereka pun berjalan jalan ke taman RS. Tak ada satupun yang ingin berbicara...

"Cel jelasin yang tadi dong, si Rey kok bisa pingsan..." Tanya Rain membuka suara agar suasana tidak terlalu canggung

"Tadi sebelum gw ke dapur, si Rey udh ngeluh kyk sakit gitu. Jadi gw pergi ambilin air, pas udh ngasih gw ke dapur lagi... Lapar. jadi gw masak, tapi engga jadi karena tiba tiba perasaan gw kyk engga enak gitu, gw jalan ke kamar dan yah gw nemuin si Rey udh pingsan..." Jelas Celia

Rain dan Kaesha hanya diam, banyak pertanyaan di pikiran mereka. Sakit? Kelelahan? Tapi karena apa Rey bisa ngerasain sakit sampai pingsan gini? Kalau kelelahan mereka pasti sudah tau jawabannya....

"Btw, Sha Lo habis dari mana?" Pertanyaan yang di lontarkan Rain membuat Kaesha terdiam, lagian keluar engga bilang bilang, mampus kan:)

"Tadi abis da-" ucapnya terpotong
"Permisi? Keluarga pasien Audrey?" Tanya suster yang mendatangi mereka tiba tiba

"Ah kami temannya, kenapa ya sus?" Tanya Celia

"Begini, pasien sudah sadarkan diri. Pasien juga sudah kami pindahkan ke kamar inapnya" ucap sang suster dan memberitahukan mereka kamar inap Rey

"Makasih sus, kalau begitu kami permisi" ucap Rain dan mereka pun segera pergi menuju kamar inap Rey

Sesampainya di sana, tak ada yang ingin masuk. Entah kenapa langkah mereka untuk masuk begitu berat, seakan akan ada sesuatu yang menahan kaki mereka

Drekk

Pintu terbuka, menampilkan seorang lelaki yang sepertinya cukup dekat dengan Rey. Tetapi siapa?
"Ah maaf, permisi" lelaki itu pun segera pergi

'siapa?' pikir mereka

"Ngapain? Mau jaga pintu?" Perkataan Rey menyadarkan mereka

Mereka pun masuk dan mengelilingi brankar Rey
"Rey beneran engga papa?" "Rey tadi kok bisa mimisan?" "Rey..."

Pertanyaan beruntun dari teman temannya membuat Rey kembali pusing
"Heh Lo mah nanya satu satu, si Rey pusing lagi" tegur Kaesha

"Hahaha engga papa, Reyengga papa. Tadi cuman kecapean aja, lagian besok udah bisa pulang kalau infusnya udh abis" ucapnya menjelaskan perkataan sang dokter

"Alhamdulillah, besok jangan gini lagi. Besok ayok makan makan, gw ada menu masakan baru" ucap Celia di setujui oleh mereka bertiga

"Yaudah Rey istirahat aja, kita mau nyari makan bentar. Oiya Kaesha Lo yang jaga Rey yah, ayo Celiaa" Rain peka banget njay? Ahahahh Rain dan Celia pun meninggalkan mereka berdua

Di luar kamar inap Rey, Celia masih bingung
"Gw mager njerr"

"SUTT diem, mereka butuh waktu buat saling memaafkan. Biarin mereka bicara dulu"

"Lo kalau bicara bikin ambigu njer, lo pikir mereka ngelesbi? Gila sih Lo" gila gila, udh ada yang bicaranya ambigu. Di temuin sama orang yang nangkapnya beda, mantap sekali kawan kawan

Hahh mereka cukup ribut hingga di beri peringatan oleh penjaga yang sedang berkeliling memeriksa satu persatu kamar di sana

Kembali ke mereka berdua, Rey dan Kaesha hanya saling terdiam

Hening...

"Permisi" ucap sang penjaga yang sedang berkeliling. "Ah maaf ganggu pembicaraan kalian, permisi" lanjutnya dan kembali melakukan pekerjaannya

Setelah penjaga tersebut pergi, hanya kesunyian yang menyelimuti ruangan tersebut

"Maafin gw..."


-&-

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐔𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang