semangat UH

7 2 0
                                    

Karena keadaan gelap saat itu, mereka memutuskan untuk tidur di ruang tamu bersama. Di temani oleh Paman Reza dan juga Sky... Yang bisa di bilang di skors dari sekolahnya

Kenapa Sky di Skors? Karna dia abis mukulin anak pejabat yang katanya punya banyak akses(?) Di sekolah tempat Sky. Beruntung sih engga sampe di keluarin. Reaksi bapaknya?

Bapaknya aka Paman Reza lagi nyari semua kegelapan yang di lakukan pejabat tersebut, karena paman Reza ini sedikit mencurigai si pejabat itu

Kira kira bisa ketemu ga yah? Atau mungkin engga bisa? Hahaha ntar deh saya bahas lagi(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)

Yah walau hanya tertidur sebentar, tapi itu sudah sangatlah cukup untuk mereka. Jam sudah menunjukkan pukul 4.30. Rey yang paling pertama bangun diantara mereka berEmpat

Rey perlahan terbangun dan mengumpulkan nyawanya yang berkeliaran jauh

"Udah jam berapa?" tanya Rey yang masih setengah sadar

Paman Reza dan Sky yang asik akan kesibukannya sendiri sedikit tersentak kaget dan melihat Rey yang sudah terbangun

"Walah, dek Rey cepet juga bangunnya. Padahal sy niatnya bangunin jam 5" ucap Paman Reza

Sky melihat jam hpnya "jam 4.35, skolah jam berapa sih? Rajin amat"

Rey hanya tersenyum dan mengangguk "saya kebiasaan bangun cepat, didikan papa. Sekolah jam 7.15 sih, tapi hari ini saya ada piket" jawabnya sembari meregangkan tubuhnya

Paman Reza tersenyum sendu, dia tahu betul akan sahabatnya itu. Terlalu disiplin dan selalu To the Point "yaudah kalau begitu. Berani ga nih?" Yaallah pa Reza:(

Rey baru menyadari kalau lampu belum saja menyala, 'kenapa belum nyala sih!' Kira kira begitulah batin Rey saat ini

"Engga... Saya engga berani hehe" tawa canggung dari Rey membuat paman Reza tertawa lantang

Sky yang mendengar tawa lantang dari ayahnya hanya menggelengkan kepalanya "mau gw temenin?" tanya Sky sembari menatap Rey

"Engga papa? Takut ngerepotin. Tapi kalau Skynya bisa yaudah ayo, agak lama tapi ku usahain biar engga bikin Sky nunggu" ucapnya tanpa menunggu jawaban dari Sky, dia segera menarik tangan Sky menuju kamarnya untuk bersiap siap

'gw belom jawab anjir... Tapi kek kenal sifatnya. Pernah ketemu ga sih? Bodolah bodoh anjg' batin Sky yang tak mempedulikan tarikan Rey

Paman Reza yang melihat itu terkekeh, sudah lama dia tak melihat interaksi itu. Dimana Rey yang sedikit manja dengan Sky

Padahal mereka tak ada hubungan apa apa, bagaimana yah kalau Hiro melihat ini? Udah pasti Sky di gebukin sama Hiro

Beberapa menit kemudian, mereka kembali dengan Rey yang sudah siap. Dan yang lain sudah terbangun untuk Shalat berjamaah dengan paman Reza

Rey segera mendudukkan dirinya dan bermain handphone, tak mempedulikan tatapan dari Celia, Rain, dan juga Kaesha

"Cepet amat siap siapnya. Padahal belum waktunya, ntar yang ada kusut tuh pakaian" sedikit cibiran dari Rain

"Itu artinya anak orang rajin, ga kaya lo" yang jawab Sky

Nih anak suka amat nyari masalah anjir
"Mending loeh diem dech yah, gw ga butuh jawaban dari loeh yang tydack berguna ituh" ucap Rain dengan anggunly

Rey terkekeh "lebih hemat tenaga aja sih kalau buat Rey, kalau mepet kan buru buru. Udah gitu ntar ada barang yang kelupaan, jadi Rey siap siap dari sekarang aja. Lagian ini juga udah mau jam 6"

Perkataan Rey cukup masuk akal, mereka bertiga jadi berebutan ingin bersiap siap duluan agar tidak terlalu terburu-buru

Rey melihat mereka bertiga berebutan terkekeh
"Sky engga sekolah?" tanyanya sembari menatap Sky intens

Yang di tatap hanya terdiam
"Di skors, mukul anak cemen di kelas yang sok jagoan" jawabnya dengan ketus

"Kok bisa? Emang anaknya siapa? Anak pejabat? Pastii anaknya Om Fradyan yah??" tanya Rey dengan sedikit tebakan asal, tanpa mengetahui tebakannya benar

Paman Reza dan Sky kaget. Kok dia bisa tau? Kan ga ada yang pernah sebut dia anak pejabat atau apa

"Kok lo tau?" tanya Sky dengan tatapan mengintimidasi

Rey kaget juga "loh... tebakan Rey bener? Padahal cuman asal sebut, soalnya Om itu punya banyak masalah sama Papa. Ga nyangka aku" ... Waduh? Kenapa nih?

"Papa mu punya masalah apa sama Om ini?" tanya paman Reza dan mulai memperbaiki duduknya menghadap Rey, sepertinya dia sedikit tertarik akan hal ini

Rey mengangguk "iyah. Papa pernah pulang terus mukanya luka gitu, kayak habis berantem sama seseorang. Di situ awalnya Rey engga terlalu dengar, tapi terakhir Rey dengar kalau Papa ada masalah sama Om itu"

"Papa juga bilang buat jangan pernah mau ikut atau temenan sama kedua anaknya, uhh Triyana sama Werdian. Karena Papa punya masalah jadinya Rey nebak ke situ" jelasnya dengan sedikit detail, tapi hal ini berguna untuk mereka berdua

"Jadi dia punya saudara perempuan yah..." gumam paman Reza sembari mengangguk kecil

"Kalau ga salah juga mereka sepupuan sama Alex, iya ga sih?" tanya Rey memastikan sembari menatap mereka bertiga yang baru saja selesai bersiap siap

Kaesha mengangguk mengiyakan pertanyaan Rey
"Yaudah sih, Rey ayo. Katanya hari ini piket" ucap Kaesha mengalihkan topik, ada yang belum move on soalnya

"Ohh iyaa, yaudah ayoo. Kita duluann yahh" pamitnya dan mengekori Celia keluar dari sana

"Hati hati" balas mereka berdua dari arah ruang tamu, setelah kepergian mereka berempat. Mereka berdua hanya saling tatap dan terkekeh entah pada hal apa... Anak dan bapak

Okey mari kita ke arah mereka

Saat ini mereka munuruni tangga darurat, diakibatkan oleh kehabisan token ini. Ini asistennya pak Reza belum datang juga atau apa nih?

Sesampainya di bawah mereka di sambut dengan pelayan sana dan di berikan air, walah?
"Mohon di terima airnya, sy tau anda pasti sangat kelelahan. Tuan Reza meminta kami menyiapkan ini untuk para pemilik apartemen yang kelelahan akibat menuruni tangga darurat, di karenakan lift sedang tidak bisa di operasikan"

"Asisten Tuan Reza mengalami kendala saat ingin melakukan pengisian ulang. Terimakasih atas kesabaran anda, kami akan melakukan sebisa mungkin" jelas salah satu pegawai tersebut

Kaesha hanya tersenyum "kita maklumin kok, kalau begitu kami permisi dulu" jantung Kaesha dagdigdug, ini kesalahannya juga sih. Dia ada sebagian tanggung jawab untuk apartemen ini

"Ngerasa bersalah gw" gumamnya dan berjalan menuju parkiran tanpa mengetahui sedang di tatap aneh oleh teman temannya

Mereka pun segera menuju ke sekolah menggunakan mobil milik Kaesha
"Jangan lupa kita UH"

...

"ANJGGGGGGGG" teriak mereka bersamaan, seperti seseorang yang tak mempunyai agama. Canda:)

Rey tertawa terbahak bahak akan hal itu, reaksi mereka sangatlah lucu jika seperti ini
"Tadi kata Pak Bahar bisa bawa bantal kecil atau selimut, ntar ada waktu bisa tidur loh. Cek hp tidaa?" Ucap Rey dengan nada sedikit mengusili mereka

"Kok ga bilanggg??? Harusnya tadi gw bawa selimut kecil gw anjgggg" histeris Kaesha merutuki dirinya karena tak membaca pesan di grup kelas

"Yaallah, mana si Rey ga boong lagi" pasrah Rain yang sudah tak tahu lagi

Sementara Celia? Dia sudah diam merutuki nasibnya, tadi dia baca grup tapi malah lupa nyiapin barangnya

"Terus Rey bawa?" tanya Kaesha membenahi duduknya saat di lampu merah

Rey mengangguk "iya dongg, makanya bangun cepat biar bisa enak nyiapinnya" goda Rey dengan usil lagi

Ketiga dari mereka benar benar merasa bahwa hari ini sangatlah sial bagi mereka, tanpa di sadari mereka akhirnya sampai di sekolah

-&-

Maaciw yang udah sabar buat bacaa^^

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐔𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang