4 | Alfarizky

14K 1.8K 163
                                    

Vote!

.

.

.

Mang Kiman ketawa, dan gue juga ketawa meski tanpa suara. Tapi bukannya segala sesuatu dimuali dari hal kecil? Ini latihan, dan latihan untuk pemula nggak boleh berat, kan?

Mini market depan komplek itu tinggal lurus dari rumah gue yang emang di blok A1. Keluar gerbang utama dan di situ mini market nya bahkan tanpa nyebrang jalan. Mungkin mang Kiman mikirnya 'si Aden agak sialan' tapi gue nggak salah, kan?

Sampai depan mini market Mang Kiman parkir lalu matiin mesin. "Udah, Den. Terus Mang Kiman sini aja apa ikut masuk?"

Gue liat keadaan sekitar tempat parkir dan nyorot ke dalam juga lewat kaca besarnya. "Rame,"

"Jadi? Turun apa nggak?" Mang Kiman jadi ikut-ikutan celingak-celinguk.

"Nunggu ini orang yang pake motor gendut pergi, deh, Dega turun," Gue nunjuk om-om yang yang parkir di sebelah mobil kami yang udah siap pergi.

"Oke!" Mang Kiman sepakat.

Sepergina motor gendut itu, gue pastikan masker sama topi nutup muka sempurna, bahkan tudung hoodie kebesaran abu-abu ini gue buat makin ngebungkus diri. "Oke! Dega siap liat dunia!" Gue kepalin tangan.

Mang Kiman ikut kepalin tangan kasih dorongan semangat meski sambil kulum bibir dan bahunya getar.

"Mang ...," Gue jautuhin bahu liat wajah mang Kiman yang lubang hidungnya kembang kempis nahan tawa. "Dega mau liat dunia ini ... jangan diketawain,"

"Ini masih depan komplek, Den ...," Mang Kiman tetep nahan ketawa. "Selogannya kaya udah mau naik gunung aja?" Dan dia beneran ketawa.

Gue pasang muka datar di balik masker. "Awas aja suatu hari nanti Dega naik gunung Mang Kiman jangan panik dan nyariin," ancam gue dengan nyipitin mata dan natap nyalang Mang Kiman.

Tapi lagi-lagi gue malah diketawain kaya bocil. "Iyaa, Den ... iyaa,"

"Jadi turun nggak, nih?" Kesel, 'kan gue lama-lama.

"Loh turun dong!" Mang Kiman kasih dorongan semangat lagi.

Oke! Gue beneran buka pintu dan turun keluar. Jantung gue masih aman sejauh ini, tempat parkir hanya ada orang segelintir.

Masuk ke mini market dengan dorong pintu. Lumayan ada beberapa pelanggan. Nyampe gue ke tempat es krim dan seseorang di sebelah noleh ke gue. Gue makin turunin topi lalu ambil apa yang gue mau terus pergi ke kasir.

Rasa nggak nyaman mulai nyerang tepat nyampe di kasir, telapak tangan mulai basah, gue rasa beberapa orang mulai nyorot gue atau hanya perasaan gue, gue nggak tahu. Dan bener! Pas gue noleh ke antriean kasir sebelah, om-om dengan perut buncitnya liatin dari atas nyampe bawah. Damn! Jatung gue terserang, panik mulai menjalar dan kian berdebar nggak karu-karuan. Gue remas satu telapak tangan yang masih di balik kantung hoodie yang rasanya makin basah. Dan nggak lama semesata bergerak, berbaik hati hingga sekarang giliran gue membayar setelah antre.

"Ini aja, Mas?" tanya kasier.

Ngangguk, dan detik suara barkot discan gue keluarin uang. Barang belanjaan yang cuma beberapa biji itu dimasukin ke kantung plastik dan struk keluar setelah bayar. Buru-buru gue keluar pake langkah lebar.

Takut sialan! Gue nggak lemah, gue cuma takut jadi bahan perhatian orang. Gue ingat gimana 10 tahun yang lalu wajah ini dipeluk Mommy dilindungi saat media nyorot gue untuk kepentingan. Gue benci jadi tontonan, jadi pusat perhatian apalagi perhatian untuk sebuah kasihan. Gue sakit, gue malu.

Masuk lagi ke mobil dengan dada kembang kempis. "Pulang Mang," kata gue dengan nyadarin punggung ke kursi.

"Aden aman?" tanya Mang Kiman dengan nada yang gue denger seolah itu iba.

Dan gue jawab dengan acungin jempol aja.

Kami keluar tempat parkir dan putar arah balik ke rumah. Udah gue bilang ini dekat jadi nggak nyampe tiga menit kami udah balik lagi di pelataran rumah.

Turun lalu langsung masuk ke dalam, buka tudung hoodie, topi pun masker dan gue laju ke dapur.

Mommy senyum di sana dan jalan mendekat nyambut gue. Beliau mendongak agar kami bersitatap, karena gue lebih tinggi tentu aja setelah tumbuh dewasa, bahkan sekaran nyentuh angka 175 cm.

"Dapet es krim nya," tanya Mommy bangga

Gue ngangguk, dan kasih liat jinjingan yang gue bawa.

"Lah ini bisa?" Mommy makin bangga.

Gue balas senyum padahal masih coba netralin degup jantung.

"Ya udah dimakan nanti, sekarang makan bronis dulu, oke?" Mommy ambil alih es krim tadi.

Sekali lagi ngangguk. "Dega ke atas dulu naro ini," Masker dan topi gue kasih tunjuk ke mommy.

"Iya," jawab Mommy.

Gue ninggalin dapur lalu naik ke kamar, masuk dan tutup pintu. Duduk di depan akuarium Orenjus dan tarik napas setelah buka hoodie.

Orenjus di dalem rumahnya, mungkin dia tidur. Sekali lagi gue tarik napas. Makan bronisnya bisa gue tunda lima menit lagi biar mommy nggak terlalu was-was dengan air muka gue sekarang yang pasti masih jelas keliatan tengah ketakutan.

Ambil hp di atas meja, liat notifikasi dari web favorit bakalan sedikt mengobati, biar juga bisa sedikit haha hihi liat komentar pembaca yang ketawa setelah part baru yang gue up tadi siang.

Biasa kalau lewat ponsel hanya akan ada tulisan 99+, dan saat gue cek itu nyisain tujuh notif lagj, dan itu dari dm udah pasti. Gue geser ke dm.

Dan-

Deg! Jantung gue yang tadi terpacu takut dan sekarang mulai netral malah kembali diserang.

Pembaca yang kemaren pengin gue sapa ternyata dm duluan.

Gila, ini gue harus gimana? Telapak tangan gue kembali basah, seluruh tubuh rasanya kebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gila, ini gue harus gimana? Telapak tangan gue kembali basah, seluruh tubuh rasanya kebas. Gue terlampau bahagia, tapi takut juga.

Gue bahagia, nggak tahu kenapa gue seneng gila. Apa ini yang dinamakan dimensi pararel? Di mana orang-orang meyakini kalau kita memikirkan seseorang, orang itu artinya juga mikirin kita.

Dengan telapak tangan yang masih basah dan sedikit gemetar gue coba balas.

Terima kasih
Tolong tetap sehat dan bahagia, Alfarizky!

Terkirim.

Gue kulum senyum, satu yang gue tahu darinya, pembaca yang nyita waras dan perhatian gue ini bernama Alfarizky.

Tbc ...

cie nyengir! Follow lu! Wkwk ...

Btw dua hari buku DEGA nggak up abis Alfarizky up hari ini, guys! Mas Al ( semangkalegit ) sibuk. Biasanya nanti sore kan kalau Alfarizky up pagi?

Tapi tunggu aja! Buku Dega bakalan segera balik.

An for all : kalau tugas numpuk, itu dikerjain :) bukan baca bl! Apalagi nge-hvmv -_- biar nggak keteter!

Minggu, 16 Oktober 2022

ALFARIZKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang