6 | Adiwarna Al

12K 1.6K 280
                                    

Vote!

.

.

.

Selesai makan malam gue rebah ke ranjang dan main lagi ponsel.

Ibnu Dimas Alfarizky beneran dm gue di instagram tadi. Dan nggak tahu kenapa ujung-ujung bibir ini terus aja seolah ditarik paksa ke atas tiap ingat susunan katanya nyapa gue. Dia berisik, pesannya beruntun, pertanyaannya aneh dan agak lain.

Takut, tapi gue suka.

Sebisa mungkin gue nahan diri untuk tetap menjaga batasan. Tapi untuk pertama kali dia adalah orang asing yang ngajak gue bicara dan gue respon. Gue bahagia. Gue suka dia tanya, gue seneng dia nawarin diri mau jadi temen. Tapi sekali lagi gue masih takut.

Berakhirlah gue berhenti balas dm nya saat dia minta mau jadi temen gue, gue takut terlarut.

Penasaran, gue masuk ke feed-nya. Di sana indah, dapat gue simpulin dia adalah seorang pendaki, banyak postingan tentang alam dan gunung, atau langit senja di pantai.

Sosoknya? Gue senyum tipis, nggak tahu kenapa gue yakin dari sekian banyak foto manusia di feed-nya dia adalah cowok di tengah yang diapit dua orang di samping kanan kiri di salah satu postingan.

Dia tinggi, kulitnya tan, senyumnya menawan dengan ibuhan lesung di kedua pipinya. Memesona. "Astaga! Gue gila," Tapi gue beneran terpana.

Terus gulir ke bawah, dia adalah cowok dengan jas merah dari universitas ternama. Oke! Sekarang gue tahu kenapa dia nyuruh gue manggil Mas.

Terus ke bawah, semua indah. Gue nggak tahu itu di mana, tapi di sana banyak gambar lautan awan yang menawan.

Geser ke penandaan dari teman-temannya, banyak video, banyak foto. Dari mulai segerombolan orang mendaki, pun ada foto lain saat sosok Ibnu Dimas Alfarizky yang tengah berorasi di tengah-tengah lautan mahasiswa pendemo. Gue liat tanggalnya. "Oke! Ini belum lama, dan gue nggak tahu apa yang tengah terjadi dengan negera, jadi lupain, Dega!" Gue gulir lagi ke bawah.

Semakin ke bawah gue semakin senyum, hati gue hangat, Ibnu Dimas Alfarizky pasti orang baik, dari banyaknya orang dalam satu frame itu dia yang paling menyedot perhatian karena tubuh tinggi menjulangnya, meski itu hanya nampak punggungnya saja. Di foto itu menjelaskan bahwa mereka tengah melakukan kebaktian sosial menolong korban gempa di pengungsian dengan membagi makanan.

Gue semakin penasaran. Rasanya ingin tahu lebih dalam, mungkin gue bisa cari tahu tanggal lahir lanjut mempelajari rasi bintang dan jadi tahu pribadinya.

Gue Prabu Arya Pandega, gue seorang penulis, penulis adalah pengamat dan penganalisis dan semesta selalu bergerak mendukung dengan kebetulan-kebetulan ajaibnya.

Gue sentuh salah satu nama pengguna yang selalu satu tanda dengan Ibnu Dimas Alfarizky, Lindamega0202 di sana. Cewek cantik dengan rambut sebahu tapi sorotnya jelas terlihat ambis di ava-nya.

Gulir ke bawah, dan yap! Gue temukan satu feed-nya dengan Ibnu Dimas Alfarizky tengah meniup lilin dari kue di tangan si cewek cantik ini. "Dia pacarnya?" Dan gue liat caption, di sana tertulis, "Semua babi boleh pergi, kecuali monyet satu ini, tapi kalau semua monyet pergi, ya pergi aja! Selamat ulang tahun, Al! teman terbaik,"

Oh! teman ternyata. Dan nggak tahu kenapa perasaan gue lega. "Dega gila," Dan gue ketawa, beringsut bangun terus pindah ke kursi depan akuarium Orenjus. "Orenjus!" panggil gue.

Dia ngelongok di akuariumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia ngelongok di akuariumnya.

"Gimana kalau gue punya temen kecuali lo?" tanya gue. "Boleh, yah?" Gue minta ijin, tapi sorot matanya gue liat agak lain. "Oke! Bukan temen! Pacar deh!"

Dan gue balik lagi nyorot hp liat tanggal postingan tadi, itu 10 Februari. Dan gue abaiin Orenjus saat ini. Oke! 10 Februari! Ibnu Dimas Alfarizky adalah seorang Aquarius, jelas si independen, penuh teka-teki tapi bisa melihat sisi terbaik seseorang. Si pemilik Idealisme tinggi dan jarang puas akan sesuatu. "Cocok!" kata gue. Yakin dia adalah si pemilik pribadi kuat.

Balik lagi ke profil Ibnu Dimas Alfarizky, liat lagi feed-nya lebih teliti. Tompang dagu detik gue sampai lagi di salah satu postingan di mana gue yakin cowok di tengah yang senyum nunjukin dua lesung pipi itu adalah Ibnu Dimas Alfarizky.

Senyum gue makin mengambang tinggi. "Ibnu Dimas Alfarizky," gumam gue. "Mas Al," panggil gue dan setelah itu kulum senyum. "Dega mau temenan," Dan tanpa mikir lebih panjang lagi gue ke dm kemudian bales.

Ngekekeh, gue pake bahasa pamungkas para tokoh-tokoh fiksi yang suka dipake para author, meski pun gue nggak pernah pake, tapi itu lucu aja kalau dipraktekin ke dunia nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ngekekeh, gue pake bahasa pamungkas para tokoh-tokoh fiksi yang suka dipake para author, meski pun gue nggak pernah pake, tapi itu lucu aja kalau dipraktekin ke dunia nyata.

Dan setelah itu dia nggak bales, tapi gue liat dia aktif 48 menit yang lalu, jadi mungkin dia tidur atau sibuk. Besok gue cek lagi apa responnya.

Taro hp dan noleh lagi ke Orenjus.

Taro hp dan noleh lagi ke Orenjus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?" tanya gue ke dia. Mukanya seolah ngomong, "Kasihan banget ini bujang, coba sedikit jual mahal,"

Hela napas. "Takut kalau gue jual mahal nanti malah dicicil," Gue kasih penjelasan, meski dia mungkin nggak akan paham. "Lo tahu?" Gue lipat tangan di atas meja dan makin condongin tubuh ke Orenjus. "Ibnu Dimas Alfarizky yang seolah bagai keajaiban, di mana gue mikirin dia dan dia dm duluan. Di mana gue pengin nyapa dia, dia malah ngajak gue temenan." Jeda. "Lo tahu, Orenjus? Nggak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Bahakan daun kering yang tertiup angin, jika semesta nggak ngijinin dia gugur ... maka dia nggak akan gugur," jelas gue makin panjang lebar.

"Lalu sekarang—," Gue tegakkin duduk dan ambil lagi hp tunjukin ke Orenjus. "Ibnu Dimas Alfarizky, orang asing yang menyiksa perasaan gue karena senang dan takut secara bersamaan ini datang lalu bikin gue kelimpungan pun kecanduan pasti karena semesta yang menggerakan,"

Orenjus natap gue makin lugu.

"Jadi biarin, biarin Ibnu Dimas Alfarizky masuk ke dunia kita dengan dia membawa seluruh Adiwarna-nya," Gue senyum natap Orenjus penuh keyakinan. "Ayo kita coba hal baru dan bahagia!"

Tbc ....

An : Guys! Please ... kendalikan diri, kadang sumber rasa sakit adalah harapan dan keinginan. Ini fiksi.

Btw yang mau tahu dm-an nya Al-Dega pas Mas Al minta jadi temen ada di buku DEGA. kalian langsung aja ke acc mas Al semangkalegit dua buku ini lebih asik kalau dibaca selang-seling. Serius!

Oke!

Tolong tetap sehat dan bahagia

Kamis, 20 October 2022

ALFARIZKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang