Vote dulu, yash!
.
.
.
Malam makin larut, tapi bulan bulat sempurna makin terang menyala di atas sana. Gue sama mas Al masih jalan gandengan tangan nyusurin pantai.
"Mas Al," panggil gue.
"Dalem, Sayang?"
"Kalau purnama, air laut pasti pasang kan kaya sekarang. Terus surut besok pagi, itu pasti," kata gue dengan tetep jalan dan natap lurus ke depan.
Mas Al noleh ke gue nunggu kalimat selanjutnya.
"Tapi kalau cinta Dega ke Mas, nggak peduli purnama atau nggak, dia tetep pasang dan nggak akan pernah surut," Gue bales natap dia dengan sedikit mendongak dan senyum gombal.
Mas Al ketawa dengan rengkuh kepala gue ke lengan. "Buaya juga ini bayik," Dia usak-usak kasar rambut gue gemes pake satu tangan bebasnya. "Diajarin siapa, hum?"
Gue ngekekeh dan lepasin diri dari rengkuhan. "Mas lupa? Dega penulis, loh! Selain buku humor juga bikin buku romansa. Jadi Mas jangan kaget Dega bisa gombal begini,"
Mas Al ketawa lagi. "Iyaa ... si kang gombal," Dia cubit main-main hidung gue.
"Mas mau Dega gombalin lagi?" tanya gue dengan kembali gandeng tangan besar Mas Al.
"Boleh, nanti Mas bales." jawab Mas Al. "Jadi istilahnya nanti dua buaya adu skil," Lanjutnya ketawa.
"Ish," Gue mendesis nggak suka.
"Tapi, Dek," Mas Al lepas genggaman tangan kami terus rengkuh pinggang gue rapatin tubuh dengan terus jalan nyusurin pantai makin jauh. "Dega kan banyak tuh nulis buku, pasti banyak yah yang jatuh cinta meski belum liat wujudnya," tanya Mas Al. "Kaya Mas dulu ke Dega,"
Gue kedikin bahu isyarat nggak tahu.
"Masaa? Yang dm pasti banyak," Mas Al mulai menyelisik.
"Ciee posesif," Gue ejekin dia, meski sebenernya seneng. Brati mas Al cemburu kalau gue banyak yang jatuh cinta, walau kenyataannya gue nggak tahu juga.
"Seriusan, Dek ...,"
Gue ketawa. "Iya," jawab gue bangga mau liat ekspresinya. "Banyak yang dm bilang suka, gimana dong?"
Mas Al pasang muka datar.
Gue ketawa lagi. "Tapi Mas tenang aja, kan Dega sukanya sama Mas,"
"Mereka dm-nya gimana?"
Ternyata Mas Al masih belum mau beranjak dari topik dm-dm readers gue. Lucu posesif dan cemburunya yang dibikin sendiri.
"Banyak macemnya, Mas ... ada yang minta up, ada yang curhat, ada yang ngajakin jadi pacar, dari jadi seme-nya atau jadi uke-nya dan gilanya fujo-fujo juga mau Dega jadi male sub nya,"
Mas Al makin pasang muka males.
"Dih, kok mukanya ditekuk? Kan Mas yang mulai, Mas yang kepo," Aslinya gue nahan ketawa. Dia males sendiri padahal dia yang mulai. "Kalau ngambek brati uke,"
Mas Al tarik napas terus hembusin lalu pelukannya pindah ke pundak gue. "Iyaa ... iyaa, nggak apa-apa mereka begitu. Kan jelasnya dan kenyataannya Dega punya Mas Al sekarang. Jadi Ibnu Dimas Alfarizky yang tampan rupawan-lah yang menang," Dia noleh dengan sedikit merunduk dan senyum nampilin cekung dalam di kedua pipi bangga akan kehebatannya milikin gue.
Gue ketawa dan sikut rusuknya. "Dasar,"
Mas Al ikut ketawa.
Kami jalan makin jauh.
"Dingin nggak, Dek?" tanya Mas Al saat tiba-tiba semilir angin malam dari laut bertiup dan Mas Al makin eratin pelukan di pundak.
Gue gelengin kepala. "Ngantuk tepatnya, sih, Mas," adu gue manja.
"Ulu ulu ulu ... kasihan bayinya Mas Al," Mas Al berhenti jalan dan hadapin tubuh sepenuhnya ke gue. "Mau bobok?"
Nggak tahu, tapi bawaannya kalau udah diginiin pengin tambah manja aja ke dia, jadi kaya reflek gue kembungin pipi dan cebikin bibir bawah terus ngangguk. "Tapi buat balik ke penginapan jauh," rajuk gue.
"Ya udah sini," Mas Al tiba-tiba jongkok di depan gue dan nepuk punggung lebarnya sendiri nyuruh gue naik ke sana. "Ayo cepet! Mas gendong, kita balik ke penginapan,"
Gue terkekeh dan dengan senang hati naik ke sana.
Ringan Mas Al berdiri lalu putar arah dan jalan balik ke penginapan.
"Berat nggak, Mas?" tanya Gue dengan meluk leher Mas Al lalu tempelin pipi ke pipinya.
"Beratan cinta Mas ke Dega, sih!"
"Aaa!!" Gue mendokak dan goyangin kaki di gendongan. Aslian gue nggak mau salting. Gue kesel kalau dibalik gobalin begini.
Mas Al ketawa. "Ini yang disebut dua buaya adu skil,"
"Iiigh ...," Gemes gue ke dia. "Dega gigit loh, Mas!" ancam gue.
"Nyoh gigit!" Mas Al malah kasih pipinya.
Gue kembungin pipi dan balik ke posisi nyaman kayak tadi digendong anteng dengan kembali meluk leher dan tempelin pipi kami. "Apa-apa mau-mau aja,"
"Iya, lah! Asal diapa-apainnya sama Dek Dega, Mas pasrah terlenatang, karena Mas Al cinta beneran,"
"Naaa ...," rengek gue dibikin salting lagi. Agak sialan mau adu skil buaya ke buaya ini.
Siapa pun, tolong bawa Mas Al ke penangkaran sekarang!
Mas Al ketawa lagi.
"Udah jangan gombal mulu, Dega uwu phobia tahu!" rajuk gue kesel.
"Iya ... iya, Sayang, iyaa ..., udah nggak!"
"Hemb," Gue makin eratin pelukan di leher mas Al.
"Katanya tadi ngantuk?" tanya Mas Al.
Gue ngangguk. "Dega ngantuk, Mas ...," keluh gue.
"Ya udah tidur, mas jagain," Mas Al benerin gendongannya.
Gue senyum dan ngangguk, terua sembunyiin wajah ke ceruk lehernya dan mulai pejamin mata merasa begitu nyaman dan aman.
Terima kasih, Mas Al ... tempat yang Mas berikan di hidup Mas buat Dega begitu nyaman nyampai Dega nggak mau beranjak dan beneran takut kehilangan.
Terima kasih, Mas Al ... Dega bahagia dengan dunia warna-wari yang Mas Al berikan.
Boleh Dega egois? Boleh Dega minta kita selamanya bersama? Mungkin Dega bisa gila kalau nggak ada lagi Mas Al di sisi Dega.
Dega bahagia, Mas.
Dega mau kita bareng-bareng.
Dega nyaman.
Dega bahagia, tolong peluk Dega dan genggam tangan Dega seterusnya. Meski yakin nggak akan mungkin ada yang baik-baik aja di dunia ini dan kita nggak tahu jalannya di depan sepeti apa, tapi yakin kita akan baik-baik aja kalau bersama.
"Dega sayang, Mas Al. Tetap di sisi Dega, yah, Mas?" Hanya sebaris kata itu yang keluar dari bibir gue dengan berbisik di ceruk lehernya dari sekian banyak kata yang berjelal-jejalan di kepala.
"Husst ... tidur, Sayang ...," Suaranya lembut, bahkan lebih lembut dari semilir angin malam dari laut yang bertiup.
Tbc ....
An : janji nggak baper?
Jumat, 23 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARIZKY
Teen FictionDia Alfarizky, cowok yang kasih tahu gue bahwa dunia itu indah, dunia nggak semenyeramkan apa yang gue pikirkan, dunia bakalan ramah kalau kita ramah. katanya, "Jadilah orang baik, maka kamu akan diterima di mana pun dan siapa pun, tanpa ditanya suk...