Vote!
.
.
.
Sekarang udah jadi sangat jelas, gue udah nggak tahu di waktu kapan gue sekarang berada dan bernapas. Segalanya masih sama, gue yang duduk menekuk lutut dan memeluknya di tengah hamparan rerumputan di bawah Matahari sore oranye tanpa bayang apa pun di sisi tumur.
Rindu ini masih sama, sakit di otak dan rongga dada masih sama, nuansa asing tapi mendamaikan ini masih terasa nyata, nggak tahu udah berapa lama gue menghurip udara di sini yang memang terasa lega tapi tetap sesak di dada.
Suara Mommy selalu menyerempet telinga, yang selalu gue denger lewat bersamaan dengan angin semilir yang membelai helaian rambut. "Ayo bangun, Sayang," itu yang selalu gue denger.
Tapi gue nggak pengin pergi dari sini, terlalu sakit kalau gue beneran liat Daddy dan Mommy, pun liat kenyataan untuk gue terima.
Makin erat memeluk kaki lalu meletakan pipi kiri ke ke lutut yang gue tekuk. Biarlah ... biar gue di sini aja, di sini dalam kesedihan yang hening—sendirian.
"Bangun, Dee ...," Sekali lagi suara Mommy menyerempet indra, dan detik selanjutnya isak mommy yang gue terima.
Langit sore berubah malam kelam, gerimis datang dan gue milih tetap diam dengan tetap memeluk lutut.
"Mas, Dega nggak mau bangun ...," Getar suara Mommy meski tetap menggaung. "Mas ... aku mohon bawa Alfarizky ke sini, demi Dega, demi anak kita,"
"Tidak! Dia hanya sakit,"
"Aku ibunya! Aku tahu apa yang dia rasakan, Mas ... aku mohon ...,"
"Dia hanya perlu minum obat,"
"Nggak semua sakit butuh obat doketer, Mas! Aku mohon ..., bawa cintanya kembali ...,"
"ITU BUKAN CINTA!"
Lagi-lagi kalimat itu mengguncang dada. Hamparan rerumputan berubah jadi lautan dan detik itu juga gue tenggelam.
Semampu gue, gue coba timbul ke permukaan ambil napas yang tersendat. Gerimis berubah menjadi hujan lebat.
"ANAKMU ITU MENYIMPANG!"
Gelombang ganas naik lalu menghantan dan kembali menenggelamkan.
Gelap, dingin dan mengerikan. Gue benar dalam gelap yang nyata, gelap malam dan gelap lautan. Dada ini sesak, napas gue tersendat.
"MAS!!" Mommy gue dengar mengais. "Beri Dega kesempatan!"
Gue coba timbul lagi, tapi dada gue udah sesak sekali.
"Dega hanya sakit! Bukan butuh Alfarizky!"
Dan lagi-lagi ombak tinggi menggulung lalu menghantam gue lagi.
Suara bising riuh yang nggak gue tahu mulai berhimpitan dan berjejal-jejalan masuk ke telinga. Debur ombak, suara hujan, petir dan guruh menambah kebisingan perdebatan antara Daddy dan Mommy.
Gue coba kembali naik kepermukaan, tapi sakit begitu menikam, air laut seolah menarik tubuh kian membandul untuk masuk ke dalam, gue kembali tenggelam. Sakiit, hati gue sakit, paru-paru gue terhimpit, gendang telinga kian lama kian terasa ngilu seolah dipaksa jebol dari luar karena tekanan air.
"Mas lunakkan hatimu ... Dega anak kita," ratap Mommy.
"Arrgh!"
Semakin berat, semakin gue tenggelam ke dasar. "Mas Al, Dega nyerah, Daddy nggak mau ngalah," Gue tutup mata dan pasrah membiarkan ganasnya laut menelan lalu suara apa pun mulai tak terdengar.
Biar gue pergi, berharap untuk hari yang lebih indah di kehidupan setelahnya nanti. Rasa sakit akan kekalahan cinta yang kisahnya bagai berlarian dalam labirin kaca udah nggak bisa gue paksain lagi.
Ini cinta, sama dengan cinta antara gadis dan laki-lakinya, tapi tetap salah dengan adanya norma.
Gue semakin pasrah dan tenggelam dengan dada kian terasa terhimpit karena tekanan air. Cinta gue kalah. "Mas Al, Dega nyeah," Sekali lagi gue pasrah.
part ini dipotong untuk kepentingan penerbitan
___End___
Mau ngomomg apa sama :
-Prabu Arya Pandega
-Ibnu Dimas Alfarizky
-Ibuk-nya Mas Al
-Mommy-nya Dega
-Daddy-nya Dega
-Orenjus
-Dae Mahanta
-Semangkalegit
Akhir kata, terima kasih kalian yang udah nemenin Al-Dega nyampe tamat.
Dan tentu aja terima kasih juga buat Mas Al semangkalegit yang udah mau diajak gabut bareng dengan ngerjain project percobaan dua POV ini. Maaf suka bikin repot dan nyebelin karena kadang maunya menang sendiri. Terima kasih udah sabar ngadepin gue, dan satu lagi! Lo keren, Mas!
Gimana? Suka cerita ini?
Part mana yang paling jadi favorit?
Ini agak angst ya?
Tapi nggak apa-apa, semoga bisa menghibur
Sekali lagi terima kasih udah nemenin gue kayak sebelum-sebelumnya, dan rasanya beda aja karena gue juga ditemenin sama semangkalegit
Tolong kalian semua harus tetap sehat dan bahagia.
30 Januari 2023
Dae_Mahanta
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARIZKY
Teen FictionDia Alfarizky, cowok yang kasih tahu gue bahwa dunia itu indah, dunia nggak semenyeramkan apa yang gue pikirkan, dunia bakalan ramah kalau kita ramah. katanya, "Jadilah orang baik, maka kamu akan diterima di mana pun dan siapa pun, tanpa ditanya suk...