Vote!
.
.
Semenjak Ibnu Dimas Alfarizky menyetujui kesepakatan bahwa kita menjadi teman, hari-hari gue terasa berbeda, sekarang nggak cuma Orenjus doang yang gue ajak bicara, tapi juga seseorang di seberang sana.
Nggak tahu, gue cuma lihat sosoknnya lewat maya, selalu bertukar pesan, membicarakan hal random dan sekejap dia merubah segalanya. Buku-buku gue? Iya, yang awalnya humor perlahan berubah menjadi romansa, dan di sana gue mulai berani membuka diri dengan membawakan boyslove yang penuh rasa, warna, pun aura baru. Berusaha membawakan cerita boy x boy dan memberi tahu penikmat romance bahwa itu juga nggak kalah manis dan indah dari pada kisah cinta antara boy x girl.
Nama pena gue semakin naik, di luar ekspektasi gue justru mendapat sambutan baik, buku-buku gue mulai dilirik dan dipinang penerbit.
Bahagia gue bertambah, jadi semenyenangkan ini melalukan hobi dengan bumbu bahagia dalam hati.
Ibnu Dimas Alfarizky? Sekarang gue manggil dia Mas Al. Gue merasa kami semakin dekat dan begitu akrab, bahkan gue nggak bisa sehari aja tanpa kabar sapa darinya.
Gue tahu dia sibuk sama tugas kuliah, kegiatan organisasi-nya pun kegiatan lain, yang juga kadang ditambah bantu Ibuk di toko rotinya.
Nggak tahu, gue nggak bisa barang sekejap saja ditinggal, dan entah kegilaan dari mana gue benar-benar menujukan sisi manja.
Gue beneran nggak mau ditinggal, tapi kadang dia suka nakal ngerjain gue dengan sengaja nggak bales pesan. Kalau agak jengkel gue bakalan spam biar dia pusing dengan ponselnya yang pasti bakalan terus-terus berdenting dan bergetar. Contohnya kayak gini,
Tapi jawabannya agak sialan, dia malah ngejek gue sekalian. Kesel? Lumayan, tapi itu menggelitik hati dan bikin gue malah terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARIZKY
Teen FictionDia Alfarizky, cowok yang kasih tahu gue bahwa dunia itu indah, dunia nggak semenyeramkan apa yang gue pikirkan, dunia bakalan ramah kalau kita ramah. katanya, "Jadilah orang baik, maka kamu akan diterima di mana pun dan siapa pun, tanpa ditanya suk...