Apakah kalian tau jika Narendra bukanlah anak yang seperti kelihatannya di rumah. Memang sekarang dia sudah menjadi anak perkuliahan yang sangat sibuk dan jarang pulang. Namun, alasan kenapa jarang pulangnya itu bukanlah karna mata kuliah, tetapi karna dia sering sekali pergi ke klub.
"Apakah hari ini kamu bekerja?" Tanya pemuda laki laki dengan hoodie hitam dan rambut bounette nya.
"Hah? Apa kamu bilang?" Pasalnya orang yang di tanya tadi sedang memakai earphone dengan volume yang sangat keras.
"Aku bertanya, apa kamu pergi bekerja hari ini?"
Sekarang sang empu kembali memasang earphonenya dan hanya mengangguk sebagai jawaban dari pemuda yang lebih tinggi darinya.
"Aku ikut." Ucap pemuda bounette itu, ia sudah melepaskan salah satu earphone pemuda dihadapannya.
"Apa kamu gila? Tidak." Tolak pemuda itu, ia ingin memakai kembali earphonenya namun dengan cepat tangannya di tahan oleh pemuda di hadapannya.
Pemuda bounette tadi tidak langsung melepaskan cekraman tangannya, tetapi dia malah memperkuat cekramnya yang membuat sang empu meringis kesakitan.
"Lepaskan!"
"Tidak sebelum kamu mengizinkan aku ikut."
"B-baiklah."
Dengan senyum semeringah dia segera melepaskan cekraman itu lalu memilih duduk di sebelah pemuda imut itu.
"Nantha."
Hanya terdengar helaan napas kasar dari pemuda imut itu.
"Nanth-"
"Berhentilah memanggilku Nantha sebelum ku penggal kepalamu." Ancam Narendra lalu pergi dari sana.
"Kenapa dia tidak suka? Padahal jelas jelas dia adalah Nantha."
Tidak selang lama pemuda bounette itu menyusul Narendra, bahkan sudah menyamakan langkah keduanya.
Narendra hanya fokus dengan bukunya tanpa menghiraukan pemuda yang terus menoceh di sebelahnya.
Jujur saja, Narendra capek dengan pemuda yang tidak dia kenal itu.
- Sulung & Bungsu -
Mereka berdua melangkah masuk kedalam sebuah klub yang sangat ramai. Narendra memang bekerja di klub ini sebagai tender, dan tidak disangka ternyata pemuda bounette itu juga bekerja disini tapi berbeda pekerjaannya.
"Apakah kamu yang bernama Athares?" Tanya Mara, teman bekerja Narendra sekaligus kakak tingkat dia di kampus.
"Apa kamu mengenalnya? Sungguh, aku tidak ingin mengetahui namanya." Ketus Narendra sambil sibuk mengganti pakaiannya.
Iya, mereka sedang berkumpul di ruang ganti sambil menunggu jam kerja staff sebelumnya berakhir.
Karna ternyata jam kerja staff satu baru berakhir pukul 12 malam nanti sedangkan sekarang masih jam 11.
"Astaga, kamu lama sekali, aku ingin mengajakmu kesuatu tempat sebelum jam kerja kita di mulai." Pemuda bounette itu membantu Narendra memasang satu persatu kancing bajunya.
Narendra terdiam, ia tidak tau harus menanggapinya bagaimana. Otaknya kacau hanya dengan kejadian didepan matanya sendiri.
"Nantha, kamu masih tetap tampan seperti dulu dan kamu tidak pernah berubah. Selalu lambat dan dingin, tapi aku tetap menyukaimu."
"Apa kamu berguman? Sudah ku bilang namaku bukan Nantha!" Sedetik kemudian senyum itu luntur dan kembali dengan wajah dingin itu.
"ah, maaf. Aku hanya kepikiran seseorang yang pernah ku temui dan dia sangat mirip denganmu. Lagian kita belum kenalan satu sama lain, jadi aku tidak mengetahui namamu."
Helaan napas terdengar lagi.
"Ternyata kamu sangat cerewet." Kesal Narendra, ia sedari tadi hanya melipat kedua tangannya depan dada sambil terus mendengarkan ocehan demi ocehan tersebut.
"Aku Athares." Dia mengulurkan tangannya untuk berjabatan.
Narendra membalas uluran tangan itu, "Narendra."
"tuh, beda tipis namanya."
"Aku bukan Nantha tapi Narendra!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- Sulung & Bungsu -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nicole Athares Pragana
- si penggemar rubah - kehilangan sosok Nantha namun bertemu dengan sosok yang tidak kalah baiknya yaitu, Narendra - anak jurusan seni lukis
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baraga Nantha Juliawan
- si rahasia - sesuatu yang mengerikan terjadi padanya - pengagum pelangi dan hujan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mara Adhipa
- seorang inteovert yang sedang berusaha menjadi seorang ekstrovert - pengagum rahasia seseorang - benci keramaian