[02] Si Kecil Butuh Sandaran

247 148 5
                                    

[ Seoul, 2020 ]

Air matanya tidak kunjung berhenti mengalir, hatinya terasa sangat sakit melihat orang yang selama ini ada di sisi nya terbaring kaku dengan tubuh yang sangat dingin. Bukan hanya dia yang merasakan kehilangan, namun kedua saudaranya juga sama dengannya. Dan si kedua sudah dalam keadaan mabuk karna tidak bisa menerima kabar tentang kematian sang ibu.

Ibu dari tiga anak itu pergi setelah di diaknosa mengidap penyakit kanker paru paru stadium terakhir. Bagaimana bisa dia menyembunyikan semua itu dari ketiga anaknya hingga detik detik akhir hayatnya? Yang bisa begitu hanyalah orang hebat, orang yang begitu sayang dengan anaknya.

"Berhentilah menangis." Ucap seorang pemuda pendek, ia menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna putih dengan bordiran bunga di pinggirnya.

"Tidak bisakah aku ikut dengan ibu, kak?" Tanya gadis itu lirih.

Sontak pemuda pendek itu segera menoleh kearah adeknya, dia sangat terkejut namun masih bisa mengontrol raut wajahnya. "Tidak, sangat tidak bisa." Ucapnya santai.

"Lalu apa aku harus seperti ini ter-"

"Berhentilah berbicara omong kosong!" Sela pemuda pendek itu cepat, ia segera pergi dari sana setelah membentak adek bungsunya.

Kembali menangis tanpa suara di ujung ruang pemakaman, duduk bersandar sambil melipat kedua lututnya dan memeluknya, menenggelamkan kepalanya diantara kakinya. Hingga sebuah tangan menepuk pundaknya dua kali.

"Bangunlah."

Suara lembut itu membangunkannya, terlihat di hadapannya seorang pemuda kurus nan tinggi sedang menatapnya khawatir.

"Apa kamu sudah makan?" Tanya pemuda tinggi itu, sebenarnya dia tidak tega melihat badan adeknya yang sangat kurus.

Gadis itu hanya menjawab dengan sebuah gelengan kepala kecil.

"Kau harus mak-"

"Tidak usah. Terima kasih atas perhatianmu, kak."

Dia kembali dengan posisi sebelumnya, tetapi kali ini pemuda tinggi itu menarik paksa gadis dihadapannya untuk berdiri lalu memeluknya erat.

"Berhentilah menangis."

Pelukan itu terasa sangat hangat dan nyaman sebelum akhirnya, ia jatuh pingsan dalam dekapan sang kakak.

Pelukan itu terasa sangat hangat dan nyaman sebelum akhirnya, ia jatuh pingsan dalam dekapan sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Sulung & Bungsu -

tbc.

TAKDIR KEHILANGAN : RYUJIN [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang