[11] Ini Kenyataan

132 128 6
                                    

[ Seoul, 2012 ]

Remaja itu kembali lagi kerumah yang setahun lalu dia datangi. Mengetuknya beberapa kali dan kali ini papanya yang membukakan pintu.

"Kemana saja selama setahun ini?"

Nantha hanya menatapnya tanpa minat.

"China."

Anak berusia 11 tahun ini tidak kalah menyebalkannya.

"Masuklah."

Dia masuk kedalam dengan membuntuti papanya dari belakang. Dapat dia lihat ada kedua saudaranya sedang asik belajar sambil bercanda di halaman belakang sedangkan perempuan lembut itu terlihat sedang memasak.

"oh, kamu kembali. Ayo ikut makan siang."

Dan Nantha hanya mengangguk.

"Apa kamu kesini karna hal yang kemaren?"

"Iya."

Danu hanya menganggukkan kepalanya paham, setelah itu dia memilih kursi paling ujung di meja itu. Dan Nantha mengikutinya, duduk di kursi sebelah kanan Danu.

Tidak lama kembalilah perempuan itu dengan kedua anaknya.

"Kembali lagi." Ujar dingin remaja yang lebih pendek dari remaja sudah dia ketahui identitasnya itu.

Nantha tidak seperti tahun lalu yang masih takut dan terus menunduk, sekarang lihatlah dia tetap mendongak dan menatap semua orang di hadapannya. Dia juga merespon ucapan seseorang hanya dengan anggukan kepalanya saja.

Tidak ada obrolan diantara mereka, yang terdengar hanyalah suara detingan sendok dan piring.

"oh, apa kalian sedang kumpul keluarga? Rame sekali." Ucap seorang anak perempuan yang tiba tiba turun dari tangga rumah itu.

Dia mengambil tempat di kursi kosong yang ada disebelah Nantha, tidak ada senyum diwajahnya yang ada hanyalah wajah dingin dan kesalnya. Mereka berdua sangat cocok sampai semua orang menatap mereka curiga dan aneh.

"Aku datang kesini mau ngomong sesuatu."

Perempuan di sebelahnya itu menggandeng jari telunjuknya, Nantha tidak paham tapi ada rasa nyaman sendiri di hatinya.

"Aku ingin bersama kalian."

Semua orang kaget kecuali anak perempuan itu.

"Apa maksudmu?"

"Aku anak kalian, aku ingin tinggal di sini."

Kedua remaja laki laki itu sudah mengambil ancang ancang ingin memukulnya.

"Dengarkan saja dulu alasannya." Sahut anak perempuan itu.

Semua orang kembali diam.

"Karna aku juga anak kalian, aku ingin merasakan rasanya kasih sayang orang tua. Waktu aku bayi papa emang membuang aku- ah lebih tepatnya menitipkan aku pada tante Chana karna aku anak kembar. Dia kembaran aku, Narendra. Apa salahnya aku ingin bergabung dengan keluargaku? Kan aku juga anak kalian. Bukankah begitu, pa?"

Mereka semua terdiam mendengar penjelasan dari Nantha.

"Siapa nama aslimu?"

"Baraga Nantha Juliawan, aku sering di panggil Njun atau Nantha."

Tiba tiba Irene memeluk Nantha sangat erat. Air mata perempuan itu sudah mengalir sedari tadi. Dia merindukan anaknya yang selama ini dia cari.

"Mama kangen sama kamu, Nantha."

Nantha memejamkan matanya, merasakan pelukan hangat dari keluarganya. "Aku juga begitu, ma." Batinnya.

TAKDIR KEHILANGAN : RYUJIN [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang