Malam itu....
Pukul sebelas malam.
Segerombolan air yang berasal dari langit, mengepung kawasan padat penduduk tersebut.
Desiran angin serta menggelegar nya Sambaran petir, membuat seorang pemuda bernama Arkana Gabriela itu tertahan.
Menghela nafas, setiap kali matanya melirik kearah jam tanga, lalu kembali memandangi hujan yang terus jatuh dengan derasnya, tanpa tahu kapan akan mereda.
Membuatnya ragu untuk pulang sembari membawa payung, Menerjang hujan.
Walaupun tempat tinggalnya hanya masuk sedikit kedalam gang, tidak jauh. Tapi kilatan petir terus menyambar nyabar, membuatnya takut.
Namun menunggu hujan reda mau sampai kapan? Sudah lewat satu jam, intensitas nya malah semakin besar.
hujan seperti ini mungkin akan awet pikirnya, namun tidak mungkin juga dia jika harus menginap di warungnya.
Warung itu sangat sempit, juga tidak ada alas tidur, lebih lebih lagi soal keamanan. Siapa yang menjamin, dia akan tidur dengan tenang? Sementara pintu warung hanya bisa digembok dari luar. Jika ada orang jahat yang memaksa masuk, akan celaka hidupnya.
Lebih-lebih lagi disekelilingnya, yang hanya Diisikan warung warung berjajar, tetapi sudah sepi. Mereka sudah pulang dari jam sembilan tadi.
Ketika awan masih pekat pekatnya menahan air didalamnya. Sementara pada saat itu, pelanggannya sedang bayak bayaknya, membuat Arkana menunda sejenak kepulangan nya.
Memang Arkana biasa pulang malam karena warung kopinya buka setiap jam sebelas siang hingga pukul sembilan malam.
Di warung itu dia tidak hanya menjual kopi saja. Namun menjual mie instan rebus yang sudah matang juga.
Memang warungnya itu seperti sebuah tempat nongkrong asik para pekerja proyek yang tidak jauh dari sana.
Walau begitu Arkana tetap menjaga kehormatannya, seperti jika ada pria-pria nakal yang menggoda, ia tetap akan melawan mereka.
Karna jika ditelisik lebih dalam Arkana memiliki wajah ayu bak seorang Dewi, dan memiliki lekukan tubuh yang indah bak seorang wanita, siapapun yang melihat Arkana, pasti mereka akan mengira Arkana merupakan gadis tomboy yang berpenampilan layaknya seperti pria. Nyatanya Arkana adalah pure lelaki tulen.
Kadang acap kali Arkana digoda oleh pria hidung belang atau pria bermata keranjang, beruntung Arkana bukan termaksud orang yang lemah yang mudah di goda.
DUAARRRR!!!!
Suara ban meletus membuat Arkana terkejut bukan main, kemudian nampak mobil tersebut yang sedikit Oleng mengarah ke arahnya.
Ckiiiiiiiitttttt!!!
Dan berhenti dengan sempurna didepan, tepat disebelah warungnya.
Arkana mengelus dadanya, jantungnya masih berdebar kencang akibat terkejut, untung jantungnya tidak copot.
Omong omong, apa yang didalam mobil itu, baik baik saja?
Arkana tertegun terus mengamati sebuah mobil jenis Avanza berhenti di depan kedainya.
BRAAKKK!!
seorang pria keluar dengan membanting pintu lalu berjalan mendekati ban belakang mobil yang ia gunakan, mengintip sejenak kearah ban mobilnya, lalu berkacak pinggang.
Pria bertubuh tinggi, dengan kemeja berwarna hitam.
Di tengah hujan pria itu terlihat kesal, sedangkan Arkana masih diam saja mengamati pria yang sudah mulai basah kuyup itu.
"Sial!... dasar William, Bisa bisanya dia mengganti mobil ku dengan mobil bobrok seperti ini," ia mengumpat kesal, sembari menendang nendang ban mobilnya sekali.
Tapi bukan salahnya juga sih, ia hanya memaksa pergi sendiri tanpa tahu kalau mobil itu rupanya ada masalah. Masih untung ada mobil pengganti, tapi ia malah menemukan masalah selanjutnya.
Pria itu menoleh kebelakang, Karena merasa ada seseorang yang tengah memayunginya.
"Maaf, apa anda perlu bantuan?" Tanya Arkana ramah.
Pria itu tertegun sejenak mengamati wajah yang terlihat sederhana namun sangat cantik itu.
"Mas?" Panggil Arkana karena menyadari pria itu melamun sembari menatap dirinya.
"Ahh iya. Ini mobil saya ban nya meletus sepertinya," ucap pria tersebut ragu setelah lamunannya terpecah.
Arkana tersenyum, dan dari senyuman Arkana seolah membuat Pria itu kembali tersihir untuk kembali mematung.
"Apa anda bawa ban serep?" tanya Arkana.
Pria tersebut mengerjapkan matanya dengan cepat menjawab.
"Oh? I... iya, ada di bagasi belakang," jawabnya. Tergagap.
"Ada alat-alatnya juga kan seperti dongkrak dan kuncinya?" Arkana bertanya kembali.
Pria itu mengangguk masih terus melihat kearah si manis di hadapannya.
"Emmm sebelum itu, apa anda tidak keberatan jika saya bantu?" tanya Arkana.
"Memangnya Anda bisa?"
Bukannya menjawab pria dihadapannya itu justru berbalik bertanya.
"Saya pernah kerja di salah satu PT. Otomotif, jadi lumayan bisa sih kalo cuma ganti ban saja," jawab Arkana.
Pria itu tersenyum dan mengangguk, Ia lantas berjalan ke belakang guna membuka pintu belakang mobilnya.
Mengeluarkan ban tersebut. Lalu meraih beberapa perkakas yang di perlukan.
"Boleh minta tolong pegangi payungnya?" Pinta Arkana.
Pria itu mengangguk dan payung itu pun sudah berpindah tangan di tangannya.
Arkana berjongkok ia lebih dulu menaruh dongkrak dan mengatur ketinggiannya. Setelah itu baru lah ia melepaskan ban mobil milik pria tersebut. Dan menggantinya dengan yang baru.
Terlihat cekatan sekali, hingga ban itu sudah terpasang sempurna. Pria itu pun tersenyum senang.
Tidak di sangka orang di hadapan nya itu bisa mengganti ban mobil. Bahkan dia sendiri saja tidak bisa.
Arkana beranjak ia menepuk-nepuk telapak tangannya yang kotor, "Sudah selesai mas," ucapnya sembari tersenyum manis.
"Terimakasih banyak ya," jawab pria itu membalas senyum Arkana.
"Sama-sama, emm mau mampir ngopi sebentar? Saya gratisin deh,"
Arkana menawarkan, karena sepertinya pria itu sedikit menggigil Karna terlalu lama terkena air hujan.
"Boleh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected | Sungjake
FanfictionVaro seorang Presdir yang secara tak sengaja bertemu dengan Arkana yang merupakan seorang pemilik kedai warung kopi. Pertemuan mereka yang tak terduga saat hari itu, bisa dibilang kesialan atau keberuntungan? -bxb! -marriage life! -misgendering. -do...