22. mengetahui jati diri sang suami

2.2K 207 91
                                    

Kota Los Angeles, Amerika serikat.

Satu hari sebelum kejadian.

Pria itu baru saja menyelesaikan urusan kerjanya setelah meeting dengan beberapa petinggi perusahaan di sana. Dengan presentasi nya Sunghoon benar-benar mendapatkan banyak pujian dari beberapa kolega dan rekan-rekannya, sehingga senyum cerah tersungging di bibirnya.

Di luar dugaan proyek besar itu rampung dengan cepat, ia pun bisa tenang saat ini. Hingga meeting pun selesai, Sunghoon menghela nafas sejenak, sementara Sunoo yang sedang membereskan berkas pun masih menunggu momen yang pas untuk membicarakan kabar dari ajudannya yang bertugas memantau Jake.

Hingga sebuah getaran notifikasi pesan masuk pun membuatnya segera mengeluarkan ponsel tersebut dan membukanya.

Ayah
|Pulanglah, dan bawa tuan muda kembali ke Indonesia, tuan besar sudah mengizinkannya untuk kembali.

Dari situ rona bahagia Sunoo langsung terpancar, entah apa yang terjadi. Padahal masih ada proyek besar lainnya, namun ini adalah sebuah kabar paling menggembirakan untuk tuannya itu bukan?

Sunoo segera menoleh kearah Sunghoon yang masih duduk di atas kursinya, sembari menggulirkan layar ponselnya, melihat-lihat foto Jake di puncak Monas yang masih ia simpan hingga saat ini.

"Tuan," panggilnya.

"Hm?"

"Ada kabar gembira yang ingin saya katakan."

Sunghoon diam saja sama sekali tak menjawab, paling juga masalah pekerjaan bagus lainnya.

"Ayah saya baru saja mengirim pesan, bahwa tuan besar sangat mengapresiasi kinerja tuan muda, saat ini." Tuturnya.

Benar kan apa kataku, batin Sunghoon yang masih belum tertarik dengan ucapan Sunoo.

"Dan ada kabar baik lainnya tuan. Saya mendengar laporan dari orang suruhan saya, jika tuan Arkana saat ini tengah sering mengunjungi rumah sakit."

Sunghoon menoleh dengan cepat, "apa yang terjadi? Apa istriku sakit?"

"Saya rasa tuan Arkana saat ini tengah mengandung, tuan."

Rona haru terpancar di wajah Sunghoon, "Arkana ku?" Gumamnya seraya menitikkan air mata, namun bibirnya tersenyum bahagia.

"Dan baru saja ayah saya mengabarkan, jika tuan besar Pandawa sudah mengizinkan anda kembali ke Indonesia."

"Benarkah..?" Sedikit tidak percaya dia.

"Iya benar tuan."

"Ya tuhan?" Terkekeh haru, "kalau begitu tunggu apa lagi, cepat siapkan jet pribadiku William, aku harus kembali ke Indonesia sekarang juga." Ucapnya, yang dengan langkah setengah berlari keluar dari ruangan itu.

Sunoo pun menghela nafas lega, dan ia pun menyusul tuannya setelah menelfon seseorang di sebrang.

Di sebuah landasan pribadi, Sunghoon berjalan mondar-mandir di sana.

"Lama sekali sih."

"Tunggu beberapa saat lagi tuan, mesin pesawat tengah di cek oleh mekanik."

"Ck! Aku sudah tidak sabar ingin memeluknya dan berpura-pura tidak tahu kalau dia hamil, lalu mendengarkan kejutan manis dari bibirnya itu, pasti menggemaskan sekali melihatnya bercerita dengan sangat bersemangat seperti biasanya," tersenyum lebar membayangkannya.

Ia kembali melirik ke arah jam tangannya, "ahh, lama sekali sih, suruh mereka cepat William!" Titah Sunghoon dengan senyum yang terus-menerus tersungging bahagia itu.

Unexpected | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang