Pagi itu, terdapat empat tatapan yang sama, menunjukkan suatu kekhawatiran saat dokter Celine mengecek kondisi Jake.
Di sana sudah ada Tuan besar Pandawa, Sunghoon, Pak Edy dan Bu Marry. Sebenarnya hal itu membuat Jake merasa tidak enak, semua sebab Sunghoon yang dengan berlebihnya langsung berlari ke luar meminta pak Edy untuk menghubungi dokter Celine.
Dan membuat riuh seisi rumah, akibat kepanikan Sunghoon itu.
Hingga dokter Celine akhirnya meminta Jake untuk mengecek urinenya menggunakan testpack.
Terlihat dari senyum cerah Bu Marry, dia sepertinya tahu bahwa tuan muda tidaklah sakit. Melainkan adanya sesuatu, yang mungkin akan menjadi kabar gembira untuk keluarga ini.
Dan benar saja, saat Jake keluar dari kamar mandi dia pun menangis dan langsung memeluk suaminya.
"A-apa? Apa yang terjadi sayang?" Tanya Sunghoon yang semakin bingung.
"Aku? Aku hamil lagi mas," Terisak. Sunghoon pun terdiam, namun matanya mulai berkaca-kaca, hingga sekilas senyum mulai melebar dari bibirnya.
"Kau serius?" Gumamnya, ia pun meraih testpack di tangannya. "Dokter tolong cek, apa ini akurat? Dan istriku benar-benar hamil?" Tanya Sunghoon seraya menyerahkan testpack ditangannya.
Sang dokter pun menerima itu lalu mengeceknya sebentar dan tersenyum.
"Benar tuan, tuan Arkana kini tengah mengandung. Dan setelah mendengar keterangan tuan Arkana, berarti janin itu sudah berusia delapan Minggu."
Mendengar hal itu Sunghoon pun mulai menitikkan air mata, membuatnya semakin mempererat pelukannya serta sesekali mengecup pangkal kepala sang istri. "Terimakasih sayang, aku senang kau bisa hamil lagi."
Rona bahagia bercampur haru tidak hanya terpancar di wajah Sunghoon, namun sang ayah pun sama. Beliau turut bahagia, ia terlihat mengusap matanya yang basah walapun masih dengan ekspresi datar. Sepertinya dia tetap tidak bisa menyembunyikan rasa harunya itu.
"Selamat ya, tuan muda, dan tuan Arkana. Tolong jaga baik-baik kandungannya, terlebih tuan Arkana memiliki riwayat abortus satu kali."
"Iya.. iya dokter terimakasih." Tersenyum haru. Sunghoon langsung menjabat tangan sang dokter, sama halnya dengan Jake yang turut mengucapkan terimakasih.
Setelah dokter memberikan resep obat, beliau pun langsung berpamitan, dengan ditemani Bu Marry yang turut mengantar dokter wanita itu keluar.
Sementara tuan Pandawa pun berjalan mendekat, dia menyentuh bahu sang menantu. "Kau tahu janin yang ada dalam kandungan mu itu adalah calon pewaris Adhitama group?" Bidik sang ayah mertua. Jake pun mengangguk cepat. "Jadi jaga dia baik-baik. Kalau sampai ada apa-apa, maka bersiaplah mendapatkan hukuman dari ku. Kau mengerti?"
Jake tersenyum, "mengerti ayah." Jawabnya sopan.
Tuan Pandawa pun membalas senyumnya tipus lalu menoleh kearah Sunghoon.
"Perhatikan dia lebih baik lagi," titah sang ayah.
"Iya, yah." Jawabnya.
Dan setelah tuan Pandawa dan pak Edy keluar, Sunghoon pun kembali memeluk sang istri.
"Terimakasih sayang, terimakasih banyak. Terimakasih kau sudah menghadirkan kebahagiaan yang berkali-kali lipat untukku. Aku mencintaimu istriku." Sunghoon lantas memeluk erat tubuh Jake saking senangnya.
"Iya mas, lepaskan aku. Aku tidak bisa bernapas."
"Oh.." Sunghoon melepasnya lalu mengecup pipi sang istri. Sementara Jake hanya terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected | Sungjake
FanfictionVaro seorang Presdir yang secara tak sengaja bertemu dengan Arkana yang merupakan seorang pemilik kedai warung kopi. Pertemuan mereka yang tak terduga saat hari itu, bisa dibilang kesialan atau keberuntungan? -bxb! -marriage life! -misgendering. -do...