17. kedatangan Tuan Pandawa

1.4K 174 36
                                    

Di malam hari yang sudah larut, ditemani sinar bulan yang terang, sepasang suami suami itu baru saja menyelesaikan urusan mereka, dan duduk dalam ranjang yang sama dengan posisi Jake berada didepannya. Sementara sang suami masih memeluknya dari belakang didalam selimut yang menggulung, menutupi tubuh mereka.

Tangan Sunghoon meraih dagu sang istri membawanya agar dia mau menoleh kebelakang lalu mencium bibir manisnya. Sangat candu saat ini, ia benar-benar masih haus sepertinya, hingga Jake melepaskannya dan kembali menatap jendela disebelah ranjang mereka.

"Cinta?"

"Hm?" Masih menciumi bahu Jake.

"Aku penasaran,"

"Penasaran tentang apa, sayang?" Tanyanya lembut.

"Tentang keluargamu," ucapnya.

Sunghoon pun menghentikan gerakan bibirnya, lalu mempererat pelukannya, "kapan aku bisa bertemu mereka?" Sambung Jake, dengan sedikit menoleh kebelakang, menyentuh pahatan sempurna wajah sang suami.

"Tunggu waktunya sayang, aku pasti akan memperkenalkan mu dengan mereka," ia menciumi pipinya secara terus-menerus membuat Jake menggeliat geli sembari terkekeh.

"Kenapa tidak sekarang saja, kamu bilang akan menikahi ku secara resmi kan mas?" Sunghoon tersenyum, benar dia ingin cepat-cepat menikah resmi dengan Jake, namun sepertinya ia ingin memberitahu dulu siapa dia yang sebenarnya pada sang istri.

"Sayang, sebelum ini aku ingin bertanya satu hal." Tanya Sunghoon pada si manis yang masih diam saja sembari tersenyum, menunggu suaminya mengatakan apa yang ingin ia katakan.

"Apa yang paling kamu benci dari sifat seseorang?"

"Kebohongan." Jawabnya dengan cepat. Sunghoon pun terdiam.

"Ketidaksetiaan, dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, apalagi yang kasar," ia menoleh kebelakang meraih wajah suaminya lalu mencium rahang tegas tersebut.

"Aku sangat benci hal itu. Namun, aku percaya jika suamiku tidak demikian." Ucap Jake pada pria yang diam-diam tengah tersenyum kecut.

'aku sudah termasuk dalam salah satu seseorang yang kamu benci Arkana.' Batin Sunghoon.

"Mas?"

"Iya, sayang?" Ia mengecup kening Jake.

"Mas tahu? Kenapa aku selalu bertanya, kapan kamu akan memperkenalkan aku dengan keluargamu, kapan kamu akan menikahi ku secara resmi. Itu semua karena rasa takutku, jika kamu akan meninggalkan ku mas." Ucap Jake, tiba-tiba saja matanya mulai berkaca-kaca, hingga perasaan takut mulai mencuat kembali di lubuk hatinya.

Mungkin karena ucapan Victoria tadi, dan tubuh mereka yang sudah menyatu, Jake jadi merasakan cinta yang teramat dalam, bahkan lebih dalam dari sebelumnya, sehingga ia takut merasakan kehilangan, saat mengatakan itu saja ia seperti ingin menangis sejadi-jadinya.

"Tadi saja, saat aku sendiri, aku sangat merasakan ketakutan, takut jika kamu mencampakkan aku setelah mendapat harta paling berhargaku." Sunghoon memeluk tubuh itu semakin erat dengan dagu ia letakkan di bahu Jake.

"Tidak akan sayang tidak akan pernah aku melakukan itu, aku sangat mencintaimu."

Jake tersenyum, "kamu mau berjanji padaku kan mas, untuk menepati janjimu itu?" Tanyanya.

"Iya sayang, walaupun aku pergi nanti. Aku pasti akan kembali seperti harinya menemui mu, seperti biasa, sampai saatnya kamu bisa memberikanku keturunan yang kita besarkan hingga kita menua bersama, kamu tetap akan menjadi istriku."

Unexpected | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang