Jungwon duduk di salah satu anak tangga memeluk lututnya dengan bahu yang bergetar. Ia ingat saat dulu dirinya masih menjadi pengagum rahasia yang terang-terangan di salah satu fakultas kedokteran. Pada seorang pria yang pernah menolongnya saat terlambat masuk kelas.
Flashback on.
Sebuah langkah kaki tengah berlari menaiki anak tangga. Lelaki itu memang sudah biasa telat, karena dua harus bekerja paruh waktu di sebuah resto 24 jam, masih dengan mata pandanya akibat tidak tidur semalam untuk bekerja, sembari belajar sebelum mengikuti kuis pagi ini. Jungwon benar-benar khawatir jika ia tidak bisa mengikuti kuis dan di usir dari kelas itu oleh salah satu dosen killer tersebut.
Dari jarak kurang lebih lima meter, seorang pria yang terkenal pendiam namun bisa di bilang sangat cerdas itu tengah melangkah di depan dengan setumpuk buku yang meninggi di kedua tangannya, pria itu menghentikan langkahnya lalu menoleh sekilas, ia menghela nafas dan berjongkok setelahnya.
Meletakkan buku-buku itu di sisi kiri, lalu menarik tali sepatunya sendiri, berpura-pura membenarkan tali itu kemudian. Hingga lelaki dibelakangnya bisa menyusul dan mendahuluinya.
Iya dia lah Sunoo, Sunoo pun geleng-geleng kepala heran, entah sudah berapa kali lelaki itu di depak dari kelas oleh dosen karena masalah yang sama.
"Berhenti!" Seru Sunoo pada lelaki itu.
Jungwon menghentikan langkahnya, dengan nafas yang masih tersengal-sengal. Sunoo beranjak, seraya meraih tumpukan buku di sebelahnya dan membagi dua.
"Bawa ini," ia memberikan separuh dari buku yang ada di tangannya.
Eh? Merasa bingung Jungwon, namun lelaki penyuka permen karet dan lollipop ini tetap menerimanya walaupun dia tidak mengerti maksudnya.
Hanya sebatas itu, pria yang sedikit gondrong dengan rambut di ikat pun kembali melangkahkan kakinya, lalu mengetuk pintu kelas.
*Anggap aja rambutnya warna hitam ya (Cr.Pinterest)
Di sana dosen itu pun tersenyum pada Sunoo namun senyuman itu seketika meredup saat melihat Jungwon di belakangnya.
"Ini bukunya pak," ucap Sunoo meletakkan tumpukan buku itu di atas meja.
"Terimakasih ya, dan apa dia?" Menatap Jungwon selidik.
"Iya pak, dia ini bersama saya sebelumnya, membantu mengambil buku-buku ini," hanya menjawab itu lalu kembali melangkah menuju bangkunya.
Sementara Jungwon hanya nyegir, aku selamat.. aku selamat. Batinnya seraya meletakkan buku itu di atas meja, dan menunduk sedikit sembari berjalan menjauh menuju bangkunya, karena guru killer itu masih menatapnya tajam.
Ia pun melewati bangku Sunoo, yang hanya diam saja tanpa menoleh ke arahnya. Sementara Jungwon kini malah asik memperhatikannya hingga dia sampai pada bangkunya yang berjarak dua bangku lainnya di belakang Sunoo, di baris yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected | Sungjake
FanficVaro seorang Presdir yang secara tak sengaja bertemu dengan Arkana yang merupakan seorang pemilik kedai warung kopi. Pertemuan mereka yang tak terduga saat hari itu, bisa dibilang kesialan atau keberuntungan? -bxb! -marriage life! -misgendering. -do...