24. hukuman untuk sang dalang

2.2K 208 64
                                    

Keesokan pagi harinya..

Jungwon sudah siap dengan Snelli di tangannya, ia berlari cepat menuruni anak tangga. Setelah mendapati dirinya yang sedikit kesiangan.

"Aku terlambat! Aku terlambat!" Gumamnya.

Di rambutnya masih ada sisir yang menggantung, dan sepatu juga tasnya yang berada di pelukannya.

"Hei, Kenzo! Sarapan dulu!!" Seru sang ibu, dengan Ni-ki yang juga sudah siap, ia pun beranjak.

Sementara Jungwon kembali mendekati meja makan meraih susu di atas meja itu lalu menengguk nya sampai habis, setelahnya pergi lagi.

"Kakak, aku nebeng ya?!" Seru Ni-ki, Jungwon pun menghentikan langkahnya.

"Apa katamu? Nebeng? Enak saja. Aku sudah terlambat tahu!" Kembali melanjutkan langkahnya.

"Searah kok, cuma sampai depan sekolah."

"Ahh terserah," Jungwon masih berlari keluar, ia benar-benar terburu-buru sekali. Sejenak ia menggantung kan tasnya di spion mobil itu lalu memasang sepatunya.

"Hei Ricky! Cepatlah!!" Ia membuka pintu mobil itu tanpa meraih kembali tas yang menggantung di spion tadi, itu adalah salah satu kebiasaan buruknya.

"Iya, ckckck memang dasar kucing garong," sedikit berlari ia mendekati mobil kakaknya itu.

Setelah semuanya masuk, mobil Jungwon pun melaju. Di perjalanan, Jungwon menyalakan musik dengan sangat kerasnya.

"Ooohhh hanya lahhh, tuhan sajaaaa, bisa menentukan semuaaa.. kesabaran daku menanti muuu hoooo, ku tetaaap memaafkan dan berdoa kau kembali, sebelum diri melangkah pergiiiii uhooo!!"

Ada yang tau lagunya???👀

"Woy!! Nggak enak banget sumpah suaramu kak. Ya ampun! Pecah gendang telingaku ini!!" Pekik Ni-ki sembari menutup kedua telinganya, tidak tahan dengan suara melengking nya.

"Cih!!" Umpat Jungwon, mobil itu pun berhenti di depan sekolah.

"Cepat keluar sana, bila perlu melompat saja," titahnya. Sementara Ni-ki menengadahkan tangan ke arahnya, belum mau turun.

"Apa itu?"

"Duit."

"Hei, kenapa kau memintanya kepada ku? Memang ibu tidak memberikan mu uang?"

"Di kasih sih, namun cuma dua puluh ribu. Kasih lagi dong kakak yang baik."

"Ohohoo," terkekeh, "minta uang saja bilang aku baik ya? Dasar kau ini!" Ia pun mencari tasnya.

"Astaga!" Kelimpungan dia menoleh ke arah kanan, kiri dan juga belakang.

"Ya ampun, ya ampun!!"

"Ada apa?"

"Tas kakak mana? Perasaan tadi sudah ku bawa loh," ia panik.

Ni-ki pun turut mencari, hingga ia melihat selempang tas di spion depan samping kanan, lalu menghela nafas, seraya keluar dari dalam mobil kakaknya itu.

"Yaaaah.. perasaan tadi sudah ku bawa deh, ya ampun di mana sih?"

Tok.. tok.. tok..

Ni-ki mengetuk kaca mobilnya, Jungwon pun menoleh, dan di lihatlah Ni-ki sudah mengangkat tasnya. Ia pun membuka kaca mobilnya.

"Dasar cecunguk ini ya? Sengaja sekali kau menyembunyikan tas ku!!"

"Hei, jangan asal menuduhku ya! Kakak sendiri yang teledor, enak saja. Tas mu itu sedari tadi menggantung di spion ini asal kau tahu! Dasar kakak yang ceroboh!"

Unexpected | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang