3O. satu hama pengganggu

1.2K 138 21
                                    

Mereka tiba disalah satu butik paling berkelas di negara itu, milik designer terkenal yang bernama Ambery.

Beliau bahkan sudah menunggu di pelataran butiknya, guna menyambut kedatangan tamu vvip, seorang pemimpin Adhitama. Nyonya Amber membungkuk saat Sunghoon dan Jake sudah turun dari mobilnya. Memberikan salam selamat datang dengan sangat sopan.

"Saya senang, saat tuan Pandawa meminta saya untuk membuat pakaian pernikahan untuk tuan muda Bryan dan tuan Arkana."

Sunghoon pun terkekeh, "iya, keluarga kami sudah sangat mempercayai rancangan anda yang bagus-bagus itu," puji Sunghoon sehingga membuat sang pemilik butik tersenyum senang.

"Mari silahkan masuk tuan Bryan dan tuan Arkana," ajaknya dengan sopan, yang langsung di iyakan oleh Sunghoon dan Jake.

Dan dalam langkah pertama, Sunghoon pun berhenti. Saat seorang pria berjalan dari jarak yang lumayan jauh mendekat ke arahnya.

"Tuan Gerry?" Gumam Sunoo lirih, menatap tidak suka.

Pria itu pun berhenti tepat dihadapan Sunghoon dan Jake. "Woww, tuan Adhitama. Tidak menyangka sekali saya bisa bertemu dengan anda di sini." Ucapnya terkekeh. Sementara Sunghoon hanya diam saja, menatap tidak suka. Hingga pria itu pun beralih pandang pada Jake.

"Ohh, hai.. manis?" Mengulurkan tangannya pada Jake. Lelaki itu pun tersenyum ramah seraya mengangkat tangannya hendak menjabat, namun segera ditahan oleh Sunghoon, dan meraih tangan Jake untuk digenggamnya.

Jake sempat bingung sebenarnya, kenapa suaminya ini tiba-tiba berubah. Dia biasanya ramah dengan siapa saja, namun tidak dengan pria di hadapan mereka.

"Maaf, bisakah kau memberi kami jalan? Aku tengah sibuk," ucap Sunghoon datar. Ia masih sangat membencinya hingga detik ini.

Gerry pun terkekeh, "haiiiss, kenapa kau kaku sekali pada ku Bryan? Sudah lama tidak berjumpa, seharusnya kau tanya kabar ku bukan? Dan perkenalkan pada ku, siapa lelaki manis disebelah mu ini," Gerry menatap dengan penuh kekaguman pada istri presiden direktur tersebut. Dan dari kata-katanya yang menyebabkan itu, sukses membuat tangan kiri Sunghoon terkepal erat.

Melihat tatapannya itu masih tertuju pada Jake. Sunoo pun maju, dan berdiri dihadapannya menutupi pandangan Gerry yang masih terarah kepada tuan mudanya.

"Tuan, sebaiknya anda kembali pada urusan anda sendiri, dan jangan menganggu kami."

"Kau, menyingkir lah. Aku ini hanya ingin melepas kerinduan dengan teman lama ku ini." Ucapnya, seraya menatap tajam.

'teman kata mu?' batin Sunghoon, ia benar-benar menahan sekali rasa geramnya.

"Kami tidak punya banyak waktu untuk itu tuan. Jadi tolong berikan jalan pada kami." Titah Sunoo, pria itu pun mendesah kesal.

"Kau masih sama ya, sekertaris menyebalkan." Gumamnya, seraya melenggang melewati Sunoo. Hingga ia berhenti tepat di belakang Jake lalu mundur dua langkah.

"Manis, ada yang ingin keluar dari saku jas ku." Ia mengeluarkan sebatang bunga mawar merah dari jasnya, kamu menyerahkannya pada Jake. "Wooaah, cantik sekali bukan? seperti dirimu, terimalah."

Sunghoon pun menarik tangan istrinya, dan berdiri didepan Jake. "Apa maksudmu memberikan bunga untuknya?"

Pria itu tersenyum sinis, "kau kenapa sensitif sekali sih? Ini kan tanda perkenalan, antara teman mu dan calon istrimu? Oh.. atau istri siri mu."

"Aku tidak tahu tujuanmu kembali lagi ke negara ini, tapi yang pasti, kau jangan mengusik ketentraman ku lagi."

"Kalau aku ingin? Lagi pula, bagaimana bisa kau memenjarakan wanita yang pernah ada di hatimu, demi sampai jalanan sepertinya."

Unexpected | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang