26. datangnya tuan pandawa

1.9K 201 34
                                    

Sudah sampai di ujung tangga paling atas, Jake merasakan sekali suaminya sangat kelelahan menggendongnya. Ia pun semakin merasakan tidak enak pada suaminya.

"Mas, sudah turunkan aku. Aku bisa jalan sendiri kok," Sunghoon tidak menjawab dan hanya melirik sekilas lalu tersenyum.

Ia pun terus melanjutkan langkahnya, hingga sampailah pada dua buah daun pintu yang besar. Berbarengan dengan itu dua orang pelayan membukakannya.

Jake pun kembali takjub melihat kamar yang luasnya mungkin melebihi rumahnya jika di hitung keseluruhan. Sunghoon terus melangkahkan kakinya, hingga sampai di bibir ranjang, ia lantas meletakkan tubuh sang istri di atas ranjang yang besar itu. Lalu menghela nafas.

"Lelah kan?" Runtuk Jake, namun Sunghoon hanya terkekeh.

Sementara Sunoo geleng-geleng kepala. 'padahal ada lift, kenapa anda malah menaiki anak tangga sih tuan?' batin Sunoo heran.

Seorang pelayan langsung meletakkan nampan berisi teko kaca dan dua gelas kosong, menuang air itu lalu menyerahkan pada Sunghoon. Sementara Jake memandang itu masih penuh dengan sangat takjubnya. 'benar-benar Presdir yang sangat di hormati ya mas Varo ini.'

"Apakah anda juga ingin minum tuan?" Tanya pelayan itu pada Jake.

"Ahh tidak usah, biar nanti ku tuang sendiri saja." Ucap Jake yang belum terbiasa di layani seperti itu.

Sunghoon menyerahkan lagi gelas kosong itu pada sang pelayan lalu mengusap-usap pucuk kepala Jake, sembari tersenyum.

"Oh, pak Edy? Saya ingin istirahat sebentar. Dan malam ini saya ingin makan di kamar saja bersama istri saya." Ucap Sunghoon.

"Baik tuan," membungkuk sopan.

"Dan kau William, kerjakan saja laporannya, setelah itu kau boleh langsung pulang."

"Baik tuan," ucap Sunoo.

Keduanya pun keluar dari kamar itu dan menutup pintunya rapat-rapat. Sunghoon tersenyum kesekian kalinya. Ia melepaskan jasnya melempar itu ke sofa yang tidak jauh darinya berdiri, lalu melepaskan kemejanya.

'astaga, sudah lama aku tak melihat roti sobeknya.' batin Jake, ia pun langsung mengalihkan pandangan.

"Kau mau mandi air hangat bersamaku?" ia melempar pakai itu ke sembarang arah, lalu mendekati istrinya.

"A-apa?"

"Aku tahu sebelum pulang kau belum mandi kan?"

"Iya sih mas, tapi aku bisa mandi sendiri."

"Selama ini kita belum pernah mandi bersama loh, karena kamar mandi mu sempit."

'cih! Baru kali ini kau mengatakan nya, selama ini kau diam saja atau mungkin menggerutu dalam hati?' batin Jake menyelidik.

"Ayo lah sayang."

"Mas, sudah sana mandi sendiri saja."

"Aku maunya bersama mu." Sunghoon menunjukkan raut wajah yang sengaja ia sedih kan.

Karena tidak tega dengan suaminya, akhirnya ia mengiyakan saja, "Baiklah.."

"Nah begitu dong," Sunghoon pun terkekeh lalu ia beranjak membawa tubuh sang istri, kedalam kamar mandi nya, untuk bebersih bersama disana.

Dari luar terdengar tawa keduanya, walaupun lebih dominan jeritan kesal Jake sih yang di susul gelak tawa Sunghoon, dan juga cipratan air juga. Ga usah mikir yang aneh-aneh kalian.

Setelah puas bermain air, keduanya berjalan bersama menuju ruang ganti. Pemuda itu awalnya heran, kenapa pintu-pintu di rumah ini tinggi semua. Hingga sampailah Sunghoon membuka dua daun pintu, dimana tempat itu adalah sebuah ruang ganti.

Unexpected | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang