Seorang wanita tengah menatap lurus kedepan sembari melamun dalam ke terdiaman nya, mengamati butiran hujan yang terus turun sehingga memunculkan embun didinding kaca tepat didepannya berdiri.
Sementara layung senja sama sekali tak nampak mencuatkan sinar jingganya, akibat tertutup tumpukan awan hitam yang semakin pekat menutupi langit ibu kota.
Victoria melipat satu tangannya didepan dada, sementara satunya tertekuk untuk menopang dagunya.
aku sudah beristri sekilas suara pria yang ia cintai kembali terngiang.
Apa yang ia dengar tadi seolah mematahkan harapannya, sedikit tidak percaya wanita itu dengan apa yang dikatakan oleh Sunghoon tadi.
Karena ia yakin, selama ini mantan kekasihnya itu pasti masih menyimpan rasa untuknya sehingga membuatnya merasa jika Sunghoon tengah membual saat itu, demi bisa menghindari dirinya.
Namum kembali ingatnya tertuju pada beberapa waktu sebelumnya, dimana ia melihat seorang pemuda berada di mobil yang seperti bukan mobil milik Sunghoon itu.
Flashback on:
Sunghoon masih menatap Menatap tidak percaya saat melihat Victoria berdiri dihadapannya, wanita itu meraih tangan Sunghoon yang saat itu juga ditepisnya langsung.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Sunghoon.
"Aku? Aku tadi sempat berfikir itu bukan kau saat melihatmu tadi, tapi ternyata benar itu benar kau." Victoria tersenyum senang seraya memeluk Sunghoon.
Disaat yang bersamaan mata Victoria menyipit, dia melihat seorang pemuda didalam mobil yang berada dibelakang Sunghoon.
"Lepaskan aku." Sunghoon melepaskan kedua tangan Victoria dengan paksa.
"Dia siapa? Bryan, ini bukan mobilmu kan?"
"Pergilah, aku tak perlu menjawab pertanyaanmu itu." Hardiknya segera.
Sunghoon melenggang pergi meninggalkan wanita itu, namun lengannya langsung ditahan oleh Victoria.
"Bryan, sungguh aku merindukanmu, kita bicara baik-baik ya, aku akan menjelaskan semuanya tentang hubungan ku dengan Gerry."
Sunghoon terkekeh sinis, "aku rasa itu tidak perlu, aku sudah tidak peduli lagi." Ucap Sunghoon tegas.
"Bryan kumohon, aku hanya mencintai mu." Ucapnya masih Menahan lengan kekar itu.
Sementara Sunghoon hanya geleng-geleng kepala berusaha melepaskan diri, karena baginya apapun yang akan dikatakan Victoria sudah tidak ada gunanya lagi, semua karena kepercayaannya yang sudah terpatahkan olehnya.
"Bryan ayo kita bicara sekarang, aku mohon."
"Aku tidak bisa!" Jawabnya dingin.
"Baiklah, aku akan menemui tuan Pandawa, dan memintanya untuk menikahkan kita secepatnya!" Seru Victoria dengan lantang.
Sunghoon pun menoleh, "hei! Kenapa tiba-tiba kau membawa-bawa nama ayahku?" Tanya Sunghoon tajam.
Victoria tersenyum, tangannya mulai menyentuh dada bidang Sunghoon. "Kau tidak tahu ya? Jika ayahmu menginginkan ku menjadi menantunya?" Tanya Victoria dengan nada menggoda.
Mata Sunghoon membulat, ia lantas menarik lengan Victoria dan membawanya menjauh, tepatnya didekat mobil Victoria.
Sementara hujan sudah semakin deras, lengan yang basah pun sudah tidak dipedulikannya.
"Jangan berbicara omong kosong, aku tahu ini pasti akal-akalan mu saja kan?" Geram Sunghoon.
Victoria tersenyum kembali, lalu Menyentuh dada Sunghoon dengan kedua tangannya lagi, "aku tidak mungkin berani berbicara omong kosong padamu, Presdir Altezza. Itu faktanya, kau bisa hubungi ayahmu sendiri dan tanyakan soal hal itu, jika kau tak percaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected | Sungjake
FanfictionVaro seorang Presdir yang secara tak sengaja bertemu dengan Arkana yang merupakan seorang pemilik kedai warung kopi. Pertemuan mereka yang tak terduga saat hari itu, bisa dibilang kesialan atau keberuntungan? -bxb! -marriage life! -misgendering. -do...