Maaf bila ada typo(s)
Jangan lupa meninggalkan jejak dengan vote dan spam komentar
Happy Reading, Enjoy
.
.
.
.
.
23. Halo Dunia, Aku Aaralyn Lee
12 jam sudah Jennie berada di rumah sakit Seoul dengan keadaan perut yang teramat sangat sakit hingga menjalar ke sekujur tubuh. Kontraksi palsu yang Jennie alami semalaman suntuk membuatnya kesulitan untuk mengistirahatkan tubuh sehingga selalu kembali terjaga tiap tiga puluh menit sekali. Selama kurun waktu tersebut Taeyong bersama kedua orang tua mereka tidak pernah beranjak satu langkah pun dari kamar rawat inap Jennie guna memberikan dukungan dan kata-kata penyemangat.
Saat ini, setelah melewati kontraksi pembukaan kedelapan Jennie tertidur dengan posisi terduduk diatas birth ball dan kepala yang disandarkan pada lengan suaminya. Sementara Taeyong menyangga tubuh istrinya agar tidak terjatuh, ada nyonya Lee dan nyonya Kim yang membantu memijatkan punggung hingga ke panggul Jennie. Namun baru sepuluh menit terlelap ibu hamil itu kembali terbangun karena merasakan nyeri pada perut bagian bawahnya.
"O-oppa sakit" ringis Jennie dengan mata terpejam dan tangan yang mencengkram kuat lengan Taeyong. Akibat dari ulah Jennie tersebut Taeyong banyak menerima luka cakar disekitar kulit tangannya.
"Honey yang sabar ya. Tarik nafas lalu hembuskan perlahan. Mau makan sesuatu? Atau jalan-jalan keluar?" tawar Taeyong yang tak kunjung mendapat tanggapan.
"Oppa" panggil Jennie dengan suara berbisik.
"Yes honey, what do you want?" tanya Taeyong seraya mengusap puncak kepala Jennie penuh sayang. Akan tetapi bukannya mendengar jawaban dari Jennie, Taeyong justru mendapati sang istri yang menitihkan air mata.
"Hey i'm here, bagian mana yang sakit?. Kemari biar aku pijatkan" ujar Taeyong yang kini sudah duduk bersimpuh saling berhadapan dengan Jennie. Diperhatikannya lekat-lekat raut wajah berkerut sang istri yang menahan sakit. Air mata bercampur air keringat luruh membasahi pakaiannya. Andai saja rasa sakit itu dapat dibagi dua, Taeyong ikhlas menerima 99 dari 100 yang Jennie rasakan sekarang.
"Oppa sakit sekali" gumam Jennie berulang kali tanpa henti. Sepanjang hidupnya, ini kali pertama Jennie merasakan sakit yang teramat sangat. Diantara rasa sakit yang tengah dirasakannya, Jennie menangis teringat pada perjuangan sang ibu disaat akan melahirkannya ke dunia.
"Taeyong-a coba kau ajak Bom-a bicara, dia pasti mengenali suaramu dan menuruti perkataanmu" mendengar saran dari sang ibu, Taeyong pun lantas membelai perut Jennie dan merasakan Bom yang bergerak gelisah seakan sedang mencari jalan untuk bisa keluar.
"Halo knock knock putri kesayangan appa. Sedang apa didalam, hm?. Mohon kerja samanya ya cantik. Appa, eomma, kakek, nenek, halmoni dan haraboji sudah sangat ingin bertemu dengan Ara. Di rumah ada banyak hadiah pemberian imo dan samchon, kalau Ara cepat keluar dari perut eomma nanti kita bisa bermain bersama. Ada Si Ahn oppa yang akan mengajari Ara naik sepeda. Ada Anna eonnie yang akan menemani Ara main boneka. Aaralyn putri appa yang baik hati, kami semua menunggumu. Jangan terlalu lama di perut eomma ya, i love you"
Setelah mengatakan hal tersebut tanpa disangka-sangka perut Jennie menjadi lebih kencang dan kontraksi hebat pun semakin sering dirasa. Nyonya Kim yang melihat darah putrinya mulai merembes ke lantai sontak memekik tertahankan dan segera menekan tombol emergency.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPILOGUE
FanfictionSebagai sepasang kekasih yang bekerja di dunia hiburan kehidupan Taeyong dan Jennie tidak pernah lepas dari lensa kamera. Setiap harinya selalu ada saja pemberitaan tentang keduanya, entah itu berita baik, buruk, benar ataupun salah. Selama delapan...