36. Such A Beautiful Moment

504 37 9
                                    

Maaf bila ada typo
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan spam komentar
Happy Reading, Enjoy!

.

.

.

.

.

36. Momen Yang Sangat Indah

Atmosfer rumah playground terasa semakin membara seiring dengan berputarnya jarum jam. Seolah tak mengenal kata lelah haraboji tetangga penginapan bersama dengan Taeyong bergiliran bermain mesin karoke. Suara nyanyian kedua lelaki beda generasi itu bahkan terdengar hingga mengisi keseluruh penjuru ruang kosong playground.

Yeogikkajiga kkeutinga boo
Ije naneun doraseogesso

Lagu the letter milik Kim Kwangjin menjadi lagu kesekian yang berputar dari mesin karoke. Taeyong bernyanyi dengan suara beratnya yang mendayu membuat orang lain tidak akan menyangka jika pria itu adalah seorang main rapper di grupnya.

"Jadi pria yang sedang bernyanyi itu adalah suamimu?. Dan bayi kecil itu putrimu?" Jennie tak menjawab, ibu beruang itu justru menggeser duduknya semakin dekat dengan halmoni. Jujur saja, cara pandang pria asing itu cukup membuat Jennie merasa risih.

"Kenapa menghindar?. Aku hanya ingin mengajakmu mengobrol. Kenalkan, aku David Abraham. Seorang youtuber dengan sepuluh juta subscriber" ujar David dengan tangan kanan terulur. Namun alih-alih Jennie, justru Taeyong -lah yang menyambut uluran tangan David.

"Hai, aku Lee Taeyong. Suami dari wanita cantik yang sejak tadi kau ajak bicara. Aku seorang penyanyi, model, rapper, dancer, komposer, koreografer, aktor, globar ambassador Loewe, pemilik label musik TY label dan cafe Ruby Roses di London. Bagaimana, sudah cukup berkenalannya?" sela Taeyong angkuh, memamerkan semua pekerjaan yang dilakoninya.

"Hai, senang berkenalan denganmu Lee Taeyong. Aku David dari Meksiko. Putri kalian sangat manis dan cantik, sama seperti ibunya"

Taeyong mendengus kesal seraya menatap kepergiaan David. Seharusnya ia juga memamerkan semua aset yang dimiliki. Mendengar itu David si pria sok keren pasti akan mimisan, henti nafas dan kehilangan kepercayaan diri.

Masih di ruangan yang sama pasangan berbeda generasi itu duduk melingkar pada sofa lantai. Mereka asik bercerita banyak hal, terutama tentang anak. Setelah berkenalan lebih dalam, Taeyong dan Jennie jadi mengetahui jika halmonie haraboji tidak memiliki anak. Lebih tepatnya halmonie yang tidak bisa hamil karena rahimnya sudah diangkat.

"Sejak tersadar dari operasi, kata pertama yang aku ucap adalah cerai. Perkataan itu terus terulang sampai satu minggu lamanya. Tapi karena haraboji selalu abai, akhirnya aku kesal lalu memberi pilihan yaitu cerai atau menikahi wanita lain"

"Saat itu haraboji marah, tapi haraboji tidak pernah meninggalkanku. Haraboji selalu setia disisiku, sekalipun keberadaannya tidak pernah dianggap. Seperti tetesan air yang menetes pada batu, lambat laun hati ini mulai luluh. Aku sadar kalau kebahagiaan datang saat kita bersyukur. Mungkin bahagiaku tidak pada anak, tapi dicintai haraboji dengan begitu luar biasa"

Halmonie menyudahi ceritanya, perasaan haru seketika menyelimuti setiap hhati yang mendengarnya.

Sejak pertama mengetahui itu hati Jennie jadi emosional. Wajah Jennie memanas, matanya berkaca-kaca turut bersedih pada kisah hidup keluarga halmoni dan haraboji. Sebagai sesama wanita Jennie dapat dengan jelas merasakan kesedihan yang halmonie rasakan.

"Tidak, jangan memandangku seperti itu. Aku tidak ingin dikasihani, aku hanya berbagi cerita. Apalagi kalian pengantin baru" ujar halmonie mengalihkan pembicaraan. Halmoni tidak mau suasana berubah menjadi canggung karena cerita hidupnya barusan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EPILOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang