Maaf bila ada typo
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan spam komentar
Happy Reading, Enjoy!.
.
.
.
.
35. Apa yang Aaralyn makan dalam sehari?
Hari yang sibuk di rumah keluarga Lee. Pagi-pagi sekali bahkan ketika matahari baru saja menyapa lewat celah jendela, Taeyong dan Jennie sudah mulai beraktifitas di luar kamar. Dengan wajah yang masih berantakan dan mata terkantuk-kantuk Taeyong kedapatan tugas mencuci pakaian kotor lalu menyetrikanya di ruang laundry. Sementara di dapur, Jennie sedang memasak sarapan untuk mereka bertiga.
Menu sarapan mereka pagi ini adalah Hobakju, bubur labu kuning khas Korea yang resepnya Jennie dapatkan langsung dari buku masakan pemberian Halmonie. Bahan-bahan yang dibutuhkan juga cara membuatnya pun terbilang cukup sederhana. Jennie hanya perlu mengukus labu kuning hingga empuk, lalu dihaluskan menggunakan blender dan tidak lupa diberi tambahkan sejumput garam, gula juga sedikit ASI sebagai pengganti air.
"Love, boleh tolong bantu aku ambilkan mangkuk Aaralyn?. Sekalian tolong isikan botol minum Aaralyn juga. Thank you Love, i love you" tanpa membalas ungkapan cinta sang istri, Taeyong yang baru saja keluar dari ruang laundry berlalu mengambilkan peralatan makan milik Aaralyn dari dalam lemari sterilisasi. Gelas, mangkuk, sendok dan semua alat makan lainnya di sponsori oleh baby Dior hadiah dari Jisoo imo.
"Woah smell so good. Kau memasaknya dengan sangat baik, Love" seru Taeyong lalu mengecup pipi mengembung Jennie. Semakin hari beberapa bagian dari tubuh wanitanya itu tumbuh semakin berisi, hingga tidak jarang membuat Taeyong menggigit maupun mencubitnya karena terlalu gemas.
"Biar aku bantu bawakan buburnya, kau urusi saja Aaralyn" selagi Taeyong menata meja makan dengan mangkuk-mangkuk bubur dan sendok, Jennie mengambil alih Aaralyn dari playmate lalu mendudukan putrinya pada baby high chair. Di meja makan Taeyong dan Jennie duduk saling berhadapan, sementara Aaralyn berada diantara mereka.
Selepas merapalkan doa yang dipimpin langsung oleh Taeyong, Jennie tak lantas memakan sarapannya dan hanya fokus memperhatikan Aaralyn. Sesekali Jennie juga menuntun si kecil untuk dapat menyuapkan makanannya sendiri. Namun baru dua sendok suapan Aaralyn sudah mengunci mulutnya rapat-rapat dan menolak untuk disuapi lagi. Bubur yang tadinya masih tersisa setengah itu pun kini Aaralyn jadikan mainan. Menyemburkannya dari mulut, menumpahkannya keatas meja dan menjadikannya sebagai masker wajah.
"Sepertinya Aaralyn kurang menyukai bubur labu buatanku" keluh Jennie sedih. Ia sempat berkecil hati lantaran Aaralyn yang lebih senang memainkan makanannya dari pada memakannya.
"Aniyo, Aaralyn menolak makan bukan karena bubur buatanmu tidak enak, hanya saja dia masih merasa asing dengan rasa dan tekstur dari bubur. Selama ini dia 'kan hanya meminum ASI, jadi kau harus memakluminya"
Melihat pemandangan itu, Taeyong yang tak ingin sang istri bersedih pun melahap habis buburnya dengan senyuman lebar. Walau rasanya sedikit hambar dan kurang mengenyangkan, alih-alih protes Taeyong justru merasa bangga pada Jennie. Di saat perasaannya yang mungkin saja masih berantakan Jennie tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu dengan baik.
"Masakanmu selalu jadi yang terbaik. Aku pasti akan minta dibuatkan hobakjuk lagi besok, lalu besoknya lagi, besoknya lagi, sampai aku merasa puas dan kau kehabisan labu kuning untuk dimasak" Taeyong berulang kali melontarkan kalimat-kalimat pujian pada tiap sisi dari istrinya. Entah itu pada mata bengkak Jennie sehabis bangun tidur, kemampuannya dalam hal memasak juga mengurus Aaralyn sampai pada hal terkecil seperti pakaian yang dikenakan dan senyuman secerah matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPILOGUE
FanficSebagai sepasang kekasih yang bekerja di dunia hiburan kehidupan Taeyong dan Jennie tidak pernah lepas dari lensa kamera. Setiap harinya selalu ada saja pemberitaan tentang keduanya, entah itu berita baik, buruk, benar ataupun salah. Selama delapan...