14. Is This The End?

647 66 28
                                    

Maaf bila ada typo(s)

Jangan lupa meninggalkan jejak dengan vote dan spam komentar

Happy Reading, Enjoy

.

.

.

.

.

14. Apakah ini akhirnya?

Bagi Taeyong puncak dari kebahagiaan hidupnya ada tiga. Pertama, ia sangat bersyukur karena terlahir dari keluarga hangat yang selalu mendukungnya dalam keadaan apapun. Kedua, mendapat kesempatan untuk debut sebagai pemimpin NCT dan anggota dari SuperM adalah sebuah pengalaman tak ternilai. Terakhir menikah dan memiliki keturunan bersama Jennie menjadi anugerah terbesar serta terindah yang pernah Taeyong terima. Jika boleh di ibaratkan, perasaan bahagia yang Taeyong rasakan bagai sumber mata air pegunungan yang terus mengalir deras tiap detiknya.

Semenjak Jennie dinyatakan mengandung calon buah hati mereka, Taeyong menjadi lebih protektif menjaga sang istri. Karena sifat kehati-hatiannya itu Taeyong selalu memperhatikan dan menyiapkan segala kebutuhan Jennie seorang diri. Memasak sarapan, makan siang, makan malam, membuatkan susu ibu hamil hingga berbelanja keperluan dapur.

Pagi-pagi sekali bahkan ketika matahari belum sepenuhnya terbit Taeyong sudah berada di pasar terdekat dari rumahnya. Rutinitas minggu pagi Taeyong selalu diawali dengan pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan yang mulai menipis di lemari es. Sembari menunggu ahjussi penjual ikan menyiapkan pesanannya, Taeyong membaca ulang catatan belanjaan yang ia tulis pada secarik kertas. Dari sepuluh jenis bahan makanan kini tersisa tiga lainnya yang belum terbeli, yaitu buah alpukat, buah jeruk dan tahu.

"Taeyong-a ini pesananmu. Aku juga memberi bonus telur ikan untuk istrimu di rumah. Olahan telur ikan punya banyak kandungan nutrisi baik bagi ibu hamil. Jadi terimalah" ujar Yoo ahjussi dengan tangan kanan terulur memegangi kantung plastik berwarna hitam.

"Aigoo ahjussi, aku jadi sungkan menerimanya. Minggu lalu ahjussi sudah memberiku potongan harga dan sekarang aku mendapatkan bonus telur ikan" timpal Taeyong merasa tak enak hati sekaligus tersanjung atas kebaikan hati Yoo ahjussi.

"Sudah tidak perlu sungkan, kau ini pelanggan setiaku. Ayo cepat terima" paksa Yoo ahjussi seraya menarik tangan Taeyong agar segera menerima pemberiannya.

"Ahjussi kali ini biarkan aku membayar lebih. Kalau ahjussi menolaknya aku tidak akan mau berbelanja di tokomu lagi" ancam Taeyong. Dengan gerakan tangan terburu-buru Taeyong mengeluarkan dua lembar uang kertas lima ribu won dari dalam dompet lalu menyisipkannya pada saku celemek Yoo ahjussi.

"Kalau tahu seperti ini lebih baik tidak aku beritahu saja" celetuk Yoo ahjussi pura-pura kesal.

"Dan kalau pun tidak tahu aku akan tetap mebayar lebih" balas Taeyong yang kemudian disambut tawa oleh keduanya.

"Dasar anak muda kelebihan uang" canda Yoon ahjussi.

Selepas berpaminatan pada Yoo ahjussi, Taeyong kembali melanjutkan langkahnya ke toko yang menjual buah-buahan organik. Sama halnya dengan toko ikan milik Yoo ahjussi, di toko buah ini Taeyong sudah menjadi pelanggan tetap sejak kepindahannya dua bulan lalu. Selesai memilih jenis buah yang akan dibeli Taeyong pun menyerahkannya pada Choi ahjumma, pemilik dari toko buah untuk ditimbang. Tanpa perlu menunggu lama, kini dua kantung plastik berisikan masing-masing buah alpukat dan jeruk telah berada dalam keranjang belanjaan.

EPILOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang