Bab 5🥀

2.5K 67 0
                                    

Huek

Huek

Sea memuntahkan isi perutnya di wastafel yang berada di toilet yang berada di kamarnya. gadis itu terlihat sangat lemah, ia menyandarkan tubuhnya didinding, mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya yang semakin lama semakin tirus itu.

"Kenapa harus nyiksa sih? kalau kamu hadir setidaknya jangan bikin sakit," Isak Sea mengusap perutnya yang rata.

"Aku gak tau nasib kita habis ini gimana, kalau ayah kamu gak mau nerima kita nanti kita pergi kemana?" gumam Sea begitu lirih.

perlahan Sea membuka pintu toilet itu untuk kembali ke kamarnya. badannya terasa begitu lelah, ingin sekali ia beristirahat dengan tenang malam ini.

namun belum sempat gadis itu melangkah keluar toilet itu, seorang wanita yang diperkirakan umurnya 39 tahun itu berdiri di hadapannya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"mama udah tau semuanya, siapa ayahnya?" tanya Sara dengan wajah datarnya.

Sea diam tidak bergeming, Sea tak mampu berkata-kata lagi. hidupnya seperti sudah berakhir, selama ini Sarada selalu mewanti-wanti anak gadis satu-satunya itu.

hati ibu mana yang tidak hancur jika tau bahwa anak gadisnya di hamili oleh orang lain? itulah yang dirasakan oleh Sara.

Sarada memeluk tubuh Sea begitu erat "maafin mama, Sea. mama gak bisa jaga kamu," Sara menangis sembari memeluk tubuh Sea yang semakin lama semakin kurus dan tidak terawat itu.

"coba aja mama sama papa waktu itu gak cerai, mungkin Sea gak akan ngalami ini semua kan, nak?" Sea dibuat terharu dengan ucapan Sarada.

"Mama... maafin Sea, Sea gak bisa jaga diri dengan baik," Sarada mengusap surai panjang dan hitam itu.

semua itu tak lepas dari pantauan Acha, gadis itu tersenyum miris melihat keadaan kakak nya itu. ia tidak menyangka bahwa kakak tirinya itu ternyata memiliki masalah yang begitu besar.

Acha tak mampu membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Sarada saat ini, ketika mengetahui bahwa anak gadis satu-satunya yang ia miliki sudah tidak suci lagi.

Sarada melepaskan pelukannya dari tubuh Sea. "Papa kamu udah tau?" Tanya Sara hati-hati takut jika nanti Sea semakin depresi dan terpuruk.

Sara yakin, bahwa selama ini Sea sudah cukup tersiksa dengan Daniel yang selalu melakukan kekerasan kepada gadis itu.

"Papa tau ma, dan papa suruh laki-laki itu datang ke papa dan minta laki-laki itu buat tanggung jawab," ucap Sea pasrah.

"Sea gak mau papa tau kalau laki-laki itu yang hamilin Sea, ma. papa pasti bakal marah kalau papa tau laki-laki yang hamilin Sea," Tangis Sea pecah dipelukan ibunya.

Sara melepaskan pelukan keduanya. Sara menatap putrinya dari atas hingga bawah "siapa ayah nya, Sea?" Tanya Sara dengan tatapan yang penuh penyelidikan.

Sea menunduk takut, disatu sisi Sea malu untuk mengatakan hal yang menjadi beban pikirannya selama ini.  Sea hanya takut jika nanti Sara akan marah kepadanya karena tidak bis menjaga dirinya sendiri.

Apa lagi selama ini Sea selalu memposting kebersamaannya dengan Tania dan juga Bara. Sea hanya takut jika hati Sara tidak sanggup menerima kenyataan bahwa seorang yang menghamili anaknya itu adalah orang yang begitu Sea percaya.

"Sea gak mau kasih tau mama, biar Sea yang selesaikan masalah Sea sendiri, ma," ucap Sea penuh dengan keyakinan.

Sara menggeleng cepat, "kamu gak bisa selesaikan masalah ini sendiri, Sea. mama tau ini gak mudah bagi kamu," Sara menggantungkan ucapannya. wanita itu menggenggam tangan Sea, "izinkan mama buat bantu Sea. mama gak mau Sea hancur untuk yang kesekian kalinya," tuturnya.

Sea dibuat haru oleh ucapan ibunya itu. Sea kembali memeluk tubuh Sara yang selama ini sudah tidak pernah lagi ia sentuh.

"tapi Sea belum siap untuk ngasih tau siapa ayah dari bayi ini, ma," lirih Sea dibalik pundak ibunya itu

"Gapapa, nak. Asal jangan lama-lama ya? Keburu janinnya berkembang," Sea mengangguk cepat lalu kembali memeluk tubuh ibunya itu.

my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang