Bara memarkirkan mobilnya disebuah bangunan megah, pria itu tersenyum penuh arti kepada seorang gadis yang tengah memakai sebuah daster hingga membuat perut buncitnya tercetak sangat dijelas di balik daster itu.
ya, itu adalah rumah Sarada. wanita itu tidak sanggup melihat kondisi Sea yang memohon agar Sarada membantunya. tentunya hal itu juga sudah mendapat persetujuan dari Mahen.
"bapak bawa apa?" Tanya Sea melihat sebuah Tote bag yang di tenteng oleh Bara.
Bara menyerahkan Tote bag itu kepada Sea, tanpa pikir panjang gadis itu membuka tote bag itu dan melihat isi didalamnya "wah, burger!" ucap Sea antusias.
"kamu kan udah lama pengen makan itu," ujar Bara. Sea tersenyum, gadis itu tanpa sadar memeluk tubuh Bara yang kekar.
keduanya sama-sama terdiam, seolah berusaha mencerna apa yang telah terjadi kepada mereka. sebelum akhirnya Sea melepaskan pelukannya dari Bara.
"M-maaf, pak Bara. Sea terlalu antusias," sesal Sea. Bara tersenyum hangat. pria itu mengusap pucuk kepala Sea lalu menciuminya.
Sea bisa merasakan hangatnya ciuman yang Bara berikan di keningnya. "kamu adalah istri saya, Sea. kamu juga mempunyai hak atas saya," jelas Bara.
Sea tertegun mendengar penuturan Bara. disatu sisi ia bisa merasakan kupu-kupu terbang di perutnya yang sudah semakin membesar.
"gimana hari ini?" tanya Sea saat keduanya berjalan memewati samping rumah untuk menuju kamar mereka.
"semuanya terasa sama aja, ditambah kamu udah gak lagi sekolah disana. udah gak ada lagi siswi yang berisik," canda Bara. Sea terkekeh geli, disatu sisi ia merasa sangat kesepian berada dirumah ini.
walaupun Sara dan Mahen mengizinkan mereka tinggal dirumah itu, tapi Sea dan Bara hanya boleh mengisi lantai 3 saja. Sea tidak di perkenankan untuk berkeliaran di lantai 1 dan 2. takut jika nanti rekan bisnis Mahen tau bahwa ia mempunyai anak gadis yang sudah hamil.
jika di ingat-ingat, begitu banyak kenangan manis saat berada di sekolah itu. dimana awal-awal ia dan Tania bisa dekat dan bertemu dengan Awan.
Untuk pertama kalinya, Bara memberanikan diri untuk menyentuh Sea dengan cara merangkul pundak gadis yang lebih pendek dari dirinya.
"Kok tumben bapak baik sama Sea?" tanya Sea dengan wajahnya yang polos
Bara tersenyum haru, pria itu mengacak rambut Sea "mulai hari ini, jangan panggil saya dengan panggilan itu lagi, Sea," Bara melembutkan nada bicaranya. Sea menatap Bara dengan tatapan heran. "karena kamu bukan lagi jadi murid saya, Sea. kamu sudah bukan siswi dari sekolah itu," ujar Bara.
Ada sebuah perasaan aneh di dalam diri Sea, namun ia juga merasa bahagia ketika Bara bersikap manis terhadapnya.
"Sekarang kamu istirahat ya," Bara mengiringi tubuh Sea yang sudah berada di atas ranjang.
Pria itu mengusap perut Sea yang sudah menampakkan tonjolan. ada sebuah gejolak dalam diri Bara, pria itu merasa bahagia saat melihat sebuah pergerakan di perut Sea.
"sekarang dia udah pinter," ucap Sea. Bara tersenyum menanggapi ucapan istri kecilnya itu.
"Sehat-sehat di dalam sana ya, anak Daddy," Sea begitu terharu dengan ucapan Bara, tidak terasa hingga air matanya mengalir membasahi pipinya yang pucat.
untuk pertama kalinya Sea bisa merasakan cinta dari seorang laki-laki setelah Awan, pria yang selama ini selalu ada dan mengobati luka Sea.
"kamu kenapa nangis?" tanya Bara mengusap air mata yang berhasil mengalir di pipi gadis itu.
Sea memegang tangan Bara yang hangat, "Sea gak nyangka semuanya akan seperti ini," Sea menghentikan ucapannya "Bunda..." Lirih Sea.
Bara tertegun, pria itu jadi teringat akan istrinya itu. Bara memeluk tubuh Sea, berusaha menenangkan gadis belia yang beberapa bulan lalu ia nikahi.
"Ini semua sudah takdir, Ya. Kamu gak boleh terus-terusan nyalahin diri sendiri," ucap Bara. Bara bisa merasakan kehancuran yang ada pada diri Sea.
gadis malang itu begitu rapuh, seakan-akan ia sudah tidak bisa lagi menopang tubuhnya. diusia Sea yang masih sangat belia ini, seharusnya gadis itu bersekolah dan bersenang-senang bersama teman-teman seusianya.
"Sea... Saya tidak akan pernah melarang kamu untuk melakukan apapun yang membuat kamu bahagia. meskipun itu harus menyakiti diri saya sendiri. Bahagia kamu, adalah tanggung jawab saya," ucap Bara. kali ini, gantian Sea yang memeluk tubuh Bara terlebih dahulu, walaupun sebenarnya ada sebuah rasa trauma yang selama ini dia sembunyikan, tapi Sea tidak ingin terlihat lemah di hadapan semua orang.
gadis itu terisak dibalik dada bidang milik Bara. ia sangat merindukan suasana awal, dimana ia dan Tania begitu dekat. bahkan tak jarang sekali orang-orang mengira bahwa Sea adalah anak Tania dan Bara.
Tapi, setelah kejadian ini, bagaimana pandangan orang terhadap Sea? mereka akan mengira bahwa Sea adalah gadis yang tidak benar, seorang gadis yang rela memberikan kehormatannya untuk Bara.
Pemberitaan sudah menyebar luas, seorang gadis keturunan konglomerat hamil di luar nikah. tetapi, anehnya sampai detik ini pun tidak ada yang tau bahwa ayah dari anak yang ia kandung adalah seorang guru yang pernah mengajar Sea.
Sea hanya pasrah dengan segala hal yang telah terjadi, tujuannya saat ini adalah melahirkan anak yang ia kandung dan melarikan diri.
Sea tau. Bahwa lari dari masalah bukanlah suatu hal yang tepat, tapi mental gadis itu tidak cukup kuat yang menghadapi pandangan orang-orang terhadap dirinya yang di cap sebagai jalang murahan.
Apapun yang terjadi. Aku akan tetap membiarkan kamu tetap hidup, anak kecil.
TBC
Hai readers kesayangan. gimana Desembernya?
Apakah Desembersamanya atau Desemberpisah dengannya?
Tetap semangat readers.
Btw sorry author dah lama gk up. Jangan lupa vote dan komen ya pren
KAMU SEDANG MEMBACA
my teacher is my husband
Teen Fictiontentang seorang Nasea Adriana yang kesuciannya di renggut oleh guru Kimia nya yaitu Arseno Barata, pria yang disebut Bara itu ternyata sudah mempunyai seorang istri yang bernama Tania Melinda. Padahal Tania dan Sea dulu nya adalah sepasang guru dan...