bab 18🥀

2K 53 1
                                    

Sea berjalan menuju ruang guru, baru saja gadis itu meletakkan tasnya diatas meja, seseorang memanggilnya untuk menghadap ke ruang guru.

Jantung Sea berdegup kencang, sejak beberapa hari yang lalu ia tidak lagi melihat Tiara bersekolah. bahkan saat Sea berusaha untuk menghubunginya pun tidak bisa

"Permisi" ucap Sea saat berada di sebuah pintu yang terbuka.

beberapa guru melirik kearahnya secara bersamaan. tidak terkecuali Tania yang memandangnya dengan tatapan sendu.

"Masuk," ucap seorang guru wanita yang diyakini bahwa ia adalah wakil kesiswaan di SMA Pancasila.

Sea mengangguk sopan. gadis itu melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan yang terdapat banyak guru dari berbagai macam mata pelajaran.

"kamu tau kenapa ibu memanggil kamu kesini?" tanya Bu Rosma.

Sea menggeleng, padahal ia tau bahwa cepat atau lambat ia akan di DO dari sekolah ini.

"buka jaket kamu," titah Bu Rosma.

Sea terdiam membeku, gadis itu melirik kearah Tania yang tampak sudah menahan air matanya agar tidak keluar. Sea yakin bahwa setelah ini Tania akan menanggung malu akibat ulah suaminya sendiri. ralat, lebih tepatnya suami mereka.

Sea perlahan membuka jaketnya, ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. jika memang ia akan di keluarkan dari sekolah ini, Sea sudah siap untuk mengurus bayi dan mencari pekerjaan.

seluruh pasang mata melirik kearah Sea dengan tatapan yang tidak percaya. Ya, mereka melihat perut Sea yang membuncit. "kamu hamil?" tanya Bu Rosma dengan tatapan yang tidak yakin.

wanita paruh baya itu mengusap perut Sea untuk meyakinkan bahwa gadis itu benar-benar hamil. Bu Rosma bisa merasakan bahwa Bayi yang Sea kandung kini bergerak.

"apa kamu hamil diluar nikah?" tanya Bu Rosma dengan tatapan sendu.

entah kenapa wanita itu tidak bisa marah sekarang. Ia miris dengan perilaku siswinya ini. tapi dibalik itu semua pasti ada alasan kenapa Sea bisa seperti itu.

"siapa ayahnya, Sea?" kini gantiang Bu Rani yang bertanya kenapa gadis yang akan menginjak usia 18 tahun itu.

Lagi dan lagi, gadis itu melirik kearah Tania. berharap agar wanita itu menolongnya. tapi percuma saja, Tanita tidak cukup berkuasa di sekolah itu.

Bunda🥀
Tolong jangan bilang
Kalau pak Bara yang
melakukannya, Sea.

Dia akan kehilangan
Pekerjaannya

Sea membaca pesan yang di kirimkan oleh Tania. hatinya berdenyut nyeri, air matanya tak bisa lagi dia tahan. bibirnya bergetar menahan rasa sesak yang begitu menyelimutinya.

"datangkan orang tua kamu. ibu mau ngomong sama orang tua kamu, Sea," ucap Bu Rosma.

"T-tapi, Bu. orang tua saya lagi diluar negri," bohong Sea. karena percuma saja, statusnya sekarang sudah menjadi istri orang. mana mungkin Sara bersedia datang hanya untuk mengurus masalah ini.

Bu Rosma berdiri dari duduknya. "bagaimana bisa orang tua kamu tetap tenang disaat kamu tengah mengandung besar?" Bu Rosma tidak habis pikir dengan Sea.

"apa jangan-jangan orang tua kamu gak peduli ya sama kamu?" celetuk seorang guru muda.

"Apa itu anaknya Awan? kan pacarnya Sea itu Awan? kenapa Bu Tania hanya diam? bukannya anda dekat dengan siswi ini? lantas mengapa anda hanya diam dan tidak bereaksi apapun, bu Tania? apakah anda sudah mengetahuinya?" tanya Bu Rosma yang ternyata sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Tania.

Tania membenarkan posisinya, Wanita itu menegakkan tubuhnya dalam posisi duduk, membuat ia terkesan tegas. "Saya tidak tau apa-apa dengan ini, Bu Rosma. saya sudah lama tidak berkomunikasi dengan Sea. jujur, saya sangat kecewa dengan tindakan Sea ini," ucap Tania membuka suara.

Bu Rosma tampak curiga dengan pernyataan Tania "bukankah anda dekat dengan Sea? mengapa reaksi anda bisa saja? bukannya anda sudah mengklaim bahwa Sea adalah anak anda?"

"dulu saya memang sempat menjadikan Sea sebagai anak saya. beberapa bulan lamanya Sea berusaha menjauhi Saya. dan saya pikir Sea sedang ada masalah dengan saya, tapi ternyata? Sea menjauhi saya untuk menyembunyikan aibnya sendiri," Tania terkekeh geli. walaupun sebenarnya ia merasa sangat bersalah kepada Sea karena telah mengucapkan hal itu

Padahal jelas-jelas bahwa Tania tau jika Sea hanyalah korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh Bara sehingga pria itu bertanggung jawab dengan menikahi Sea.

Brak

Bara masuk begitu saja tanpa permisi. seluruh orang yang ada disana menatap Bara dengan tatapan heran. "Anak yang ada di kandungan Sea. adalah anak saya," ucap Bara tegas.

semua orang yang ada disana terkejut mendengar pernyataan Bara. tidak menyangka bahwa pria itu tega melakukan tindakan asusila kepada siswinya sendiri.

"SEA! kenapa kamu diam?" Tegus Bu Rosma.

ternyata itu semua hanyalah halusinasi Sea. ia begitu tertekan dengan situasi. hingga tanpa ia sadari ia menghayal bahwa Bara datang dan mengakui semuanya.

"saya bersedia jika harus di keluarkan dari sekolah ini, Bu," ucap Sea pergi meninggalkan ruang guru.

dadanya sangat sesak, sepanjang lorong ia tak henti-hentinya mengelap air mata yang membasahi pipinya yang semakin lama semakin tirus. entah sampai kapan penderitaannya akan berakhir.

ia berjalan menuju belakang sekolah. setidaknya ia mampu menenangkan pikirannya yang sangat kalut itu.

Anda
Awan bawain tas aku
Aku mau pulang

Awan
Siap

Kamu dimana?

Anda
Taman belakang sekolah

Awan
Kenapa?

Anda
Aku di DO

Awan
Tunggu aku disana

Sea menyimpan ponselnya kedalam sakunya. "Andai aja kita masih pacaran, Wan," gumam Sea












TBC

Hai pren!!

cerita my teacher is husband Bakal up 2 hari sekali ya. yang penasaran sama cerita Sea sebelum mengalami kecelakaan sama Bara, bisa langsung kunjungi profil aku. disana udah ada aku buatin cerita tentang Sea dan Awan.

Jangan lupa follow Ig:
Chaptr794

my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang