bab 2🥀

3.4K 98 0
                                    

Sea menyerahkan sebuah benda kecil kepada Bara, pria itu terdiam membeku. Seakan semua rencananya hancur begitu saja.

ia melirik kearah Sea sekilas, gadis itu terlihat tenang. ralat, lebih tepatnya gadis itu mencoba untuk berusaha untuk baik baik saja. Sea terlihat sedang menunggu reaksi Sean.

"beri saya waktu, Sea," ucap Bara berlalu pergi meninggalkan Sea yang tersenyum miris. apakah semua laki-laki hanya akan menjadikan wanita sebagai pemuas nafsunya saja, lalu ia akan menghilang seolah tidak terjadi apa apa?

Dengan langkah gontai Sea berjalan menelusuri lorong sekolah nya yang lumayan sepi oleh siswa-siswi yang berlaku lalang. Netra milik Sea bertemu dengan netra yang selama ini ia rindukan. netra wanita yang selama ini ia panggil dengan sebutan "Bunda". itu kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Sea menunduk saat Tania berjalan menghampirinya. Tania mengusap pundak Sea dengan sangat lembut dan penuh perasaan "Sea kenapa? kenapa Sea sekarang banyak diam?" Tanya Tania membuat mata Sea berkaca-kaca.

Sea begitu merasa bersalah dengan Tania, wanita yang begitu baik dengannya, tetapi dengan teganya Sea malah menyakiti perempuan berhati mulia seperti Tania.

apakah Tania akan memaafkannya dirinya jika saja ia mengetahui bahwa seorang gadis yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri tega menghianatinya? bukan, Sea tidak pernah menghianatinya. Sea hanyalah korban dari lelaki bejat yang berkedok sebagai ayah angkat Sea.

Air mata Sea lolos begitu Tania memeluk erat tubuh gadis itu. Jika dulu Sea yang selalu memeluk Tania, sekarang berbalik Tania yang memeluk tubuh Sea terlebih dahulu "bunda gak risih meluk Sea?" Tanya Sea dengan suara lirih yang begitu sendu. Tania menggeleng cepat, ia tau bagaimana tersiksanya gadis di hadapannya ini.

"Bunda sayang sama Sea," bisik Tania "Sea sekarang berubah, Sea udah gak pernah cerita sama Bunda," Isak Tania. Lorong yang sepi itu, menjadi saksi bisu, di karenakan sudah banyak siswa dan siswi yang sudah pulang sekolah. "Ikut kerumah bunda yuk?" Ajak Tania. untuk pertama kalinya Tania yang menawarkan Sea untuk sekedar bermain di rumahnya.

Sea menggeleng cepat, ia hanya tidak ingin bertemu dengan Bara. rasa traumanya lebih besar dari pada rasa rindunya kepada bundanya itu

Tania menyerngitkan dahinya, tidak biasanya gadis itu menolak ketika diajak kerumahnya. biasanya Sea akan antusias datang kerumahnya tanpa Tania minta sekalipun.

Semua itu berputar di otak Tania seperti kaset yang sudah rusak.

Bunda! Sea sayang bunda muachh

Pokoknya anak bunda cuma Sea

Bunda jangan tinggalin Sea ya, Sea sayang bunda banyak banyak pokok nya.

Bunda jangan jauh jauh dari Sea. Nanti bunda hilang

Bunda kenapa? kalau bunda sakit, bunda bilang sama Sea

Bunda... Maapin Sea, Sea janji gak bakal jadi anak yang nakal dan bikin bunda pusing lagi.

Tania sangat merindukan rengekan manja dari Sea, bisakah Tania di sebut sebagai orang jahat karena tidak pernah mempedulikan bagaimana tersiksanya Sea ketika itu?

"Sea pulang dulu ya, Bunda. nanti papa nyariin," pamit Sea. gadis itu meraih tangan Tania lalu mencium nya

"Hati-hati ya, nak," Tania mencium kening Sea sebelum akhirnya gadis itu pergi meninggalkan Tania sendiri di lorong itu.

"Maafin Sea, Bunda. Tapi Sea trauma dengan laki-laki yang tinggal sama bunda," batin Sea.


my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang