bab 13🥀

1.6K 51 0
                                    

Bara berjalan menuju kamar Sea, pria itu meletakkan semangkok bubur hangat untuk Sea. Bara memandangi wajah pucat Sea yang sedang tertidur lelap.

sesekali Bara memeras kain yang mengompres kening Sea yang panas. entah apa yang telah terjadi kepada gadis itu hingga pulang dalam keadaan yang basah kuyup akibat kehujanan.

beruntungnya pada saat itu Bara sedang ada dirumah sehingga pria itu bisa langsung mengurusinya. "Sea.." panggil Bara mencoba untuk membangunkan Sea dari tidurnya.

mengingat bahwa gadis itu belum makan sejak sore hari tadi dan sekarang sudah menunjukkan pukul 22.50.

Sea mengerang, sulit baginya untuk membuka mata dalam keadaan tubuh yang terasa begitu lemas. Bara membantu Sea agar gadis itu merubah posisinya menjadi duduk.

"saya menemukan kamu pingsan di depan rumah, apa yang terjadi sama kamu, Sea?" tanya Bara saat melihat bahwa kesadaran Sea sudah kembali.

"kata Tania tadi kamu kabur dari Awan? kamu masih berhubungan sama Awan?" Bara kembali melontarkan pertanyaan yang bertubi-tubi.

"kamu kenapa, Sea?" Tanya Bara mulai melunak saat menyadari bahwa Sea tidak menjawab pertanyaannya.

Bara mencoba untuk mendekati Sea, namun gadis itu memalingkan wajahnya seolah ia tidak ingin melihat wajah pria di hadapannya.

"Se-"

"Sea mohon, jangan dekat-dekat. Sea takut," cicit Sea dengan mata yang berkaca-kaca.

Deg

Jantungnya seakan berhenti berdetak, tidak menyangka bahwa Sea meminta agar dirinya menjauh? Bagaimana mungkin? bahkan sebelumnya Sea terlihat baik-baik saja

"tolong lah, Sea. jangan aneh-aneh, saya ini suami kamu!" kesal Bara

Sea menghentikan tangisnya, ia memandang wajah pria yang menjadi suaminya itu sejak beberapa bulan terakhir. pria itu tidak pernah berubah, Bara tetaplah Bara. pria yang dulu pernah ia anggap sebagai ayahnya sendiri.

Sea mengehentikan tangisnya, setelah itu memberanikan diri untuk menatap langsung wajah Bara "bapak anggap Sea apa?" Tanya gadis itu langsung pada intinya.

Bara terdiam beberapa saat. sungguh sulit bagi Bara untuk menyeimbangkan, sejak awal Bara memang sudah menganggap Sea sebagai anaknya sendiri yang harus ia jaga. namun tanpa ia duga, kejadian yang tidak diinginkan membuatnya harus menikahi Sea.

Bahkan sampai saat ini pun Bara tidak ingin melakukannya dengan Sea. Bara bingung, ia tidak tau harus bersikap bagaimana kepada Sea.

Bara beranjak meninggalkan gadis itu. untuk saat ini tidak ada yang Bara lakukan selain membiarkan Sea menenangkan pikirannya.

"Saya harus pergi, kalau ada apa-apa hubungi saya," ucap Bara sebelum akhirnya pria itu beranjak pergi meninggalkan Sea yang diam memandang punggung Bara yang kian menjauh dengan tatapan sendu.

Bara menutup pintu kamar Sea dengan rapat. pria itu menghembuskan nafasnya panjang. rasanya begitu lelah menghadapi seorang gadis yang masih sangat labil seperti Sea.

Bara

Tadi mas nemuin Sea
pingsan di teras
Rumah kehujanan.

Suhu tubuhnya tinggi.
Kayaknya mas bermalam di
Sini gak apa-apa kan?

Tania

Iya

setelah mengirimkan pesan text kepada Tania, pria itu berjalan menuju dapur untuk membuat segelas kopi. Berharap agar semuanya akan baik-baik saja.

setelah selesai membuat segelas kopi, Bara mendudukkan tubuhnya di kursi yang berhadapan langsung dengan meja makan. perlahan tapi pasti, pria itu menyeruput kopi yang baru saja ia buat.

"saya gak tau harus bersikap bagaimana sama kamu, Sea," monolognya. Entah kenapa Bara merasa stres setelah menikah dengan Sea.

*****

Sea meraih mangkok yang berada di nakas. ia bukanlah gadis yang manja, Sea harus mandiri. Sea cukup sadar diri dengan posisinya saat ini.

sejak awal Sea memang tidak pernah terpikirkan untuk menikah muda. namun pada akhirnya Sea harus memilih untuk menikah muda dengan keadaan yang sudah hamil terlebih dahulu.

sebisa mungkin Sea menutupi aibnya itu. Sea tidak ingin orang-orang tau terutama warga SMA Pancasila. Sea tidak ingin menanggung malu dan di hujat karena ketauan melakukan hubungan suami istri pada saat belum menikah apa lagi dengan gurunya sendiri yang sudah mempunyai keluarga.

Beberapa jam yang lalu

"Jangan lakukan itu, Sea. hidup mu masih panjang," ucap seorang pria dari belakang.

dia adalah Awan, pria yang tadi mengejarnya. Awan berhasil menemukan keberadaan Sea, gadis itu tampak sangat berantakan dan ingin melukai dirinya sendiri.

"Kenapa kamu masih datang?" Tanya Sea dengan tangis yang tiada hentinya.

tak selang beberapa lama hujan pun turun dengan begitu deras karena memang sejak tadi cuaca sudah mendung. "Aku datang buat nyelamatin kamu, Sea," ucap Awan ingin meraih tubuh gadis itu.

"nyelamatin aku dari apa? Kamu gak perlu selamatin aku, aku baik-baik aja, Awan," Sea berteriak karena derasnya air hujan yang membuat Sea harus menambahkan volume suaranya agar Awan mendengar ucapannya.

Awan memeluk tubuh ringkih Sea tanpa meminta izin terlebih dahulu, Awan tidak peduli walaupun Sea sudah memberontak agar dirinya dilepaskan "lepasin gue, Anjing! gue muak sama lo. ini semua gara-gara lo! coba aja waktu itu lo ada sama gue. Pasti hidup gue gak bakalan kayak gini, sialan!" Maki Sea. Awan tidak peduli walaupun dirinya di maki-maki oleh Sea sekalipun.

Awan yakin bahwa sea mempunyai rahasia yang selama ini ia tutup-tutupi agar Awan tidak mengetahuinya. "Sea, apa yang terjadi? Siapa yang nyakitin kamu?" Tanya Awan dengan suara yang sudah bergetar.

"gue benci mereka semua, gue capek. gue trauma, Awan," Sea tampak begitu lelah. Hingga tubuh gadis itu tumbang di pelukan Awan.

Awan dengan cepat menggendong tubuh Sea. pria itu menghentikan sebuah taxi untuk membawa Sea pulang. Awan tidak mungkin membawa Sea kerumahnya karena Daniel akan marah jika tau Sea sedang bersama Awan

Sejak awal, Daniel tidak pernah sekalipun menyukai jika Sea dekat dan berhubungan dengan Awan. Maka sejak saat itu Sea selalu pacaran secara diam-diam agar tidak ketahuan Daniel.

15 menit berlalu, kini Awan sudah berada di depan gerbang rumah Sea, pria itu dengan berat hati membopong tubuh Sea lalu meletakkan gadis itu di depan teras agar Daniel tidak melihat kedatangan mereka

"Maafin aku Sea," ucap Awan sebelum akhirnya pria itu pergi meninggalkan Sea yang pingsan di teras rumahnya dalam kondisi tubuh yang basah kuyup.

my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang