bab 17🥀

1.7K 46 0
                                    

Plak

"Tadi pihak sekolah hubungin papa, kamu buat di sekolah! ngapain kamu bully temen kamu ha?" ucap Daniel menggebu-gebu.

Daniel menarik tangan Sea dengan begitu kuat, pria itu tidak tahan dengan emosinya. Namun Daniel masih cukup sadar untuk tidak menyakiti Sea lebih jauh lagi.

"tangan Sea sakit, pa," lirih Sea. terlihat bahwa penampilan Sea begitu berantakan, rambut yang acak-acakan, hidung yang mengeluarkan darah, air mata yang tak henti-hentinya mengalir.

Brak

"jangan pernah sakiti istri saya!" Bara mendobrak pintu rumah itu dengan sangat brutal. awalnya Bara datang dengan mengetuknya secara baik-baik, namun tidak ada respon dari dalam, hanya ada suara erangan kesakitan milik Sea.

Bara takut terjadi sesuatu kepada Sea tanpa basa-basi Pria itu langsung mendobrak pintu utama dengan sangat brutal hingga pintu itu terbuka lebar.

"Siapa kamu? kamu hanya laki-laki brengsek yang sudah menghamili wanita jalang ini, lalu menikahinya," ucap Daniel dengan nada yang meremehkan.

Bara yang merasa bahwa harga diri istrinya di injak-injak pun mengepalkan tangannya kuat siap untuk membogem wajah tampan milik Daniel.

Sea yang menyadari itu pun segara memeluk tubuh Bara, Sea menggeleng pelan dengan tatapan yang penuh permohonan. "jangan lakukan itu, pak," ucap Sea lirih. untuk pertama kalinya dihidup Sea, ia memeluk tubuh Bara yang kekar.

"Saya tidak terima jika istri saya direndahkan!" ucap Bara tegas. "Laki-laki macam apa dia yang tega menyebut bahwa anaknya sendiri adalah jalang? dimana letak akal dan pikiran anda pak Daniel?"

"Benar, tidak ada ayah yang tega mengatakan bahwa anaknya sendiri adalah jalang, kecuali itu bukan anaknya," ucap Daniel dengan suara yang begitu lirih.

Sea yang melepaskan pelukannya dari tubuh Bara, gadis itu menatap wajah Daniel dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya "maksud papa?" Tanya Sea heran. begitu pun dengan Bara, pria itu terdiam melihat aksi Sea yang berjalan mendekati Daniel.

"Kamu bukan anak saya, Sea," lirih Daniel. Sea dan Bara begitu terkejut mendengar penuturan Daniel.

"K-kalau bukan anak papa, jadi Sea anak siapa?" cicit gadis itu.

Daniel terdiam, ia tidak mampu untuk mengatakan hal yang sesungguhnya. ia terlalu pengecut untuk memberi tau Sea tentang semua yang telah terjadi jauh sebelum Sea lahir.

"Kosongkan rumah ini. saya dan keluarga baru saya akan menepati rumah ini," ucap Daniel melangkah meninggalkan sepasang suami istri itu.

Bara memeluk tubuh mungil Sea, ia tak sampai hati dengan kondisi Sea saat ini. "Sea... saya akan selalu ada buat kamu," ucap Bara menyakinkan Sea bahwa semuanya baik-baik saja.

"Cepat bereskan barang-barang kita, Sea. kita pergi dari rumah ini sekarang juga," titah Bara. sebelum itu Bara menekan hidung Sea untuk mengeluarkan darah yang mengalir di hidung Sea.

"tapi kita mau tinggal dimana, pak Bara? mama gak mungkin mau nampung kita," ucap Sea berlinang air mata. untuk pertama kali dihidup Sea merasakan di usir oleh ayahnya sendiri.

"kita tinggal berlima dirumah saya dan Tania ya?" ucap Bara memberi keputusan. Sea menggeleng cepat. Bagaimana mungkin ia tinggal serumah dengan Tania?

walau dulu ia pernah bermimpi untuk tinggal serumah dengan Tania, tapi sebagai anak, bukan sebagai madu. "Sea gak mau!" jawab Sea tegas.

"Kenapa, Ya?" tanya Bara heran.

"bapak mikir gak sih, kalau kita tinggal berlima, gimana perasaan bunda Tania? Sea gak mau bunda sakit hati," jawab Sea. "kita sewa rumah kecil aja, itu cukup kok untuk tinggal kita bertiga nantinya," ucap Sea yakin.

"Kita gak mungkin nyewa rumah, Ya. kamu kan tau kebutuhan kita banyak, saya harus bayar SPP kamu, biaya rumah tangga, saya punya dua istri, Sea. lagi pula sebentar lagi anak kita juga bakalan lahir, gimana nanti kehidupan dia kedepannya?" Bara mencoba bersabar memberikan pengertian kepada istri kecilnya itu.

"apa Sea berhenti sekolah aja? trus Sea kerja?" Celetuk gadis itu.

Bara menggeleng dengan cepat, "tidak, Sea kamu lagi hamil muda. jangan pernah ada niatan buat kerja, kamu harus sekolah. untuk sementara waktu kita tinggal bersama Tania ya?" Bara kembali mencoba untuk membujuk istri kecilnya itu.

*****

Tania membukakan pintu untuk Bara dan Sea. gadis itu mengerutkan keningnya pertanda ia heran dengan apa yang telah terjadi dengan gadis remaja itu.

"Sea? wajah kamu kenapa?" Tanya Tania. Tania melirik kearah Bara, mewanti-wanti jika Bara yang telah melakukan hal itu kepada Sea.

Tania berjalan mendekati gadis itu. Tania mengusap wajah Sea yang di penuhi oleh memar yang kebiruan "siapa pelakunya, Sea?" tanya Tania tak henti-hentinya melirik kearah Bara dan Sea secara bergantian.

"papa," jawab Sea lirih. Tania menutup mulutnya, ia tidak menyangka bahwa Daniel masih tetap memukuli Sea dalam keadaan Sea yang sedang hamil.

Tania memeluk tubuh Sea "walaupun bunda marah sama kamu, tapi bunda tetap sayang sama kamu, Sea," Tania terisak sembari memeluk tubuh gadis belia itu.

"dia bukan papa Sea, bunda," Tania kembali dibuat heran dengan penurunan Sea.

"papa Daniel bukan papa kandung Sea," ucap Sea dengan penuh emosi. Bara hanya diam, pria itu tidak bereaksi apa-apa.

"Sea..." Panggil Tania dengan lirih. Tania marah kepada Sea, sangat marah. Tania bukan wanita munafik, Tania tidak rela berbagi suami dengan orang lain. tapi apa boleh buat? Sea sudah mengandung anak dari suaminya.

usia kandungan Sea sudah memasuki ke 4 bulan. semakin lama tubuh gadis itu semakin berat dan mudah lelah, ditambah lagi dengan semua masalah yang terjadi di hidupnya.

"Tapi maaf, Sea. kamu gak mungkin tinggal dirumah ini, bunda gak mau mental Icha dan Gio rusak karena tau bahwa istri Daddy nya ada dua," ucap Tania tiba-tiba. Sea mengangguk lalu tersenyum.

"Sea juga gak bakal tinggal dirumah ini kok, bunda. Sea cuma kangen aja sama bunda, dan sekalian mampir karena Sea mau kerumah mama," Sea merasa tidak enak hati dengan perkataan Tania.

Sea merasa bahwa Tania sudah sangat banyak berubah sejak ia dan Bara menikah. tidak dipungkiri, tidak ada wanita yang ingin berbagi suami, apa lagi Tania begitu mencintai Bara.

"yaudah, kalau gitu Sea mau pamit dulu ya, Bun. Sea sama pak Bara mau kerumah mama dulu," pamit Sea berlalu pergi. menyeret kembali koper yang ia bawa dari rumah Daniel.

"Ayo, pak," ajak Sea. Bara mengangguk cepat. pria itu berpamitan kepada Tania sebelum akhirnya pria itu pergi menyusul Sea.



Hai guys!

Sorry ceritanya rada Gaje, Mon maap belakangan ini jarang up soalnya author sibuk sekolah 🥺.

Jangan lupa vote, komen dan follow pren.

Follow Ig: Chaptr794

my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang