bab 12🥀

1.6K 56 0
                                    

Sea termenung menatap jalanan yang dimana terdapat banyak kendaraan yang berlalu-lalang, air matanya mengalir seketika saat kembali mengingat ia dibentak oleh Bara hanya karena gadis itu meminta tolong kepadanya.

"kok gue lebay banget ya?" monolog Sea sembari terkekeh geli. dari perlakuan yang Bara tunjukan kepadanya sudah jelas bahwa pria itu memang tidak berminat kepadanya.

Sea bergegas berjalan menuju rumah Tania, gadis itu hanya ingin menyerahkan kotak mie goreng kesukaan Tania.

walaupun ia masih merasa canggung dengan Tania, setidaknya setelah ini Tania tidak akan menganggap bahwa Sea adalah seorang yang pengecut.

Tok

Tok

Sea mengetuk pintu rumah Tania beberapa kali. gadis itu terlihat sangat tertekan dan sangat letih tentunya. sejak hamil ini, Sea lebih sering merasakan lelah dan badannya yang terasa begitu sakit.

tak butuh waktu lama, seorang wanita berhijab membukakan pintu untuknya. ya, dia adalah Tania, wanita itu tersenyum saat melihat Sea kembali hadir setelah sekian lama gadis itu tidak menginjakkan kakinya di tempat itu.

"Maaf bunda Sea cuma mau nganterin mie goreng ini," ucap gadis itu menyerahkan sebuah kotak yang berisikan mie goreng buatannya.

Tania tampak senang menerima kotak itu, wanita itu tersenyum haru. Tania meletakan kotak itu diatas kursi lalu beralih memegang pundak Sea.

"Sea, apapun yang terjadi, bunda percaya kamu kuat. jangan pernah menyerah, Sea," ucap Tania memeluk tubuh Sea dengan sangat erat.

Tania begitu merindukan gadis yang masih sangat belia itu, gadis yang hidupnya dipenuhi oleh penderitan. tapi kenapa semesta malah mengirimkan kepadanya lelaki yang tidak menginginkannya?

Sea terdiam membatu, rahangnya sudah mengeras, dadanya sakit, batinnya terluka, seandainya Tania tau bahwa gadis di hadapannya itu berusaha mati-matian untuk menahan rasa traumanya.

Tania mengusap air mata Sea untuk pertama kalinya, walaupun sebenarnya wanita itu masih belum bisa menerima kenyataan bahwa harus berbagi suami dengan wanita lain

tapi apa boleh buat? Tania tidak mungkin menyalahkan takdir dengan apa yang telah terjadi didalam hidupnya.

Tania sedang dihadapkan dengan sebuah kenyataan yang pahit, Tania berusaha untuk tidak menyalakan Sea karena gadis itu hanyalah korban. begitupun dengan Bara, pria itu juga tidak salah.

tak lama seorang pria datang dengan motor sport andalannya, dia adalah Awan. pria yang beberapa waktu lalu menangis dihadapannya memohon agar tidak ditinggalkan. namun sayangnya Sea memilih pergi tanpa menoleh kebelakang.

"Sea...." Panggil Awan berjalan mendekati Sea. Tania melepaskan tautan antara keduanya.

Sea menoleh menatap Awan dengan tatapan sendu, membuat Awan tidak tega melihat Sea "Sea... Untuk kali ini, aku mohon jangan tinggalin aku," ucap Awan dengan begitu lirih.

Awan sudah tidak mempedulikan Tania yang sedari tadi melihat aksi keduanya dengan perasaan yang tak karuan. Tania hanya berusaha untuk mengerti keadaan Awan saat ini.

"Bu Tania, Awan mohon. ibu tolong bujuk Sea biar gak ninggalin Awan ya, Bu?" Pinta Awan memohon agar Tania membujuk Sea.

"Awan sayang sama Sea, Bu. Awan bahkan rela mati demi Sea," Awan menangis dihadapan Tania membuat wanita itu tidak ditega.

Awan menggenggam tangan Sea, namun dengan cepat gadis itu menepisnya secara kasar hingga membuat genggaman tangan Awan dan dirinya terlepas.

"Biarin gue bebas, Awan. gue gak bisa terus-terusan jalani kisah ini sama lo. gue juga pengen bebas," ucapan Sea hanya semata-mata karena ia tidak ingin Awan terus-menerus mengganggu kehidupannya lagi. Sea tidak ingin Awan terlibat dalam masalahnya yang semakin tidak ada habisnya.

Sea mencintai Awan, begitu pula dengan Awan. Sea bisa membayangkan bagaimana nanti kehidupannya setelah tidak dengan Awan lagi.

Awan meraih bahu Sea, mencoba menyadarkan gadis yang sangat ia cintai itu "Sea, kamu ingat gimana dulu perjuangan kita? perjuangan kamu? Perjuangan aku? kenapa kamu lupain begitu aja?" Awan sungguh tidak terima dengan pernyataan Sea beberapa waktu lalu yang meminta agar hubungan mereka di akhiri

Sea tersenyum sendu, gadis itu melepaskan tangan Awan yang memegang bahunya. "Maaf Awan, kita selesai," Sea pergi meninggalkan Awan dan Tania yang menjadi saksi adegan dramatis itu.

beruntungnya sebuah taxi melintas dihadapannya. dengan cepat Sea langsung melambaikan tangannya untuk menghentikan taxi itu.

setelah taxi itu berhenti, Sea dengan cepat masuk kedalamnya dan membiarkan Awan yang mengejarnya. tidak ada yang Sea lakukan di dalam sebuah Taxi selain menangis dan meratapi nasibnya.

****

Setelah turun dari taxi, Sea pun berjalan menuju sebuah taman yang ditempat itu ada sebuah danau berwarna hijau dan airnya sangat tenang dan jernih.

Sea mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan langsung dengan danau itu. ia kembali terisak, merasa bahwa hidupnya tidak berguna, hanya menjadi aib keluarga dan bahkan sekarang ia menyakiti pria yang selama ini tulus mencintainya.

"Hai anak kecil, kamu yang kuat ya didalam sana. kamu minta mukjizat sama Tuhan, aku disini juga lagi mukjizat sama Tuhan supaya aku kuat menghadapi ini semua," monolognya.

Sea menatap kosong kearah danau, pikirannya terus terbayang akan bagaimana malam itu dirinya dan Bara melakukan hal yang begitu menjijikan jika ia ingat. ia sangat membenci Chloe, membenci Tania dan beberapa orang yang telah menyuruhnya untuk pergi bersama Bara pada saat itu.

Pandangan Sea teralihkan oleh sebuah pecahan beling yang tergeletak di atas rerumputan. Sea meraih beling itu dengan tatapan yang kosong.

tanpa melihat sekelilingnya Sea berusaha menggoreskan pecahan beling itu di lengan kirinya. berharap agar rasa trauma dan sakit hatinya mampu terobati dengan melakukan self harm.

Self harm adalah suatu penyakit mental yang akan menyerang seseorang apa bila seseorang itu mengalami rasa takut, cemas, sedih, dan trauma yang berlebihan.

perilaku di mana orang tersebut melukai dirinya sendiri, baik melalui luka, luka bakar, atau pukulan. Perilaku autolitik pertama biasanya muncul selama masa remaja, dengan orang dewasa muda yang juga menampilkannya.

Biasanya penderita self harm akan melakukan (melukai diri sendiri) dengan keadaan yang sadar. mereka akan menyayat lengannya, membenturkan kepalanya kedinding, meninju dinding dan yang lebih parahnya lagi menyulutkan tangan ke api.

"jangan lakukan itu, Sea," ucap seseorang menahan tangan Sea agar gadis itu tidak berbuat nekat.

my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang