bab 6🥀

2.4K 66 0
                                    

Hari ini tepat nya di rumah tengah mengadakan rapat besar, dimana mereka semua baik keluarga dari pihak Sea maupun keluarga Bara dan Tania tengah berkumpul di sebuah ruang tamu

"sebelumnya saya minta maaf karena sudah menyita waktu bapak dan ibu, dan juga saya ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya karena bapak dan ibu sudah menyempatkan untuk hadir disini, dan itu suatu kehormatan bagi saya," Ucap Daniel membuka percakapan.

"jadi, apakah sebelumnya bapak dan ibu sudah tau tentang ini?" Tanya Daniel menatap satu persatu orang yang ada disana.

"Baik, saya sampaikan kembali. Ini anak perempuan saja satu satunya, namanya Nasea Adriana," mereka semua menatap Sea yang tengah duduk sembari menundukkan kepalanya. "anak saya ini tengah mengandung, dan usia kandungannya sudah memasuki satu bulan," beberapa orang yang awalnya memuji kecantikan Sea, kini menatap Sea dengan tatapan heran.

"dan ayah dari anak yang di kandung Sea, adalah pria yang berstatus sebagai guru yang saat ini berada di dekat kita semua," semua orang syok mendengarnya, terutama keluarga dari pihak Bara dan Tania.

"awalnya saya sempat ingin membawa kasus ini kepolisi. tapi, karena bujukan dari Sea, apa lagi Bara juga seorang guru, saya tidak ingin Bara di kucilkan oleh masyarakat," jelas Daniel kembali. orang tua Bara mengangguk setuju. Menurutnya tindakan yang diambil Daniel sangatlah bijak, pria itu tidak egois.

"Jadi, saya harap Bara dan bapak ibuk yang berada disini menerima pernikahan antara Bara kan Sea, terutama Tania. saya tau ini berat, dan saya minta maaf yang sebesar-besarnya," Ucap Daniel penuh dengan penyesalan.

"kak, gue gak tau mau ngomong apa, tapi intinya lo harus tetap jaga perasaan Tante Tania, mau gimana pun dia tetap orang yang pernah lo sayang, kak," ujar Acha menasehati Sea. Sea melirik Acha, Sea ingin marah kepada Acha, tapi Acha benar.

Sea memilih diam, dia memberanikan diri untuk menatap ke depan, ia melihat jelas bagaimana raut wajah sedih Tania saat ini, namun wanita itu berusaha untuk menutupinya.

"Bunda, maaf," cicit Sea tanpa suara, saat mata Sea dan mata Tania bertemu. Tania tersenyum lembut lalu mengangguk pelan.

"It's oke," jawab Tania tanpa suara.

"jadi bagaimana, tuan? kapan pernikahan kedua anak kita di adakan? Saya tidak ingin berlama lama," Mahen yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

Terlihat pria yang memakai jas berwarna abu abu itu tampak berpikir "bagaimana kalau Minggu depan?, tuan Glen?" Tanya Arsen ayah Bara kepada Glen ayah Tania. Pria itu mengangguk.

"Bagaimana Daniel" Tanya Mahen, Daniel mengangguk pertanda menyetujui.

Acara dimalam itu terlihat begitu canggung, Sea yang biasanya antusias jika berada didekat Tania namun sekarang gadis itu terlihat begitu canggung.

sedangkan Acha, gadis itu mencoba untuk mengakrabkan diri kepada Tania, Acha mencoba untuk membuat Tania tersenyum kembali, karena pada dasarnya Tania adalah orang yang humoris..

hingga saat acara selesai pun, Sea tidak banyak ngomong, ia segera menarik tangan ayahnya untuk keluar dari kediaman rumah Sarada dan Mahen

Sea merasa tidak nyaman jika berlama lama berada di situasi canggung seperti itu.

*****

"Pa, nanti kalau suami Sea main tangan gimana?" Tanya Sea membuka suara saat Keduanya sudah berada di dalam mobil.

Dani menatap putrinya sejenak "kenapa Sea berpikir kayak gitu? Bara seperti nya baik, rajin solat, dan yang pasti tutur katanya lembut," jawab Daniel, pria itu tidak ingin asal menilai keburukan seseorang. Entah mengapa Daniel sekarang begitu berubah.

my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang