Bab 4🥀

2.5K 66 0
                                    

Sea berlari menuju dapurnya, perutnya terasa begitu bergejolak sudah lebih dari tiga kali Sea bolak balik kekamar mandi. gadis itu memuntahkan semua isi perutnya.

kepalanya begitu sakit, rasa mual tak dapat ia hindarkan. "Sabar ya, anak kecil," gumam Sea sembari mengusap perutnya yang rata.

Sea berjalan menuruni anak tangga, disana sudah ada Daniel yang tengah duduk sambil menyeruput kopi di atas meja ruang makan.

pandangan keduanya seketika bertemu "Sea, sini," panggil Daniel dengan wajah datar khas dari seorang Daniel Adrian

Sea berjalan mendekati Daniel, sambil sesekali mewanti wanti apa yang akan di lakukan oleh ayahnya itu.

"Duduk," titah Daniel. Sea menurut, gadis itu menarik kursi yang berhadapan langsung dengan ayahnya itu. Daniel menatap Sea dengan lekat, gadis itu hanya menunduk. rasanya tidak sanggup melihat wajah Daniel yang begitu seram menurutnya.

"sudah berapa bulan?" sebuah pertanyaan singkat, namun seakan membuat darah Sea seperti berhenti mengalir.

"sudah jalan tiga Minggu," jawab Sea lemah, gadis itu sudah pasrah apa yang akan di lakukan oleh ayahnya itu.

tapi bagaimana mungkin? Sea hanya korban, ia tidak pantas mendapatkan hukuman bukan?

Daniel kembali tidak bereaksi, ia meneguk kopi yang tinggal sedikit itu hingga kandas. Daniel kembali melirik Sea dengan ekspresi yang lebih tenang dari sebelumnya "bawa ayahnya menghadap papa," Ucap Daniel tenang, namun tidak dengan Sea yang begitu syok dengan pernyataan ayahnya.

"t-tapi," belum sempat Sea mengatakan sesuatu, tangan Daniel lebih dulu terangkat mengisyaratkan agar Daniel berhenti berbicara. Sea menunduk takut, sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan pria yang selama ini berstatus sebagai ayahnya itu.

tapi setidaknya Daniel tidak menyiksanya, apakah karma Daniel turun kepada Sea? tapi bagaimana mungkin, bahkan Daniel tidak pernah memperlakukan Sea dengan baik selama ini .

Sea bergegas kembali kekamar untuk mengangguk bajunya, tujuannya saat ini adalah menuju ke rumah wanita yang biasa ia panggil dengan sebutan 'bunda'. Sea tidak berniat untuk bertemu dengan Tania, tapi Sea hanya ingin bertemu dengan pria yang telah menodainya beberapa Minggu yang lalu.

gadis itu kembali turun untuk berpamitan dengan Daniel. seperti yang di titahkan oleh Daniel, Sea akan pergi menuju rumah Bara untuk meminta pertanggungjawaban.

Gadis itu mengendarai mobil miliknya menuju kediaman keluarga Bara. perasaannya seketika campur aduk. ia masih tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Tania.

entah kenapa perasaannya lebih besar besar kepada Bara untuk saat ini ketimbang menjaga perasaan Tania. terkadang ada sebuah rasa benci di diri Sea kepada Tania. Sebab, disaat Sea benar-benar membutuhkan waktu Tania, wanita itu justru tidak pernah menghiraukan Sea.

15 menit berlalu, kini Sea sudah berada di depan gerbang komplek tempat Tania dan Bara tinggal. gadis itu sempat menghentikan mobilnya.

cukup lama Sea berdiam diri di tempat itu, berusaha memilah-milah kata-kata yang akan ia ucapkan kepada Bara nantinya

tidak mudah bagi Sea untuk langsung menghampiri Bara dan meminta pertanggungjawaban kepada pria itu. Sea kembali mengurungkan niatnya untuk mendatangi Bara.

sebuah notifikasi masuk dari ponsel milik Sea

Acha
Kakak kapan kesini?
Mama butuh bantuan kakak

Acha adalah adik tiri Sea, gadis itu adalah anak dari Mahen sebelum ia menikah dengan Sara.

sebenarnya hubungan Sea dan Acha tidak pernah semulus itu, tapi entah kenapa gadis itu selalu saja menganggap Sea sebagai kakaknya.

tanpa berpikir panjang, Sea pun segera memutar balik mobilnya untuk menuju kerumah Sara dan Mahen.

Sepertinya Sea membutuhkan ketenangan untuk waktu yang cukup lama selama. mungkin Sea akan mengirimkan surat kepada wali kelasnya dengan alasan urusan keluarga.

*****

35 menit berlalu, kini Sea sudah berada di halaman rumah Sara. rumah yang begitu luas membuat siapapun yang ingin menyendiri merasa nyaman ditempat itu.

Sea dengan langkah malasnya berjalan masuk kedalam rumah itu tanpa mengucapkan salam. seluruh mata tertuju kepada Sea yang terlihat enggan untuk hidup.

"Akhirnya kamu datang, Sea," ucap Sara memeluk tubuh Sea yang begitu kurus. Sea mengangguk lemah

"Kak, ayo jalan-jalan. Acha udah beliin Hoodie sqwictword buat kita," ujar Acha antusias

"Sorry, Cha. Gue lagi gak mood, lo pergi sendiri aja," Sea melangkah menuju kamarnya. ia sangat lelah hari ini, padahal bisa dibilang Sea tidak melakukan kegiatan apapun

Semua orang yang berada di rumah itu sudah terbiasa dengan sikap Sea yang dingin itu, sejak Sarada menikah dengan Mahen, sikap Sea berubah menjadi dingin kepada ibunya itu

"Sabar ya, Acha. suatu saat pasti kakak kamu itu bakal berubah kok," ucap Sarada berusaha untuk menghibur Acha.

Bisa di lihat dengan jelas bahwasannya Acha terlihat begitu kecewa setelah mendapatkan penolakan dari kakaknya itu.

my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang