bab 8🥀

2.1K 55 1
                                    

Bara kini sudah berada di depan rumah Sea. Setelah meninggalkan gadis gitu bersama keluarga nya, Bara pun menyusul Sea setelah dibujuk oleh Tania.

Pria itu masuk kedalam rumah Sea dengan canggung. ia masih belum siap untuk menemui gadis yang baru saja ia nikahi beberapa jam yang lalu.

"Eh den Bara ya? Mari biar bibi anterin ke kamar non Sea," ucap Bi Mirna menawarkan diri. karena sedari tadi bi mirna melihat Bara yang kebingungan mencari kamar istri kecilnya itu.

Hingga sampai lah keduanya di depan kamar Sea. pria itu menatap kagum pintu bertuliskan nama lengkap Sea.

"Yasudah, kalau gitu bibi pamit dulu ya," pamit bi Mirna kepada Bara. pria itu mengangguk.

Tok tok tok

Bara mengetuk pintu kamar Sea, pria itu terlihat canggung saat akan bertemu dengan Sea. entah kenapa rasanya sangat asing apabila berada didekat Sea.

Ceklek

Terlihat seorang gadis membuka pintu itu, ia terlihat sangat berantakan, wajahnya begitu sembab akibat menangis terlalu lama.

"Saya-"

Sea tidak mendengarkan perkataan Bara, gadis itu berjalan menuju ranjangnya dan meninggalkan Bara dengan pintu yang sudah terbuka, pertanda Sea mempersilahkan Bea masuk.

Sea membuka spray di kasurnya dan menggantinya dengan yang baru, serta Sea juga mengosongkan beberapa ruang di lemarinya bertujuan agar Bara bisa memasukkan beberapa pakaian nya di lemari itu.

dan tidak hanya itu, Sea juga mengambilkan baju kaos hitam dan celana pendek untuk di pakai oleh Bara. Pria itu tampak tertegun melihat perilaku Sea "kamar mandinya di sebelah sana, dan ini sikat gigi yang baru," seolah gadis itu mengerti jika Bara saat ini sedang lelah dan ingin mandi.

Bara mengangguk, ia berjalan memasuki kamar mandi yang terletak di kamar Sea. sementara Sean sedang mandi, Sea pun membereskan beberapa barang yang di bawa Bara untuk di letakkan di tempat yang masih muat.

Jujur, Sea takut hal yang sama akan terjadi kepadanya. kejadian pada malam saat Bara melakukan hal bejat itu kepadanya berputar seperti sebuah kaset di otaknya.

Gadis itu menggeleng cepat, bagaimana pun sekarang Bara adalah suaminya. mau tidak mau ia akan melakukan hal yang serupa seperti yang telah terjadi pada malam itu.

beberapa menit berselang, Sea teringat akan sesuatu. Bara tidak membawa handuk untuk mandi, dengan cepat Sea langsung mengambil handuk baru yang memang sudah di sediakan sebagai cadangan.

Sea segera berjalan mengetuk pintu kamar mandi itu, Sea mendengar jelas suara shower yang mengalir di dalam kamar mandi itu.

gadis itu berusaha untuk mengetuk pintu kamar pria yang beberapa jam lalu sudah resmi menjadi suaminya, namun tidak ada jawaban dari Bara.

dengan terpaksa, Sea membuka pintu kamar mandi itu dengan hati hati. Namun, Sea harus di buat kaget melihat apa yang ada di hadapannya.

Pria itu, yang tak lain adalah suaminya sendiri. Pria itu dalam keadaan tanpa busana, sepertinya ia kelihatan bingung karena lupa membawa handuk.

Sea syok saat melihat tubuh polos pria yang berstatus sebagai suaminya itu. rasa traumanya kembali menyelimuti gadis itu, jantungnya berdegup kencang. badannya seketika berubah menjadi kaku.

"Bisa ngetik pintu dulu gak?" Tanya Bara kesal. pria itu terlihat sangat malu di depan Sea.

Sea terperanjat kaget saat Bara membentaknya. Bara mendorong bahu Sea agar gadis itu menjauhkan diri darinya.

"T-tapi Sea cuma mau ngasih handuk ini buat, pak Bara," ucap Sea. Bara melihat handuk yang berada di tangan Sea pun segera menarik paksa handuk itu hingga membuat Sea hampir terjatuh.

Bara berlalu meninggalkan Sea yang bertanya-tanya dimana letak kesalahannya. apakah sampai saat ini pun Bara tidak ikhlas menikahinya?

walaupun sebenarnya ia takut jika berada di dekat Bara, tapi tidak bisa dipungkiri ia harus melayani Bara dengan sebaik mungkin karena pria itu sekarang sudah memiliki hak atas dirinya.

"kamu bisa gak usah peduli gak sih? Saya bisa sendiri, mending sekarang kamu tidur," ucap Bara dengan suara yang pelan namun menusuk.

"T-tapi, malam ini- " Sea mengehentikan ucapannya.

Bara tersenyum remeh sembari menatap Sea dari atas hingga bawah "jangan harap saya mau menyentuh kamu, Sea. ingat, yang terjadi waktu itu bukan keinginan saya," ucap Bara melangkah pergi untuk tidur.

Sea mengambil handuk yang dipakai oleh Bara tadi, gadis itu menatap wajah Bara yang terlihat sangat lelah. Sea bisa membayangkan bagaimana perasaa Bara saat ini.

ketika dirinya dipaksa untuk menikahi gadis yang tidak ia cintai seperti Sea. tapi entah sejak kapan, Sea memiliki perasaan kepada Bara.

gadis itu menghembuskan nafasnya panjang, ia cukup sadar diri dengan posisinya saat ini, ia hanya dijadikan sebagai istri kedua. namun, itu lebih dari cukup dari pada ia harus membesarkan anak yang ia kandung sendirian.

Tak lama kemudian, Sea pun berjalan mendekati Bara untuk menyusul pria itu kedalam mimpi. "maafin Sea udah bikin bunda sedih. maaf malam ini pak Bara punya Sea dulu ya, Bunda. walaupun kita berdua belum melakukan apa-apa," gumam Sea.

Gadis itu mengusap air matanya, ia begitu tidak menyangka bahwa Bara akan berlaku seperti itu kepada dirinya. padahal yang Sea tau, Bara adalah lelaki yang friendly. bahkan sebelum tragedi itu terjadi ia dan Bara sama-sama tertawa dan saling melemparkan lelucon satu sama lain.

Tapi kenapa setelah ia dan Bara menikah hal yang tidak serupa terjadi? Bahkan pria itu belum bisa menerima Sea untuk menjadi istrinya.

Sea mengangguk, gadis itu mengambil selimut dan bantal lalu bergegas meninggalkan Bara dikamarnya.

"Mau kemana?" Tanya Bara dengan suara yang berat.

"Pindah kamar," jawab Sea singkat.

"Kenapa?" heran Bara. Bara berpikir bahwa Sea memiliki trauma karena perlakuan dirinya dulu. "Gak usah, kamu tidur disini aja, saya tidur dibawah," sambungnya











Hai pren ada yang pernah suka sama gurunya sendiri gak sih?

gimana rasanya?
Dibalas atau enggak?
Atau sampai nikah?

Wahh penasaran banget nih.

jangan lupa follow Ig author ya
@chaptr794

Kita DM DM an di ig

author tunggu ya DM dari kalian

my teacher is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang