Belum sempat berinteraksi dengan Wilona, Hanni sudah keburu dirangkul Shaka. Danielle pun demikian, pacarnya Jay mengajaknya pulang. Sedangkan Enzy tak mempedulikan Wilona dan gengnya karena merasa tak punya masalah dengan mereka.
Seperti biasa Enzy saja yang akhirnya berjalan sendirian ke halte. Sedangkan yang lainnya ke parkiran dengan pacarnya masing-masing. Hal seperti inilah yang membuatnya ingin punya pacar.
Enzy menghela napas pelan saat mendapati seseorang sedang menunggunya di halte. Sudah seminggu ini Wisnu, teman sekelasnya selalu mengajaknya pulang dan berangkat bareng. Rumah mereka memang searah. Sama seperti Enzy, Wisnu juga selalu pulang pergi naik bus sekolah. Mau tak mau Enzy tak bisa menolaknya.
"Kenapa nungguin gue lagi?" tanya Enzy saat tiba di halte disambut oleh Wisnu dengan raut riangnya.
"Makan dulu yuk!" ajak Wisnu tak menggubris pertanyaan Enzy.
"Gue lagi gak laper Nu," kilah Enzy.
Sunu hanya mendengung seperti sedang mencari topik lain.
"Lo deket sama Ayen ya?" tebak Wisnu.
"Enggak." sanggah Enzy, padahal iya.
"Gue tau kok, gue sering liat lo berdua pulang bareng di gerbang belakang." tutur Wisnu.
Enzy agak panik karena selama ini ia memang selalu kucing-kucingan jika ingin bertemu Ayen. Ia merahasiakannya dari semua orang kecuali Hanni dan Danielle.
"Bukan urusan lo Nu," ujar Enzy mencoba mengintimidasi Wisnu.
"Kalian pacaran?" tanya Sunu tak terpengaruh dengan sikap ketus Enzy.
"Nu, please banget, gue tau lo cuma pura-pura, jadi berhenti deketin gue," tandas Enzy menyorot tajam mata Wisnu.
"Gue tulus Zy suka sama lo," ungkap Wisnu.
"Gue tau semua maksud lo Nu, stop act like you like me!" seru Enzy.
"Gue beneran suka sama lo Zy," tutur Wisnu seperti tak ingin menyerah.
"Lo sengaja kan deketin gue, sering ngajak gue makan, lo foto lo up di sosmed, sampe diomongin satu sekolahan di base," ungkap Enzy. "Gue tau lo lagi cari perhatian ke satu orang dengan manfaatin gue Nu." tandas Enzy.
"Zy, kok lo mikir gitu sih?" protes Wisnu.
"Jangan bohongin diri lo sendiri." kecam Enzy membuang pandangannya dari Wisnu.
Enzy terdiam saat menyadari sedang jadi tontonan para adik kelas yang juga sedang menunggu bus sekolah di halte. Tak melanjutkan uneg-unegnya, Enzy pergi meninggalkan Wisnu karena saking kesalnya.
---
Dering alarm pagi dari ponsel yang terus berbunyi membangunkan Enzy dari tidurnya. Ia merenggangkan tubuhnya sebelum akhirnya mematikan alarm di ponselnya. Matanya terbelalak saat membaca satu pesan di ponselnya.