"Kenapa sih diem aja?" tanya Hanni pada Enzy yang sejak masuk kantin hanya diam saja sambil menatap layar ponselnya.
"Galau ya?" tebak Danielle.
"Ayen..." ujar Enzy terpotong.
"Kenapa dia?" tanya Hanni.
"Gak jadi," sahut Enzy.
"Iiiisshhh...." desis Danielle menganggapi jawaban Enzy.
Enzy kepikiran ucapan Ayen tadi pagi. Seharusnya Enzy tak boleh memulainya sekalipun dapat kesempatan. Namun nasi sudah menjadi bubur, kalau ada menu reset hati di tubuhnya pasti Enzy akan menggunakannya.
"Yuk ke lapangan!" ajak Hanni menarik tangan Enzy. "Gue tau hari ini lo belom ketemu sama mas crush lo itu kan, pasti kangen." celoteh Hanni menarik tangan kanan Enzy.
"Betul, gak usah galauin ketos." tambah Danielle menarik tangan kiri Enzy.
Baru saja bangkit dari bangku di mana mereka duduk, datang Jazzel dan temen-teman sekelasnya dari arah pintu kantin. Belum apa-apa Enzy sudah salah tingkah duluan, padahalnya jaraknya masih jauh.
"Hanni tambah manis aja," puji Awan pakai microphone dengan suara chipmunk, ia adalah salah satu teman Jazzel.
Mereka berpapasan di tengah kantin.
"Gak usah ngalus, udah taken doi." tukas Haruto menempeleng kepala Awan.
"Yaudah sama temennya aja." sambung Jadden melirik Danielle dan Enzy yang sejak tadi hanya menunduk.
"Enzy yang masih jomblo, gue udah punya pacar!" tukas Danielle melindungi diri dari para bocah nakal karena mereka memang terkenal begajulan.
"Affah uyah???" ledek Azam pakai mic dengan suara chipmunk yang dipegang Awan. Mereka tertawa serempak.
Enzy sejak tadi bertameng tubuh Hanni. Ia mencoba mengangkat wajahnya yang terus saja menunduk menatap lantai. Dan Jackpot! Karena tatapan Jazzel yang ia dapati. Merasa ketahuan curi pandang, Jazzel langsung membuang pandangannya sambil memukuli lengan Azam tak jelas.
"Pasti lo belom chattan lagi sama dia ya?" selidik Danielle saat mereka keluar dari kantin.
Enzy hanya tersenyum kecut. Ia memang belum menceritakan mengenai chat Jazzel tadi pagi pada dua sahabatnya itu.
"Jiahh, girang kan lo bisa liat-liatan tadi," ledek Hanni mengunci leher Enzy yang masih senyum-senyum sendiri.
"Liat gak tadi Han? Mana salting lagi dua-duanya," seru Danielle meledek Enzy.
"Aaaa, gemes," goda Hanni geregetan sampai mengacak-acak rambut Enzy.
Untungnya Hanni tak berlama-lama menyapa kawanan bocah dari IPS 1 itu. Enzy tak bisa membayangkan jika kadar salah tingkahnya melebihi batas. Karena dulu Enzy pernah tak bisa menahan tawanya hanya karena melihat Jazzel yang bahkan tak melihatnya balik. Padahal ia sedang jalan sendirian di kantin, ketahuan sekali gilanya.