Enzy berjalan cepat ke toilet saat jam olahraga. Namun langkahnya harus terhenti saat suara Wisnu yang terus memanggilnya dari belakang. Ia terpaksa berhenti untuk mengetahui tujuan Wisnu memanggilnya.
"Kenapa?" tanya Enzy.
"Cuma mau ngobrol." jawab Wisnu.
"Ngobrol apaan?" tanya Enzy dengan kaki yang tak bisa diam karena kebelet pipis.
"Ya apaan aja." jawab Wisnu santai.
"Elo bukannya masih nunggu ambil nilai?" tanya Enzy.
"Udah kelar." jawab Wisnu.
"Udah ah, gue pengen pipis." pamit Enzy.
"Zy, bentar." tahan Wisnu.
"Kenapa lagi?" tanya Enzy berbalik arah.
"Lengan lo kenapa?" tanya Wisnu menunjuk lengan kanannya.
Enzy dengan susah payah melongok bagian belakang lengan kanannya. Ada memar di sana.
Tak menjawab pertanyaan Wisnu, Enzy langsung melarikan diri sambil memegangi lengan kanannya. Ia masuk ke toilet wanita agar terhindar dari Enzy.
Ia buru-buru masuk ke bilik toilet karena kebeletnya tak tertahankan.
Enzy menekan tombol flush pada toiletnya sambil melamun. Matanya menerawang, menatap kosong. Ia kembali memegangi lengannya dengan posisinya masih duduk di toilet.
Pantas saja ia merasakan sedikit ngilu di bagian belakang lengan kanannya. Ternyata bekas cengkraman Jazzel kemarin menimbulkan memar yang membiru hampir keunguan.
Sejak semalam Enzy memang memikirkan sikap kasar Jazzel kemarin. Ia bertanya-tanya apa mungkin Jazzel seorang yang kasar? Atau hanya kebetulan saja kemarin ia sedang emosi?
Memarnya terlihat jelas karena saat ini Enzy sedang mengenakan baju olahraga yang lengannya pendek. Enzy berkaca di depan cermin toilet, ia terus mengamati memarnya yang cukup lebar.
"Woy!"
Enzy kaget mendengar suara itu.
Hanni datang bersama Danielle setelah selesai ambil nilai, merema masih mengenakan setelan baju olahraga.
"Lo ngacain apaan tadi?" selidik Danielle mengamati lengan Enzy.
Enzy kikuk saat Danielle mendekat. Ia berusaha menjauhkan lengannya dari pandangan dua sahabatnya itu.
"Lo dapet memar dari mana?" pekik Danielle heboh saat menyadari memar di lengan Enzy.
"Bukannnn!" kilah Enzy.
"Itu, gak mungkin kepentok kan kalo posisinya di sini." ujar Danielle mengamati memarnya.
"Lo diapain sama Jazzel?" tanya Hanni tepat sasaran.