Baru pelajaran pertama Enzy sudah tak bisa fokus. Ia dihantui oleh beberapa cuitan Ayen twitter yang berisi tentang foto benda pemberian Enzy diselipkan quotes dalam bahasa inggris yang menyiratkan sesuatu. Jika dilihat dari cuitannya, semua orang pasti mengira Ayen sedang putus cinta.
Sudah 3 hari ini ia tak masuk, Felix bilang Ayen masih sakit. Felix selalu saja laporan pada Enzy, padahal Enzy tak menanyakannya sama sekali. Enzy berharap Ayen baik-baik saja. Walau ingin, tapi Enzy tak boleh menjenguknya, ia takut Ayen menjadi tambah salah sangka.
"Shaka, tolong ambil tugas yang kemarin dikumpulkan, masih ada di meja saya di ruang guru!" perintah Pak Viktor
"Siap Pak!" ujar Shaka sigap.
Entah apa alasan Shaka menarik tangan Enzy untuk ikut bersamanya ke ruang guru.
"Bantuin!" pintanya menyeret Enzy.
Sekilas Enzy menangkap tatapan Shaka sangat dingin pada Hanni. Begitu pula sebaliknya, namun tatapan Hanni lebih cenderung marah.
Saat perjalanan ke ruang guru, tak ada obrolan antara Enzy dan Shaka. Tak banyak bahan obrolan di antara mereka. Mereka sangat canggung jika hanya berdua saja.
Enzy menduga sedang ada sesuatu antara sahabatnya dengan Shaka. Setelah selesai membantu Shaka, Enzy kembali ke bangkunya. Terlihat sekali aura negatif mengitari tubuh Hanni saat ini.
"Hanni kenapa ya?" tanya Enzy pada Danielle.
"Cemburu kali," jawab Danielle tersenyum aneh.
Enzy mengernyitkan dahinya bingung. Diamnya Hanni berlanjut hingga jam istirahat. Suasana meja kantin yang diduduki oleh Enzy, Hanni, Danielle sangat canggung saat ini.
Hanni sejak tadi hanya memainkan ponselnya dalam bungkam. Padahal ada Shaka yang ikut makan di kantin bersamanya.
"Eh tau gak? Semalem gue mimpi terbang ke bulan!" seru Danielle ketawa-ketiwi memecah keheningan.
"Pake apa?" tanya Enzy.
"Pake bo'ong!" jawab Danielle lawak.
Padahal lawakan Danielle tak lucu, kenapa Enzy harus capek-capek tertawa. Itu karena suasana teramat canggung.
Hanya Enzy dan Danielle yang tertawa. Hanni dan Shaka masih diam. Shaka biasanya tak sediam ini. Mungkin imbas dari diamnya Hanni, ia jadi ikut-ikutan diam.
Tiba-tiba Hanni berdiri, ia pindah tempat duduk yang tadinya duduk di antara Enzy dan Shaka, kini ia duduk di samping Danielle. Hanni membuat Enzy dan Shaka seolah duduk berdampingan.
Hanni kini menatap Enzy dan Shaka tajam.
"Lo kenapa sih Hann?" tanya Enzy menggaruk tengkuknya.
"Lo berdua cocok, harusnya dulu jadian aja." ungkap Hanni ketus.