Dan waktu yang dinanti Enzy akhirnya tiba. Bel pulang sekolah adalah suara yang ia tunggu sejak tadi. Dengan cekatan ia membereskan semua buku dan alat tulisnya.
"Buru-buru banget yang mau pulang bareng." ledek Danielle.
Enzy hanya melet saja pada Danielle. Kemudian mengecek ponselnya yang baru saja masuk satu notifikasi dari Jazzel.
"Dia udah nunggu di parkiran." ungkap Enzy menggemblok ranselnya.
"Goodluck!" seru Hanni menghadap belakang.
"Goodluck!" sambung Danielle menyalin kalimat Hanni.
"Thanks" sahut Enzy tersenyum sangat manis pada kedua sahabatnya kemudian bergegas ke parkiran.
Tak disangka, di saat yang lain sibuk les dan bimbingan belajar untuk kelulusan dan tes perguruan tinggi negeri, Enzy malah sibuk mengejar cintanya.
Langkah besar kaki Enzy secara kilat menyusuri koridor sekolah. Ia sangat berharap tak berpapasan dengan Ayen. Dan beruntung, memang ia tak bertemu dengan ketos yang juga mengajaknya pulang bareng selain Jazzel.
Dan beruntungnya lagi, Jazzel sendirian di atas motor sportnya. Ia tak bersama teman-temannya yang biasanya selalu bareng. Enzy berhenti sebentar sebelum menghampiri Jazzel yang sedang memainkan ponselnya. Enzy mengatur napasnya yang tak teratur akibat lari-larian tadi.
Tak lupa ia bercermin di layar ponselnya untuk memastikan kondisi wajahnya. Dari kejauhan Jazzel melihat tingkah lucu Enzy tersebut. Ia kembali pura-pura sibuk dengan ponselnya saat Enzy mulai menghampirinya.
"Hai," sapa Enzy terdengar kaku matanya terus bergulir ke segala arah untuk menghindari tatapan langsung dengan Jazzel.
"Hai," sapa Jazzel turun dari motornya.
Jazzel tampak lebih tinggi jika dilihat dari dekat. Tampilannya terlihat santai, seragamnya keluar sedikit berantakan dan tidak membawa tas. Hanya ponsel saja yang langsung ia masukkan ke saku celana.
Suasana menjadi canggung karena keduanya malah sibuk menahan rasa senang yang luber hingga berubah jadi salah tingkah.
"Nih pake helmnya." suruh Jazzel.
"Makasih." sahut Enzy menerima helmnya tanpa menatap Jazzel.
Enzy memakai helmnya bersamaan dengan Jazzel yang juga memakai helm fullfacenya, diselingi dengan adegan curi pandang dalam diam.
Perjalanan pulang terasa singkat bagi Enzy. Ia masih tak menyangka bisa pulang diantar Jazzel. Jika boleh ia menginnginkan waktu tambahan untuk sekadar mengobrol. Sayangnya Jazzel hanya mengantarnya langsung ke tujuan, yaitu rumahnya.