Lima

344 61 3
                                    


Vote, Komen dan Sharekan, ya guys?

Masukan ke perpustakaan dan daftar bacaan, ya? Terima kasih

•••

Senin, 24 Oktober 2022

Setelah pulang dari sekolah di mana hari ini cukup menegangkan dan sangat kacau balau. Bagas dan Zaky mampu melewati cemoohan orang-orang yang beranggapan buruk kepada keduanya.

Bagas yang masih tidak tau banyak soal situasi saat ini hanya bisa duduk santai di sofa sambil berdesis ringan. "Dasar manusia." ujar Bagas dengan senyum miring yang dia buat.

Zaky berusaha bersikap sebaik mungkin. "Bagas, mulai besok kau tinggal bersama dengan Tante, ya?" ucap Zaky yang tengah di dapur.

Ucapan dari Zaky membuat Bagas menoleh ke Zaky yang tengah berada di dapur. "Apa maksudmu?"

"Rumah ini sudah sepi. Apa kau tidak merasakan sesuatu?"

"Rumah ini memiliki banyak kenangan. Untuk apa aku meninggalkannya dan memilih untuk tinggal di tempat lain." jelas Bagas.

"Bagas, kau tidak mengerti,"

Bagas segera bangkit dari sofa, "Sudahlah. Jangan kau banyak berbicara padaku. Hari ini aku benar-benar tidak menyukai Mama. bagaimana bisa dia seperti itu." ujar Bagas dengan senyum kecut dirinya pergi menuju kamarnya.

"Bagas--"

Zaky yang di tinggal di dapur sendiri dengan banyak pikiran yang menghantui setiap tarikan napasnya hanya bisa menahan sesak yang begitu teramat dalam.

Zaky segera mengambil ponselnya dan Mencoba untuk memanggil sang Tante dari balik panggilan yang dia buat.

"Tante."

"Ya? Bagaimana?"

"Bagas, tidak ingin pindah."

"Kau harus mengatakan hal sebenarnya kenapa dirinya harus pindah, Zaky."

"Tapi, Tante. Aku tidak ingin Bagas bersedih dan lebih menderita. Tante tau sendiri sifat Bagas seperti apa."

Terdengar hembusan napas berat dari balik panggilan itu. "Aku akan mengurusnya. Aku akan membujuk Bagas untuk bersama ku."

"Terima kasih, Tante."

"Lalu, bagaimana dengan mu? Apa yang akan kau lakukan."

Zaky tertawa kecil. "Entahlah, Tante. Tapi aku akan baik-baik saja."

"Zaky,"

"Sudah, Tante. Aku harus membuat makanan untuk Bagas." ujar Zaky berpamitan dengan sang Tante dan segera mematikan ponselnya.

Kepala Zaky Terasa begitu berat dan menyakitkan. Dirinya hanya bisa mengangkat kepalanya melihat langit-langit Rumahnya. "Aku akan berusaha untuk mengembalikan semuanya seperti awal." ucap Zaky berusaha untuk membuat dirinya baik-baik saja.

•••


Pagi ini suara ketukan pintu terdengar keras dari luar kamar Bagas. "Zaky, jangan kau mengetuk pintu kamar ku sebelum waktunya pergi ke sekolah." jawab Bagas dari dalam kamar. Bagaimana dirinya tengah berada di kasur dan benar-benar terbangun karena ketukan keras dari Zaky.

"Bagas, kau harus segera keluar!" ujar Zaky dari luar kamar Bagas.

Bagas menarik napas kesal dan bergegas untuk bangkit dari tidurnya dan membuka kasar pintu kamarnya. Dirinya menemukan Zaky tengah berdiri bersama seorang perempuan yang sangat Bagas kenal. "Apa?" Tanya Bagas dengan expresi tak acuh itu.

Tangan Bagas yang berada di gagang pintu itu langsung di genggam erat oleh perempuan yang tengah menatap Bagas tajam. "Kenapa, Tante?" Tanya Bagas dengan penuh tanda tanya itu.

"Kau di tahan atas kasus kekerasan--"

"Apa? Kekerasan? Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu." jawab Bagas dengan raut bingung itu. Bagaimana tangannya di borgol oleh sang Tante.

Zaky tidak melakukan banyak hal dia hanya diam. "Zaky, apa maksud ini semua?" tanya Bagas ke Zaky.

"Aku juga tidak tau. Tapi sebaiknya kau mengikuti Tante ke kantor Polisi." jelas Zaky.

"Untuk apa aku ke kantor polisi? Aku tidak melakukan Kesalahan apapun." terang Bagas.

Kali ini sang Tante menyeret dan menarik paksa Bagas yang baru saja bangun dari tidurnya dan bahkan belum sempat untuk mencuci mukanya. Terlihat jelas raut bingung dan takut dari Bagas.

"Zaky, Tante,"

"Sungguh. Aku tidak melakukan apapun." tutur Bagas. Berharap dirinya tidak di bawa pergi ke kantor polisi.

"Zaky, kau percaya padaku, bukan?" tanya Bagas.

Tapi Zaky tidak menunjukkan apa-apa untuk pertanyaan dari Bagas. "Sudahlah. Ayo, cepat ikut dengan ku." ucap Sang Tante.

"Tante, biarkan aku gosok gigi dan cuci muka terlebih dahulu."

"Tidak!"

"Tapi---"

Bagas di paksa masuk ke dalam mobil oleh sang Tante dan Bagas tidak bisa melakukan Apapun. "Jangan mencoba untuk melarikan diri. Jika kau melakukan itu. Kau akan mendapatkan hukuman yang lebih parah." Tegasnya. Kalimat ancaman itu berhasil membuat Bagas tidak banyak bicara dan langsung terdiam duduk di kursi belakang.

Sang Tante memberikan isyarat anggukan kepada Zaky sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya pergi dari halaman Rumah Zaky.

Zaky tersenyum tipis setelah kepergian Bagas dan Juga sang Tante. "Astaga. Kenapa Tante memiliki ide seperti ini." pikir Zaky.

"Semoga Bagas betah tinggal bersama dengan Tante." ucap Zaky sebelum akhirnya kembali untuk masuk dan mencoba untuk mengemas semuanya.

•••

Maaf, Typo

•••

Maaf aku mengunakan Kata "Tante" dari pada "Bibi" maaf kalo bahasanya berantakan. Terima kasih

Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang