DuaBelas

170 34 0
                                    


Kamis, 12 Januari 2023

•••

Mata Bagas dan Dikas sama sekali tidak berkedip, kedua laki-laki itu seperti tidak bisa bergerak dan berekspresi lebih ketika melihat sosok yang berjalan mendekati mereka.

"Bagas, Dikas. Ini dia." ucap Nanda memperkenalkan laki-laki yang sebenarnya sudah Bagas dan Dikas temui semalam.

"Bagaimana bisa?"

"Kenapa dia?"

Kedua laki-laki itu hanya bisa bertanya dan membeku, Itu membuat Nanda bingung dengan kedua rekan kerjanya itu. "Kalian baik-baik saja, bukan?" Tanya Nanda.

"Aku sudah bertemu dengan mereka berdua semalam." ujar laki-laki bernama Irfan Bachtiar itu.

Nanda membuka mulutnya karena terkejut, "Benarkah? Aku tidak tau jika kalian berdua sudah tau sejak awal. Jika begitu Tim kita akan menjadi Tim terbaik di Divisi ini." ucap Nanda dengan rasa senang itu. Tapi perempuan itu tidak tau, Bahwa pertemuan mereka tidak begitu menyenangkan.

"Tidak. Bukan seperti itu, Nanda." Terang Dikas.

"Lalu?"

Dikas tidak ingin ini menjadi lama dan semakin membuat kebingungan dengan begitu laki-laki itu berkata, "Sudahlah lupakan saja. Bagaimana jika kau memperkenalkan dirimu?" ujar Dikas.

Laki-laki bernama Irfan Bachtiar itu menunduk sedikit, "Irfan Bachtiar. Aku di pindahkan ke Divisi ini." terang laki-laki itu.

Nanda dan Dikas menunjukkan expresi senang, Namun tidak dengan Bagas yang diam dengan pandangan tajam dan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan.

"Kenapa kau datang ke TKP? Apa hal yang ingin kau lakukan?" tanya Bagas tiba-tiba.

"Menyembunyikan alasan perempuan itu di bunuh." kalimat dari Irfan membuat Bagas, Dikas, dan Nanda diam mematung.

Tapi laki-laki itu seperti tidak menyadari Maksud ucapannya, "Apa ini meja ku? Bolehkah aku mendudukinya?" tanya laki-laki itu, tapi laki-laki itu seperti tidak memiliki sopan santun dan langsung memilih duduk di meja Bagas yang belum sempat di bersihkan itu.

Bagas berbalik untuk mempertanyakan maksud Kalimat yang di katakan Irfan tadi. "Apa maksud mu?" tanya Bagas dengan berapi-api itu.

"AKU DATANG!!" Suara itu berasal dari Sinta. Bagaimana tiba-tiba perempuan itu tiba dengan membawa beberapa bawaan dengan penuh senyum mekar dari bibirnya.

"Bagas?" Sinta tertegun melihat Bagas tengah menunjukkan expresi berapi-api itu kepada Anggota Tim barunya itu.

Dikas dan Nanda juga merasa terkejut bagaimana bisa Sinta datang di waktu yang tidak pas itu. Suasana semakin tidak bisa di jelaskan, meski cukup berisik oleh beberapa orang yang berlalu lalang, tapi di bagian mereka terasa sunyi dan dingin.

Irfan melihat Sinta, "Za--" Tangan Sinta gemetar dengan begitu beberapa bawaan yang perempuan itu bawa terlepas dari tangannya.

Bagas berdesis, "Sial!" Laki-laki itu berjalan mendekati Sinta.

"Sebaiknya kita keluar." ucap Bagas mengandeng Sinta untuk pergi keluar.

Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang