DuaPuluhTujuh

95 19 3
                                    

📌 Jum'at, 14 April 2023 📌

Sebelum baca...
Harap vote, komen dan yuk bantu rekomendasi cerita ini?!

••🌼••

Malam mulai larut. Semuanya sibuk untuk membersihkan rumah Irfan yang seperti sebuah gudang terbengkalai yang kotor dan penuh debu, meski ada sang pemilik rumah yang tinggal.

"Aku akan tidur di mobil saja." ucap Dikas.

"Bagaimana bisa, rumah ini sangat penuh debu. Apa kau tidak bersin-bersin, Irfan?" tanya Nanda yang tidak habis pikir.

Irfan hanya diam. "Sudah-sudah. Nanda, Niken. sebaiknya kita masuk ke dalam kamar Irfan dan istirahat dan sisanya biarkan para laki-laki yang membereskan." ujar Rika. Perempuan itu menggandeng pergi Nanda dan Niken untuk masuk kedalam kamar Irfan.

Sedangkan para laki-laki masih diam di ruang tamu. Bagaimana Haryana dan Masyafa memegang sapu dan pel.

"Sudahlah. Jika kita diam saja, kita tidak akan segera beristirahat." ucap Dikas. Laki-laki itu sudah cukup lelah. Dirinya segera meraih sapu yang di pegang Haryana dan pergi ke salah satu kamar untuk di bersihkan.

Rumah Irfan memiliki empat kamar, dua dilantai pertama dan dua dilantai atas. Tapi, lantai atas benar-benar tidak bisa di bersihkan dalam sekali sapu dan pel.

Maka dengan begitu mereka memilih untuk membersihkan satu kamar lagi dan menata ruang tamu itu untuk menjadi tempat tidur yang nyaman.

Semuanya sibuk dengan bersih-bersih. Irfan yang melihat itu tersenyum kecil dan merasa tidak enak. "Maaf, jika rumah ku sangat berantakan. Lain kali, aku akan membersihkan semuanya." ucap Irfan.

Marapati Argamana menepuk pundak Irfan. "Tidak apa-apa. Kau seorang polisi yang pasti sibuk dan rumah ini cukup lumayan besar, itu pasti menyulitkan mu." ucapnya ke Irfan.

Setelah setengah jam semuanya sudah selesai. Rumah Irfan terlihat lebih baik ketimbang sebelumnya. Bagaimana di dalam kamar disinggahi Masyafa, Dikas dan juga Haryana. Sedangkan Irfan, Marapati dan Bagas memilih untuk tidur di ruang tamu.

Televisi yang menyala itu menemani Marapati dan juga Irfan yang melihat pertandingan bola sedangkan Bagas hanya diam dengan terus melihat ponselnya. Laki-laki itu bahkan tidak bisa tidur.

"Apa Sinta sudah tidur, ya?" pikir Bagas.

Bagas menghela napas berat. Laki-laki itu mematikan ponselnya dan mencoba untuk memejamkan matanya meski cahaya televisi membuat matanya terasa silau.

"Kenapa semuanya terasa begitu berat?" kalimat dari Bagas seolah memberikan pertanyaan untuk kedua orang yang tidur disisi kanannya.

Pertanyaan dari Bagas tentu saja tidak tepat ditanyakan kepada Marapati Argamana dan juga Irfan Bachtiar yang memang mengalami dan menanggung beban berat.

"Sebaiknya kita tidur, bukan?" tanya Marapati.

Tidak ada jawaban hanya ada anggukkan dari kedua laki-laki yang memang sudah mengantuk dan merasa begitu lelah.

Maka dengan begitu, Marapati mematikan televisi dan pergi tidur.

Disisi lain di kamar Irfan. Dimana dikamar itu berada Rika, Niken dan juga Nanda.

Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang