DuaPuluhEnam

96 20 4
                                    


Mari baca cerita ini seadanya aja...

•••

Cerita ini tidak memiliki latar. Kesamaan nama, dan karakter di dalam cerita ini adalah fiksi....


•• Pliss!! Komen dan Vote!! ••

••🍀••

"Aku menyakiti seseorang dengan sangat parah. Dan itu adalah orang yang sangat menyayangi ku, Itulah sebabnya sekarang aku sedang di hukum. Jadi, sudah jelas bahwa aku tidak akan bisa melihatnya lagi. Namun, aku tanpa malu-malu masih ingin menemuinya."

•• 🥀 ••

🌼 Selamat membaca! 🌼


Didalam kamar Irfan yang kosong itu. Rika masuk membawa nampan berisikan minuman dan biskuit. Perempuan setengah baya itu menyapa dengan ramah dengan senyum manisnya. Menemukan ketiga orang hanya diam dan tidak ada suara sama sekali.

"Apa kalian menunggu lama?" tanya Rika.

"Tidak." Balas Niken. Perempuan itu menerima nampan yang dibawah oleh Rika.

Rika cukup kesulitan membawa nampan dan beberapa catatan ditangannya. "Terima kasih." ujar Rika untuk pertolongan yang diberikan Niken.

"Sama-sama." Balas Niken dengan senyuman.

Irfan, Marapati dan Niken duduk di bawah. Bagaimana Rika juga segera duduk di hadapan ketiganya.

"Salam kenal. Aku Rika Angelina." Rika memperkenalkan dirinya ke Niken dan juga Marapati Argamana.

Niken mengangguk paham.

"Senang bertemu dengan mu. Zaky menceritakan banyak hal tentang mu." ucapan Marapati yang tiba-tiba itu mengejutkan Rika. Perempuan itu tidak bisa menutupi keterkejutan itu.

"Benarkah? Apa Zaky begitu dekat dengan mu?" tanya Rika dengan senyum kecil itu.

Marapati mengangguk. "Kita dekat. Aku ada orang pertama yang menjadi teman Zaky di hari pertamanya bekerja menjadi mata-mata." terang Marapati.

Zaky bekerja sebagai mata-mata kepolisian. Dia bekerja paru waktu yang direkomendasikan oleh Rika. Pekerjaan Zaky cukup berbahaya tapi memiliki bayaran yang tinggi.

Rika ingin menangis, entah kenapa hal kecil itu membuat rasa sakit di hatinya. "Terima kasih. Kau sudah menemaninya Zaky dengan sangat baik." hanya itu yang bisa Rika ucapkan.

"Aku akan bekerjasama untuk menyelesaikan semua masalah ini." ucap Marapati.

"Baiklah. Kita mulai dengan kesaksian mu." ucap Rika.

Irfan berdiri dan mencoba untuk pergi dari kamarnya yang tetap terlihat kosong dan hanya ada satu bingkai foto yang berada di meja tempatnya bekerja. Foto itu, adalah foto dimana dirinya, Masyafa dan Rika berfoto bersama.

"Niken, apa kau mau ikut dengan ku membeli makan malam?" tanya Irfan.

Niken mengangguk dengan seutas senyum. Perempuan itu berdiri dan berpamitan pergi meninggalkan Rika dan Marapati.

Ketika Irfan dan Niken sudah pergi, Rika dengan cepat bertanya ke Marapati.

"Kau adalah Dosen hukum di universitas Garuda merah, bukan?" tanya Rika dan Marapati Argamana mengangguk.

"Bisa kau jelaskan kenapa kau mendapatkan artikel itu yang membuat banyak orang tewas terbunuh dan sejauh apa yang kau ketahui." tanya Rika.

"Itu terjadi di saat aku mendapatkan kabar jika Zaky telah tiada. Aku memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan berniat membersihkan kamar. Namun, aku terkejut ketika melihat sesuatu di kamarnya,"

Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang