TigaPuluhSatu

95 14 0
                                    

Terima kasih 🌻

•••

Mohon maaf untuk Typo dan sebagainya....

•• 🥀 ••

Harap berikan Vote dan Komennya!

•••

Rabu, 24 Mei 2023

•• SELAMAT MEMBACA! ••

Di ruang tamu. Semuanya kembali sibuk setelah selesai makan malam. Bagaimana terlihat jelas Haryana tengah menganalisa bukti-bukti yang di temukan Nanda dan juga Irfan tadi.

Nanda duduk untuk melihat beberapa bukti baru yang baru saja mereka temukan.

"Nanda, kau tidak mengobati luka mu?" tanya Dikas.

Nanda memegang wajahnya yang terluka itu. "Tidak. Setelah aku pikir ini tidak menyakitkan." ucap Nanda.

"Kau bilang jika luka itu bisa merusak kecantikan mu." ujar Haryana. Laki-laki itu masih tetap fokus melihat laptopnya.

Nanda ingin sekali melempar Haryana dengan apa saja yang akan membuatnya sakit.

"Aku cantik! Meski dengan luka ini."

"Kau selalu cantik. Sudahlah jangan berisik." ucap Dikas.

Semuanya yang berada di ruang tamu menoleh ke Dikas yang tetap dalam posisinya yang mencoret-coret selembar kertas di meja itu.

Sinta menepuk Bagas yang berada tepat di sampingnya. Perempuan itu syok bukan main. Bertahun-tahun berteman dengan Dikas. Sinta sangat tau bahwa sikap Bagas dan Dikas hampir sama. Tapi kali ini.

Tiba-tiba di keheningan itu ponsel Bagas berbunyi keras.

"Astaga. Siapa yang menelepon jam segini?"

Bagas melihat siapa yang menelepon. "Kepala Yohan Ratzana." ucap Bagas.

Semuanya diam dan Bagas segera mengangkatnya.

"Ya, pak?"

"Hei! Kau kemana saja! Kau dan tim mu tidak bekerja? Cepat kembali!"

"Tapi..."

"Cepat!!"

Panggilan itu berakhir tiba-tiba. Membuat Bagas diam.

"Dia marah-marah, bukan? Apa kita akan terkena masalah?" tanya Nanda.

"Sebaiknya kita kembali, bukan?" kali ini Dikas membuka suara.

"Ya. Sebaiknya kita kembali. Aku berpikir ini akan menjadi rumit." ucap Bagas.

Ketiganya hendak pergi tapi Rika tiba-tiba keluar. "Kalian bertiga mau kemana?" tanyanya.

"Kita akan kembali ke kantor. Sepertinya kita mendapatkan masalah." ucap Bagas.

Rika menghela napas panjang. "Pergilah. Aku akan mengabari lagi nanti." ucapnya.

"Aku juga sebaiknya pulang. Aku harus kembali bekerja." ucap Sinta.

Rika mengangguk. Keempatnya memutuskan untuk pergi di malam itu. Meski sudah cukup malam. Tapi mereka tetap memutuskan untuk pergi meninggalkan sisanya.

Niken datang dengan obat yang akan menjadi obat untuk mengobati luka Nanda. Tapi perempuan itu tidak melihat keberadaan Nanda.

"Apa Irfan sudah tidur?" tanya Rika.

Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang