Enam

325 53 2
                                    


Baca Elit, Vote sulit?!

Selebeng!!!

Rabu, 21 November 2022

•••

Siang ini di danau Zaky berjalan mendekati seseorang yang berdiri di tepi danau dengan cuaca terik itu. "Apa aku datang terlalu lama?" tanya Zaky dengan senyuman itu menanyakan kepada perempuan yang menunggunya itu dan itu adalah Sinta yang berdiri menunggu kedatangan Zaky dan masih mengenakan seragam sekolah miliknya.

"Aku juga baru tiba." ujar Sinta.

Zaky meletakkan tangannya di dahinya Karna cuaca cukup terik dan panas, meski angin terhembus kencang. "Apa kau berniat untuk berbicara disini dengan cuaca seperti ini?" tanya Zaky ke Sinta.

Sinta melihat beberapa orang tengah memainkan permainan air dimana perahu berbentuk kapal itu. "Zaky, bagaimana jika kita berbicara sambil memainkan itu?" ucap Sinta memberikan saran.

Zaky mengangguk setuju, "Baiklah. Itu lebih baik, ketimbang harus merasakan cuaca panas siang ini." ucap Zaky.

Sinta dan Zaky berjalan pergi menuju tempat dimana mereka bisa menyewa perahu berbentuk Bebek yang akan mereka kayuh.

"Terima kasih."

Kali ini mereka sudah duduk dan tengah sibuk untuk bekerja sama mengayuh bebek perahu itu menuju tengah dan setelah hal yang cukup menyulitkan dan melelahkan, mereka akhirnya tiba. "Astaga. Ini melelahkan." desis Sinta dan di tanggapi kekehan oleh Zaky.

"Bukan salah ku. Kau sendiri yang memintanya." terang Zaky.

Sinta hanya bisa tersenyum untuk itu dan keduanya diam untuk beberapa saat di mana Sinta tengah melihat sekeliling dan sedangkan Zaky diam dengan tatapan kosong.

"Sinta,"

"Ya?"

"Apa aku boleh meminta tolong kepada mu?"

Sinta langsung menoleh melihat Zaky itu, "Apa yang ingin kau minta?"

"Jaga Bagas untuk ku."

"Kenapa kau meminta hal itu? Kau bisa menjaganya sendiri. Kau tau sendiri, Bagas itu menyebalkan." ujar Sinta.

"Aku akan keluar dari sekolah--"

Sinta langsung menatap tajam Zaky dengan keterkejutan itu, "Apa maksud mu?!"

Zaky kali ini melihat Sinta dan keduanya saling bertatapan. "Sinta, aku harus berjuang untuk hidup Bagas dan hidup ku. Saat ini kita tidak memiliki apapun yang bisa kita lakukan."

"Zaky!"

Zaky memegang kedua tangan Sinta dengan genggaman erat itu. "Aku tidak ingin merepotkan Tante ku dan aku ingin menghasilkan uang sendiri."

"Tapi, bagaimana dengan pendidikan mu? Kau adalah murid yang berbakat, apa kau akan merelakan itu?" tanya Sinta dan di beri anggukan dari Zaky yang berarti dia memutuskan untuk berhenti kepada pendidikannya saat ini.

"Zaky, itu akan sangat sayang. Kau harus menunggu untuk lulus." ujar Sinta meminta Zaky untuk bertahan hingga dia lulus.

"Tidak ada waktu dan itu akan lebih menyulitkan. Kau tidak perlu khawatir, aku bisa melanjutkan pendidikan ku lain kali. Tidak ada kata terlambat untuk belajar." jelas Zaky.

Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang