Maaf, untuk typo dan sebagainya.
Aku harap kalian selalu dukung aku, dengan Vote, komen dan Sharekan, ya. Terima kasih.[Warning!!]
Cerita ini tidak memiliki latar tempat. Jadi silahkan beranggapan sendiri sesuai keinginan Anda!! Cerita ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun dan Real dari pemikiran sendiri.
Detektif/Reserse
Anggaplah sesuai keinginan kalianTerima kasih
•••Rabu, 28 Desember 2022
Pagi ini Bagas tiba di kantor polisi. Laki-laki itu tiba dengan hati yang baik dan senyum tipis. Bagaimana kehadirannya membuat orang-orang bertanya dan anggota Tim merasa Bingung dengan sikap Bagas pagi ini.
"Heum... Kau mencium hal aneh tidak, Dikas?" pertanyaan itu berasal dari Pemimpin Tim yang beranggotakan empat orang itu.
Dikas menggeleng, "Aku tidak tau, Pak. Tapi aku sudah sangat lama tidak melihatnya seperti pagi ini." ujar Dikas.
"Kau Nanda?" lagi tanya pemimpin Tim kepada seorang perempuan yang tengah sibuk makan itu.
Perempuan itu menggeleng, "Entahlah." Katanya singkat.
Bagas merasa bingung, "Kenapa? Apa salahnya jika aku berbunga-bunga dan bahagia? Apa kalian tidak suka itu?" ucap Bagas.
"Tentu saja. Bagaimana cuti sehari yang kau ambil. Apa kau menghabiskan banyak waktu dengan Sinta?" ujar Dikas.
Bagas mengangguk dengan senyum kecil itu. Laki-laki itu duduk di mejanya setelah mengambil cuti kemarin untuk lebih dekat dengan Sinta. "Dikas, bagaimana perkembangan kasus perempuan yang tewas di bak itu?" tanya Bagas ke Dikas.
"Kau akan langsung bekerja?" tanya Dikas.
"Dikas, kenapa kau bertanya. Aku yakin Bagas akan sangat berapi-api." ucap Nanda dengan mulut penuh itu.
"Habiskan saja makanan mu!" ujar Bagas.
Dikas menyerahkan berkas-berkas yang penuh di mejanya dan dia letakan di meja Bagas. "Apa ini semuanya berkas-berkas kasus kemarin?" tanya Bagas memastikan itu ke Dikas.
"Ya. Aku tidak melihat hal yang serius,"
"Jadi, apa kau sudah menemukan pelaku dan motif pembubuhan?" tanya Bagas.
"Aku belum bisa menyimpulkan."
Bagas mengangguk. "Baiklah. Terima kasih. Kau bisa fokus dengan pekerjaan mu. Aku akan mengurus ini." ucap Bagas. Dikas mengangguk dan kembali duduk di mejanya.
Bagas mulai melihat berkas-berkas itu dan berjam-jam lamanya dia duduk. Tidak ada hal yang bisa dia simpulkan. "Sial." desis Bagas.
"Apa kau menemukan sesuatu?"
"Pantas saja Dikas tidak menemukan sesuatu. Ini berkas sama sekali tidak berguna!" Bagas menghempaskan kasar beberapa lembar kertas di tangannya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Mystery / ThrillerHal-hal yang sudah menjadi kesalahpahaman tidak akan bisa di satukan kembali dengan posisi yang utuh dan dengan cerita yang sama. Bagas tidak pernah sekalipun berniat membenci Zaky. Laki-laki itu hanya merasa tidak pernah bisa menjadi apa yang dirin...