12 - Adam Sialan

2.5K 440 27
                                    

• selamat  membaca •__________KS__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• selamat  membaca •
__________KS__________

12 – Adam Sialan

°°°

Jam dinding menunjukkan pukul delapan malam, aku, Akbar, si Hana, si Malik, si Ica, dan si Wahyu berkumpul di ruang kumpul lantai dua. Semenjak si bewok datang ke kosan ini kami hampir tidak pernah kumpul di bawah lama-lama, selain memang kurang asyik juga menghindari pantauan laki-laki galak itu dari rumah seberang.

Kami semua kumpul dengan kelelahan. Tadi sore bang Adam meminta kami untuk membersihkan halaman depan kosan beserta memotong tanaman supaya terlihat lebih asri. Pekarangan kosan memang sudah jelek karena terakhir kali dibersihkan akhir tahu lalu, itu pun Bu Kos menyuruh tukang bukan menyuruh para penghuni. Sedangkan si bewok malah meminta kami yang baru pulang dari urusan masing-masing untuk menuruti perintahnya, seharusnya tidak kami turuti meski imbalannya satu kotak pizza, tapi tahu sendiri laki-laki tua itu tidak akan berhenti mengoceh kalau kami belum menuruti kemauannya.

"Bu Kos kok tega banget ya biarin kita sama manusia penjajah kayak Bang Adam," celetuk si Wahyu sembari memakan pizza.

"Ngeluhlu banyak, makanan dari dia lu embat juga!" sahutku sebal. Ya meski aku juga memakannya. "Tapi mending dimakan sih, daripada enggak. Kesannya kita mau kerja gratis buat dia. Ogah banget."

"Apalagi waktu tadi dia nunjuk-nunjuk supaya gua motong tanemannya sama kayak maunya dia, pengen gua botakin sebenernya tuh taneman kalau enggak inget Bu Kos, sekalian gua botakin juga tuh rambut sama bewok Bang Adam biar kayak cilok rebus!" ungkap si Malik frustrasi.

"Semangat banget, Lik, maki-makinya," sahut Akbar terkekeh. Dia lagi makan pizza juga sama kayak yang lain, tapi dia tetap ganteng walau lagi makan.

"Tapi sumpah, Ca, kerja sama kita tadi waktu pura-pura selangnya gak ada air itu sesuai rencana banget. Sukurin dah tuh air nyembur ke burungnya," ujar si Hana tertawa diikuti teman samping kamarnya. "Eh untung dia pake sempak ye, kalau enggak si gue rasa besok juga udah langsung balik lagi ke tempat kerjanya atau nyusul bu Kos."

Kami semua tertawa, kejadian selang air memang hal paling bikin ketawa di antara stres yang dihadapi sore tadi. Kukira memang selang airnya macet, ternyata itu bagian dari rencana si Hana dan si Ica yang tidak kami ketahui. Saat aku mengumpulkan sampah tiba-tiba si Ica mengeluh airnya tidak keluar yang setelah si Hana jelaskan ternyata selangnya ia injak saat tengah memotong rumput, begitu bang Adam mendekat si Hana melepas injakannya sehingga selang yang tengah si Ica pegang menyembur bagian depan bawah Bang Adam.

"Harusnya kita videoin nggak sih? Buat ngasih tahu Bu Kos," ucap si Ica tak bisa berhenti tertawa yang membuat tawa kami semua membeludak.

"Ada CCTV sih, tapi paling udah dia hapus." Si Hana menanggapi.

Beberapa saat setelah percakapan itu kami masih tertawa dengan mengunyah pizza yang rasanya enak saja dinikmati saat tengah capek begini, tapi setelah itu tawa kami surut diambil alih oleh hening.

KOSAN CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang